Pengertian Perbedaan Sifat dan Perilaku menurut fikih

E. Perbedaan Karakter Suami-Isteri dalam Keluarga Menurut Hukum Islam

1. Pengertian Perbedaan Sifat dan Perilaku menurut fikih

Islam adalah agama perdamaian. 36 Maka dari itu segala bentuk perselisihan yang diakibatkan dari perbedaan antara sesama harus diminimalisir sedikit pun kalau perlu ditiadakan sama sekali. Islam dan masyarakat muslim terkait erat dengan tiga hukum bawaan Rasulullah Muhammad SAW baik hukum-hukum yang tertera dalam Nash-nash Al-Qur’an maupun al-Hadits. Hubungan-hubungan tersebut menjadi sebuah tatanan hukum yang menurut Fathurrahman Djamil antara lain mengatur tatanan hidup manusia secara Vertikal hubungan manusia dengan Tuhannya dan secara Horizontal antara sesama manusia. 37 Selanjutnya menurutnya bahwa kebanyakan ahli fiqih telah menetapkan kaidah bahwa hukum asal segala sesuatu dalam bidang material dan hubungan antara sesama manusia mu’amalat adalah boleh, kecuali apabila ada dalil yang menunjukkan sesuatu itu diterlarang. 38 Tatanan hidup manusia terkait dengan Hubungan manusia pada Tuhan mengenai masalah-masalah Ukhrawi kebanyakan mengandung prinsip-prinsip yang khusus dan baku. Sedangkan dalam masalah-masalah keduniaan, dapat dikatakan bahwa Islam hanya mengajarkan prinsip-prinsip umum. Islam tidak mengetengahkan 36 Tarmizi Taher, Menuju Ummatan Wasathan—Kerukunan Beragama di Indonesia. Jakarta: PPIM-IAIN,1998, Cet.2, h.133 37 Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam,Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, Cet.1, h. 40 38 Ibid., h.40 pola yang final tentang bagaimana masalah-masalah duniawi seharusnya diatur. 39 Hadirnya fikih di tengah-tengah masyarakat Islam membuktikan bahwa masalah- masalah keduniawian yang ada semakin kompleks dan membutuhkan interpretasi- interpretasi yang segar terhadap nash-nash Al-Qur’an maupun Hadits. Fikih secara sederhana memilki pengertian sebagai pengetahuan mengenai hukum-hukum Syari’at yang dihasilkan dari penalaran teks-teks keagamaan Al- Qur’an maupun al-Hadits yang berkaitan dengan aturan tingkah laku manusia. 40 Kata Syari’ah secara harfiah berarti “Jalan menuju tempat air,” atau dalam kata lain “sumber kehidupan”. Namun, kasarnya syariah adalah keseluruhan perintah Allah SWT kepada orang mukmin. Karena kata syariah mencakup Norma-norma akidah, hukum dan akhlak. 41 Syariah juga menjadi sumber hukum dan petunjuk moral, pijakan untuk hukum maupun etika. 42 Sedangkan Fazlur Rahman mendefinisikan Syariat sebagai jalan yang ditetapkan oleh Tuhan dimana manusia harus mengarahkan hidupnya untuk merealisir kehendak Tuhan. Ia merupakan konsep praktis yang berhubungan dengan tingkah laku pribadi an sich. Tetapi di sini menyangkut seluruh tingkah laku— 39 Tarmidzi, Menuju Ummatan Wasathan—Kerukunan Beragama di Indonesia h,109 40 Faqihuddin Abdul Qadir, ed, Fiqih Anti Trafiking: Jawaban atas Berbagai Kasus Kejahatan Perdagangan Manusia dalam Perspektif Hukum Islam Jakarta:Fahmina-Institute, 2006, Cet.I, h.4 41 Cik Hasan Bisri, ed, Kompilasi Hukum Islam dan Peradilan Agama dalam Sistem Hukum Nasional, h. 117 42 John L. Esposito, Islam Warna-warni: Ragam Ekspresi menuju “Jalan Lurus”al-Shirat al- Mustaqim, Penerjemah Arif Maftuhin, Jakarta: Paramadina, 2004, Cet.ke-1, h.94 spiritual, mental dan fisik. 43 Artinya Agama mengatur segala sesuatu termasuk di dalamnya karakter yang berhubungan dengan sifat serta tingkah laku manusia baik berupa ajaran terhadap keimanan, kepribadian maupun fisik seseorang. Karakter merupakan merupakan tabiat, watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya. 44 Perbedaan Karakter yang berkaitan dengan sifat dan prilaku suami-isteri memang tidak memiliki pengertian khusus di dalam hukum Islam dalam hal ini fikih, hanya saja memang Islam banyak membicarakan permasalahan yang berkaitan dengan akhlak yang pada akhirnya membuahi sifat dan perilaku umat sendiri baik terhadap Tuhannya, sesamanya maupun lingkungannya. Sedangkan pada hakikatnya akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. 45 Secara umum sifat memiliki pengertian rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda, tanda lahir. 46 Menurut Raymond B. Catttell seorang psikolog mendefinisikan sifat sebagai suatu “struktur mental”, suatu penyimpulan yang 43 Fazlur Rahman, Islam Penerjemah Ahsin Mohammad, Bandung: Pustaka, 2003, cet.V, h.141 44 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, h.512 45 Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994, cet.2, h.3 46 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke III, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Cet.4, h.1062 didasarkan pada tingkah laku yang dapat diobservasi untuk menjelaskan keteraturan atau regulitas dan ketetapan atau konsistensi dalam tingkah laku ini. 47 Sedangkan perilakutingkah adalah ulah perbuatan yang aneh-aneh atau yang tidak sewajarnya, lagak, canda. 48 Perilaku pada umumnya berorientasi pada tujuan goal-oriented. Dengan kata lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. 49 Sedangkan perbedaan sendiri memiliki arti beda, selisih. 50 Perbedaan merupakan keadaan, sifat dan karakter yang diciptakan Tuhan dengan tujuan agar manusia saling mengenal, berinteraksi, saling memahami dan memberi manfaat satu sama lain. 51 Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakter erat kaitannya dengan sifat dan perilaku seseorang, dengan kata lain bahwa perilaku seseorang menunjukkan sifat orang tersebut. Sedangkan perbedaan karakter kaitannya dengan isteri terhadap suaminya di sini adalah perbedaan atau perselisihan mengenai pandangan terhadap Sifat dan perilaku pasangan dalam rumah tangga sehari-hari. 47 A. Supratiknya ,ed, Psikologi Kepribadian III Teori Sifat dan Behavioristik, Yogyakarta: Kanisius, 1993, h.149 48 Ibid., h.1197 49 J.Winardi, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta: Rajwali Pers, 2008, h.32 50 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke III, h.90 51 Http:Niahidayati.NetMemahami-Dan-Menyikapi-Perbedaan-Dengan Pengertian.Html , diakses pada Jum’at 25 April 2011, pukul 16.57 WIB

2. Faktor penyebab serta Pengaruh Perbedaan Karakter Suami-Isteri