Penyaluran Dana Lending Simpanan Pendidikan

Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat- syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. 17 Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat antara bank dengan si penabung. Misalnya dalam hal frekuensi penarikan, apakah 2 kali seminggu atau setiap hari atau mungkin setiap saat. Yang jelas haruslah sesuai dengan perjanjian sebelumnya antara bank dengan nasabah. Kemudian dalam hal sarana atau alat penarikan juga tergantung dengan perjanjian antara keduanya. 18 Jadi simpanan pendidikan dapat diartikan sebagai bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukan untuk dana pendidikan. 19 Manfaat Menabung di BMT Al-Fath IKMI Ada banyak manfaat menabung di Al-Fath FATH, diantaranya adalah : a. Membantu program keuangan mitra b. Aman dan menentramkan, karena berdasarkan syari’ah c. Memperoleh bagi hasil bonus setiap bulan d. Dapat dijadikan sebagai jaminan untuk pembiayaan 17 Kasmir, Manajemen Perbankan, Ed.1. Cet.4, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003, h. 57. 18 Ibid., h. 58 19 Wawancara Pribadi dengan Bp. Saimin: Manajer Tamwil BMT Al Fath IKMI. Jakarta, 25 Mei 2010. e. Taawun saling tolong menolong, karena dana tersebut akan disalurkan untuk pembiayaan kepada mitra lain. 20 20 Tur mudi Imam, “Jujur, Amanah dan Menguntungkan” , BMT AL-FATH IKMI, Jakarta, 20 Maret 2010, h. 21 56

BAB IV STRATEGI BISNIS DAN PENGEMBANGAN PRODUK BMT Al-FATH

A. Strategi Pengembangan Produk BMT Al-Fath

BMT Al-Fath tampaknya tidak mau kalah dari lembaga keuangan syariah lain dalam hal pengembangan produk. Alasannya, juga wajib memberikan layanan terbaik dan mudah bagi mitranya. Selain itu, ketatnya persaingan saat ini membuat BMT Al-Fath harus mampu menciptakan produk-produk yang tepat dengan ukuran sederhana mudah dalam pemasaran, pengelolaan, maupun penerapannya sesuai prinsip-prinsip syariah. Strategi pengembangan produk-produk BMT dimulai dengan langkah awal identifikasi masalah kebutuhan dan keinginan nasabah terhadap pelayanan. Ketika langkah tersebut sudah mewujudkan output maka penciptaan, pengembangan produk- produk pun dilakukan. Baitul Maal wat Tamwil BMT Al-Fath Ikatan Masjid Indonesia IKMI. Semua itu dilakukan karena BMT Al-Fath menargetkan pertumbuhan aset hingga 20 persen. 1 Sasarannya pada pembiayaan mikro terutama kepada para pedagang kecil tetap yang menjadi fokus perkembangan BMT yang berbasis di Tangerang ini. 2 Dalam mencapai tujuannya tersebut BMT Al-Fath harus mampu menciptakan strategi pengembangan produk yang cukup baik dan mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya. Salah satu cara yang dilakukan BMT Al-Fath dalam 1 Internet 20 Januari 2011 BMT Al-Fath Bidik Aset Tumbuh 20 http:id.shvoong.com 2 Ibid., pengembangan produk-produk yang dimilikinya adalah dengan cara mengembangkan produk-produk yang sudah ada, seperti pada produk titipan, BMT Al-Fath tidak hanya menerima titipan berupa tabungan saja, akan tetapi BMT Al-Fath membagi dalam beberapa kelompok produk berbentuk simpanan yaitu: Simpanan Amanah, Simpanan Wadiah, Simpanan Pendidikan, Simpanan Nikah, Simpanan Idul Fitri, Simpanan Qurban Aqiqoh, Simpanan Haji dan Simpanan Mudharabah Berjangka Deposito. Semua itu dilakukan untuk memudahkan para mitra BMT melakukan simpanan sesuai dengan apa yang mereka butuhkan dan tujukan. Selain itu produk- produk tersebut juga dilakukan BMT Al-Fath untuk menarik minat calon nasabah agar mau bergabung dengan BMT Al-Fath yang sebagian besar dari mereka lebih cenderung menitipkan tabungannya ke Bank. Dengan banyaknya produk-produk yang dimiliki BMT Al-Fath, BMT Al-Fath yakin mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya terutama lembaga keuangan non syariah yang tidak memiliki berbagai macam produk simpanan. Bukan hanya dalam melakukan penghimpunan dana saja BMT Al-Fath mengembangkan produk-produknya, akan tetapi BMT Al- Fath juga mengembangkan produk-produknya di bidang penyaluran dana. Dalam menyalurkan dananya BMT Al-Fath membagi dalam beberapa bentuk pembiayaan seperti: Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Ijarah. Semua itu juga dilakukan BMT Al-Fath untuk mempermudah mitra BMT dalam memberikan bentuk pinjaman pada mitra BMT sesuai dengan apa yang mereka inginkan. 3

B. Pola Pengembangan Strategi BMT Al-Fath

BMT atau baitul-maal wat tamwiil adalah unit keuangan mikro yang bekerja sesuai prinsip-prinsip syariah. Prinsip dasarnya mirip dengan koperasi simpan pinjam. Keberadaan BMT mulai menjamur setelah terjadinya krisis 1997. Fokus BMT adalah pada pengembangan masyarakat ekonomi bawah. Ini berbeda dengan bank yang kalau memberikan pinjaman meminta syarat yang kompleks kepada peminjam. Pola pengembangan yang dilakukan oleh BMT Al-Fath yaitu dengan menggunakan sistem analisis SWOT. Dalam menghadapi persaingan usaha yang begitu keras BMT Al-Fath selalu berupaya menerapkan strategi baru dan baik guna terus dapat bersaing dengan para pesaingnya. BMT Al-Fath menerapkan strategi SWOT dalam menjalankan usahanya, strategi ini sangat penting dalam setiap usaha, karena strategi ini secara tidak langsung dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimkan kelemahan Weknesses dan ancaman Threats. Strategi SWOT yang di gunakan BMT Al-Fath adalah dengan memahami dan mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam lembaga ini sendiri dan juga harus mampu membaca peluang dan ancaman yang ada 3 Saimin, Manager Tamwil, Wawancara Pribadi, Kedaung, , 25 Mei 2010.