Untuk menjawab masalah pokok tersebut, penulis merumuskannya dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut
1. Adakah larangan melangkahi kakak dalam perkawinan menurut Fiqh dan
KHI? 2.
Bagimana tradisi pernikahan dalam adat Mandailing? 3.
Bagimana pendapat masyarakat desa Sirambas tentang larangan menikah melangkahi kakak?
4. Apa pendapat Tokoh Adat dan Ulama tentang larangan menikah
mendahuli kakak?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Agar dapat mengetahui apakah ada larangan melangkahi “mengalangkai”
kakak dalam fiqh dan KHI. 2.
Untuk dapat mengetahui bagaimana gambaran tradisi pernikahan dalam adat Mandailing.
3. Untuk mengetahui bagaimana pendapat masyarakat desa Sirambas tentang
larangan melangkahi kakak dalam perkawinan adat Mandailing. 4.
Untuk mengetahui pendapat tokoh adat dan ulama terhadap larangan melangkahi kakak dalam perkawinan adat Mandailing.
Selanjutnya dengan tercapainya tujuan tersebut diharapkan dari hasil penelitian ini dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Secara Akademis.
Diharapkan dapat memberikan penambahan hazanah keilmuan bagi peneliti, untuk dapat dikembangkan kemudian, apalagi dalam kajian hukum adat. Dan
diharapkan juga dapat memberikan masukan bagi perkembangan penelitian- penelitian yang tema dan kajiannya hampir sama dengan yang dilakukan oleh
penulis ini. 2.
Secara Praktis. Diharapkan dapat memberikan pencerahan buat masyarakat desa Sirambas
khususnya dan Mandailing Natal umumnya tentang persoalan praktek perkawinan. Diharapkan juga dapat memberikan kontribusi hazanah bagi
lembaga-lembaga yang menangani masalah perkawinan agar lebih merujuk pada aturan-aturan yang ditetapkan agama.
D. Study Review
Setelah penulis melihat dan memperhatikan skripsi yang ada di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas
Syari’ah dan Hukum, terdapat skripsi yang topik penelitiannya hampir sama dengan penelitian
yang akan penulis lakukan, yaitu skripsi yang berjudul “Perkawinan Melangkahi
Kakak Menurut Adat Sunda”, penelitian ini dilakukan di desa Cijurey Sukabumi
Jawa Barat. Namun walaupun demikian antara satu daerah dengan daerah yang lainnya
pasti memiliki budaya yang berbeda satu sama lainnya, adat Sunda dengan Minang akan memiliki perbedaan, sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya pun akan
berbeda, dan hukum yang timbul di dalamnya juga akan berbeda, disebabkan perbedaan tempat, kondisi, dan situasinya.
Atas dasar itulah menurut penulis masih sangat relevan untuk melakukan penelitian ini, apalagi penelitian ini berkaitan dengan budaya yang ada di Indonesia.
Diharapkan kemudian penelitian ini bukan hanya melihat apakah praktek perkawinan itu telah sesuai dengan hukum Islam dan Perundang-undangan, tapi lebih dari itu
diharapkan dapat menggali nilai-nilai budaya yang ada di Mandailing Natal.
E. Metodologi Penelitian