Latar Belakang Berdirinya BMT Al-Fath IKMI

masyarakat kurang begitu tahu menahu tentang BMT. Dalam kendala tersebut, strategi kita terdiri dari berbagai unsur seperti pegawai, guru, pedagang. Dari unsur pedagang inilah mereka mempunyai hubungan dengan teman-teman pedagang di pasar Ciputat khususnya. Penawaran program BMT ini tidak mengalami kesulitan kepada sesama pedagang. Dari situlah terus dikembangkan sosialisasi kepada masyarakat dan mitra BMT yang sudah bergabung dengan BMT sehingga tersebar informasi tentang BMT dan baru pada tahun 2000 ke atas sudah mulai cukup bagus. 1

B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Fath IKMI

BMT Al-Fath IKMI memiliki visi dan misi sebagai berikut: Visi : Meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah Allah Subhanahu Wa Taala. Misi : Menerapkan prinsip-prinsip syariat dalam kegiatan ekonomi, memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, dan membina kepedulian aghniyaa orang mampu kepada dhuafaa kurang mampu secara terpola dan berkesinambungan. Fungsi : Menjalin Ukhuwah Islamiyah Persaudaraan Islam melalui pemungutan dan penyaluran Zakat, Infaq, dan Shadaqah serta memasyarakatkannya, dan 1 Turmudi Imam, “Jujur, Amanah dan Menguntungkan” , BMT AL-FATH IKMI, Jakarta, 20 Maret 2010, h. 31. menunjang pemberdayaan ummat melalui program pemberian modal bagi pedagang ekonomi lemah, pemberian beasiswa dan santunan bagi kaum dhuafaa. Tujuan : 1. Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi tawar daya saing anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya. Budaya Kerja : a. Kerja ikhlas, Kerja Cerdas dan Kerja Keras b. Menjungjung tinggi sifat Amanah, Sidiq, Tabligh dan Fathonah c. Selalu berupaya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan. d. Memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan professional. 2 2. Menjauhkan masyarakat dari praktek yang non syari’ah, terutama dari para rentenir di mana keberadaannya yang makin merajalela yang sangat merugian masyarakat. Dengan tambahan yang ditetepkan sangat tidak wajar maka rentenir selalu di katakan identik dengan riba, sedangkan riba sangat di larang dalam Islam karena riba sering dikaitkan dengan al-bathil tertulis dalam Al-quran Surat An- Nisa : 29.  2 Ibid., h. v  ءاسنلا 4 : 29 Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan hartasesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. “ An-Nisa 4 : 29. Selain itu juga tertulis dalam surat Ali Imran :130   ار ع لا 3 : 130 Artinya :Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat-ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Q.S. Ali Imran3 : 130. Dan juga dalam suratAl Baqarah: 278-279.    رق لا 2 : 279 - 278 Artinya :Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa-sisa dari berbagai jenis riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan meninggalkan sisa riba maka ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu