Dasar Hukum Perceraian PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

b. Melaksakan perkawinan adalah ibadah c. Ikatan perkawinan bersifat mitsaqon gholidzan 11

B. Dasar Hukum Perceraian

Perceraian merupakan jalan akhir dari segala upaya yang dilakukan oleh suami-isteri maupun Pengadilan dalam mengambil solusi dari masalah yang dihadapi suami-isteri dalam sebuah keluarga. Di Indonesia Perceraian sering juga disebut sebagai talak, walaupun pada hakekatnya tidak semua perceraian dapat disebut talak. Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika dalam buku Azas-azas Perkawinan Indonesia 12 menjelaskan bahwa talak adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh suami untuk menolak atau menghentikan berlangsungnya suatu perkawinan. Menurut Hisako Nakamura dalam bukunya Perceraian Orang Jawa, talak adalah satu bentuk perceraian yang dinyatakan oleh suami secara lisan atau tulisan, dengan bunyi: “Aku talak engkau” atau “Aku ceraikan engkau”, juga bisa digunakan kata-kata lain yang sama artinya, dimana maksud suami menceraikan isterinya itu jelas . 13 11 Bisri, Cik Hasan. Kompilasi Hukum Islam dan Peradilan agama di Indonesia, h.51 12 Djoko Prakoso I Ketut Murtika, Azas-azas Hukum Perkawinan di Indonesia, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987, Cet ke-1, H. 178 13 Hisako Nakamura, Perceraian Orang Jawa, Studi tentang Pemutusan Perkawinan di Kalangan Orang Islam Jawa. Penerjemah H. Zaini Ahmad Noeh, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1991, h. 34 Sedangkan dalam Islam Perceraian sendiri berasal dari bahasa arab ﻖﻠﻃ – ﻚﻠﻄﻳ - ﺎﻘﻠﻃ yang berarti pemutusan 14 . Dalam istilah perkawinan Islam talak menurut bahasa artinya perpisahan dan melepaskan. Sedangkan menurut syara’ adalah melepaskan ikatan suami-isteri yang sah oleh pihak suami-isteri dengan lafal tertentu atau yang sama kedudukannya seketika itu atau masa mendatang. 15 Mengenai talakperceraian, Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqh al-Sunnah, memberikan definisi sebagai berikut: ﺣ ﱡﻞ ﺮﻟﺍ ِﺑﺍ ﹶﻄ ُ ﺔ ﻟﺍﺰ ﻭ ﻧِﺍﻭ ِﺔﻴِﺟ ﹾﺍ ُﺀﺎﻬ ﹸﺔﻴِﺟﻭﺰﻟﺍ ﹸﺔﹶﻘﹶﻠﻌﻟ ١٦ Artinya: “Lepasnya ikatan perkawinan dan mengakhiri hubungan suami isteri.” Kamus Istilah Fiqh juga menjelaskan makna talak yang berarti melepaskan ikatan perkawinan nikah dari pihak suami dengan kata-kata sighat tertentu. Misalnya si suami mengatakan kepada isterinya: “engkau telah ku talak.” 