Perbedaan Cerai Talak dengan Gugat Cerai

Jadi, secara historis hukum perceraian telah dikenal dan dipraktikkan umat manusia sepanjang masa dengan cara yang sangat tidak adil dan bersifat semena- mena. Islam datang meluruskan hukum perceraian itu, dan melaksanakannya secara adil dan benar antara suami dan isteri yang bertikai itu. 21 Sebagaimana Al-Qur’an di bawah ini menganjurkan bagi tiap-tiap suami yang hendak menjatuhkan talak pada isterinya untuk memetakan kondisi-kondisi psikis isteri pada saat akan dijatuhkan talak oleh suami. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat at-Thalaq ayat 1: ﺎﻳ ﺪِﻌﻟﹾﺍ ﺍﻮﺼﺣﹶﺃﻭ ﻦِﻬِﺗﺪِﻌِﻟ ﻦﻫﻮﹸﻘﱢﻠﹶﻄﹶﻓ ِﺀﺎﺴﻨﻟﺍ ﻢﺘﹾﻘﱠﻠﹶﻃ ﺍﹶﺫِﺍ ﻲِﺒﻨﻟﺍﺎﻬﻳﹶﺍ ِﺓ ﻕﻼﻄﻟﺍ ٦٥ : ١ Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu menceraikan mereka pada waktu mereka dapat menghadapi iddahnya yang wajar dan hitunglah waktu iddah itu.”Q.S. Ath-Thalaq65: 1 Rasulullah Saw bersabda dalam haditsnya: ﹶﻝﺎﹶﻗ ﺎﻤﻬﻨﻋُ ﷲﺍ ﻲِﺿﺭ ﺮﻤﻋ ِﻦﺑﺍ ِﻦﻋ : ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋُ ﷲﺍ ﻰﱠﻠﺻ ِﷲﺍ ﹸﻝﻮﺳﺭ ﹶﻝﺎﹶﻗ : ِﻝﺎﹶﻠﹶﳊﹾﺍ ﺾﻐﺑﹶﺃ ﻕﺎﱠﻠﱠﻄﻟﺍ ِﷲﺍ ﻰﹶﻟﺍِ . ﻪﻟﺎﺳﺭﺍ ﰎﺎﺣ ﻮﺑﺍ ﺢﻌﺟﺭﻭ ﻢﻛﺎﳊﺍ ﻪﺤﺤﺻﻭ ﻪﺟﺎﻣ ﻦﺑﺍﻭ ﺩﻭﺍﺩ ﻮﺑﺍ ﻩﺍﻭﺭ ٢٢ Artinya: “Dari Ibnu Umar, Rasulullah saw bersabda, perbuatan halal yang sangat dibenci oleh Allah SWT ialah talak.” HR. Abu Dawud dan Hakim dan disahkan olehnya.

C. Perbedaan Cerai Talak dengan Gugat Cerai

Secara garis besar, cerai talak dengan cerai gugat merupakan dua kata yang berbeda, namun keduanya juga memiliki persamaan. Penulis sebelumnya 21 Ibid., h. 315 22 Sayyid Imam Muhammad bin Ismail al-Kahalani dan Ash-Shon’ani, Subulus Salam, h.168 memaparkan pengertian perceraian secara umum dengan pengertian yang juga umum, namun di bawah ini akan penulis paparkan perbedaan kedua cerai secara mendalam. Perceraian merupakan jalan akhir dari sebuah permasalahan yang terjadi dalam keluarga setelah juru damai tak mampu lagi mendamaikan kedua belah pasangan yang bertikai. Bila pernikahan tersebut terus dilangsungkan maka akan saling timpangnya hak dan kewajiban masing-masing pasangan karena satu sama lain sudah tidak lagi sejalan dalam mengemudikan kendali rumah tangga. Dalam lingkungan Pengadilan Indonesia dikenal dua sifat atau corak mengajukan permintaan pemeriksaan perkara kepada Pengadilan. Yang pertama disebut “permohonan” dan lainnya disebut “gugatan”. 23 Yang dalam bahasa sehari- hari kita mengenalnya dengan istilah cerai talak dan gugat cerai. Menurut Rachmadi Usman misalnya dalam bukunya Aspek-aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia menyebutkan pengertian cerai talak yang berarti putusnya ikatan tali perkawinan sebab dinyatakan talak oleh seorang suami terhadap isterinya yang perkawinannya dilangsungkan menurut hukum Islam. 24 Jadi, cerai talak merupakan cerai yang dilakukan oleh suami dengan alasan- alasan yang dibenarkan oleh agama maupun Undang-undang. Dalam hal ini suami sebagai pemohon harus mengucapkan ikrar talaknya di muka sidang. 23 Elfrida R Gultom, Hukum Perdata, Jakarta: Literata, 2010, h.16 24 Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, Cet.1, h.400 Sedangkan cerai gugat adalah putusnya ikatan perkawinan yang disebabkan adanya gugatan perceraian seorang isteri yang melangsungkan perkawinan menurut agama Islam atau isteri yang melangsungkan perkawinannya menurut agamanya dan kepercayaannya itu. 25 Menurut Subekti, dalam kamus hukumnya menyatakan gugatan berasal dari kata gugat dengan akhiran “an”, yaitu penarikan ke muka hakim Pengadilan untuk dimintakan perhukuman perkara perdata. 26 Subekti merumuskan bahwa perceraian adalah penghapusan perkawinan dengan putusan hakim atau tuntunan salah satu pihak dalam perkawinan ketika para pihak masih hidup dengan alasan yang dapat dibenarkan dan ditetapkan dengan suatu putusan Pengadilan. 27 Dalam literatur fiqh, cerai gugat disebut sebagai khulu’ yaitu suatu perceraian yang diminta oleh seorang isteri dengan adanya tebusan dari pihak isteri, tentunya disertai dengan alasan-alasan yang rasional. Khulu’ tersebut bisa terjadi ketika sang isteri dalam keadaan suci atau tidak haid, karena khulu’ itu sendiri terjadi akibat permintaan isteri. Namun dalam hal ini suami tidak boleh dipaksa menerima permintaan talak tebus khulu’. 28 25 Ibid.,hal.401 26 Subekti, Kamus Hukum, Jakarta: Paradya Paramita, 1982, h.49 27 Ibid., h.15 28 Muhammad Ibnu Qasim, Fathul Qarib terj, Kudus: Menara Kudus, 1983, Cet.1, h. 58 Jadi cerai gugat adalah salah satu cara bagi suami-isteri yang menginginkan perpisahan dalam rumah tangganya disebabkan suatu alasan yang mengharuskan mereka untuk berpisah, dengan permintaan atas keinginan isteri sendiri. Dalam definisi disebutkan cerai gugat adalah cerai yang didasarkan dengan adanya gugatan yang diajukan oleh isteri, agar perkawinan dengan suaminya menjadi putus. 29

D. Alasan dan Tata Cara Perceraian