17 Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa pada intinya perceraian talak ialah pemutusan hubungan suami-isteri dengan 14 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progresif, 2002, Cet.25, h.861 15 Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqih Muslimah, Jakarta: Pustaka Amani, 1999, Cet.3, h.279 16 Sayyid Sabbiq, Fiqh as-Sunnah, Juz. 2, Kairo: Al-Fathu I’lami Al-Araby, 1990, h.206 17 M. Abdul Mujieb, Mabruri Thalhah, Syafi’ah AM, Kamus Istilah Fiqh, h.181 menggunakan lafadz-lafadz tertentu yang dapat mengakibatkan putusnya hubungan perkawinan antara suami-isteri. Sebagaimana kita ketahui bahwa pernikahan memiliki kekuatan yang mengikat antar pihak suami maupun isteri, namun dengan adanya perceraian, kekuatan yang tadinya mengikat dan sangat kokoh mitsaqon ghalidzan akan runtuh bahkan tidak jarang antara suami-isteri atau keluarga masing-masing saling bermusuhan karena perceraian tersebut. Dalam Islam sendiri, perceraian antara suami dengan isteri memang bukan lagi menjadi hal baru. Bahkan, praktek perceraian sudah ada jauh sebelum umat Nabi Muhammad Saw. Menurut hukum Yahudi kuno 18 , seorang suami dapat menceraikan isterinya karena sebab apa pun yang dilakukannya dan tak disebagai suaminya, serta tak ada ketentuan untuk menengahi dan membatasi kekuasaan suaminya. Di Romawi, suami mempunyai hak untuk begitu saja membunuh isterinya dengan membuat perbuatan-perbuatan seperti meracuni, minum-minuman keras, dan menukar anak haram. 19 Sedangkan orang arab, hak suami untuk menceraikan isteri tidak ada batasnya. Mereka tidak mengenal aturan perikemanusiaan atau keadilan dalam memperlakukan isteri-isterinya. 20 18 A. Rahman I Doi, Syariah The Islamic Law; Karakteristik Hukum Islam dan Perkawinan,penerjemah Zaimudin dan Rusydi Sulaiman Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,1996, Cet. 1, h.312 19 Ibid., h.314 20 Ibid., h.314 Jadi, secara historis hukum perceraian telah dikenal dan dipraktikkan umat manusia sepanjang masa dengan cara yang sangat tidak adil dan bersifat semena- mena. Islam datang meluruskan hukum perceraian itu, dan melaksanakannya secara adil dan benar antara suami dan isteri yang bertikai itu. 21 Sebagaimana Al-Qur’an di bawah ini menganjurkan bagi tiap-tiap suami yang hendak menjatuhkan talak pada isterinya untuk memetakan kondisi-kondisi psikis isteri pada saat akan dijatuhkan talak oleh suami. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat at-Thalaq ayat 1: ﺎﻳ ﺪِﻌﻟﹾﺍ ﺍﻮﺼﺣﹶﺃﻭ ﻦِﻬِﺗﺪِﻌِﻟ ﻦﻫﻮﹸﻘﱢﻠﹶﻄﹶﻓ ِﺀﺎﺴﻨﻟﺍ ﻢﺘﹾﻘﱠﻠﹶﻃ ﺍﹶﺫِﺍ ﻲِﺒﻨﻟﺍﺎﻬﻳﹶﺍ ِﺓ ﻕﻼﻄﻟﺍ ٦٥ : ١ Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu menceraikan mereka pada waktu mereka dapat menghadapi iddahnya yang wajar dan hitunglah waktu iddah itu.”Q.S. Ath-Thalaq65: 1 Rasulullah Saw bersabda dalam haditsnya: ﹶﻝﺎﹶﻗ ﺎﻤﻬﻨﻋُ ﷲﺍ ﻲِﺿﺭ ﺮﻤﻋ ِﻦﺑﺍ ِﻦﻋ : ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋُ ﷲﺍ ﻰﱠﻠﺻ ِﷲﺍ ﹸﻝﻮﺳﺭ ﹶﻝﺎﹶﻗ : ِﻝﺎﹶﻠﹶﳊﹾﺍ ﺾﻐﺑﹶﺃ ﻕﺎﱠﻠﱠﻄﻟﺍ ِﷲﺍ ﻰﹶﻟﺍِ . ﻪﻟﺎﺳﺭﺍ ﰎﺎﺣ ﻮﺑﺍ ﺢﻌﺟﺭﻭ ﻢﻛﺎﳊﺍ ﻪﺤﺤﺻﻭ ﻪﺟﺎﻣ ﻦﺑﺍﻭ ﺩﻭﺍﺩ ﻮﺑﺍ ﻩﺍﻭﺭ ٢٢ Artinya: “Dari Ibnu Umar, Rasulullah saw bersabda, perbuatan halal yang sangat dibenci oleh Allah SWT ialah talak.” HR. Abu Dawud dan Hakim dan disahkan olehnya.

C. Perbedaan Cerai Talak dengan Gugat Cerai