24 dan tanggung jawab perusahaan dalam konteks akuntansi lingkungan
terkait dengan kepentingan pengambilan keputusan yang rasional dari investor dan kreditur. Kepentingan para investor yang harus diusahakan
oleh manajemen adalah kepentingan maksimalisasi kemakmuran yang tercermin dalam nilai perusahaan atau harga saham. Oleh karena itu
memasukkan informasi hasil audit lingkungan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan dinilai penting
bagi investor dan kreditur.
3. Pengungkapan Lingkungan
Pengungkapan oleh perusahaan publik, pada dasarnya terdiri dari pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela. Pengungkapan wajib
adalah pengungkapan informasi yang diatur oleh badan pembuat standar dan regulator lainnya, aturan ini berupa persyaratan minimal
pengungkapan yang harus dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan publik. Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan diluar yang
diwajibkan, merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan publik untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang
dipandang relevan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh para pemakai.
Tujuan dari pengungkapan akuntansi lingkungan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan oleh perusahaan maupun
organisasi lainnya yaitu mencakup kepentingan organisasi publik dan perusahaan-perusahaan publik yang bersifat lokal. Pengungkapan ini
25 penting terutama bagi para stakeholders untuk dipahami, dievaluasi, dan
dianalisis sehingga dapat memberi dukungan bagi usaha mereka Ikhsan, 2008:6.
Menurut Gray et. al. 1995 dalam Meutya 2008 pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan bertujuan
memperlihatkan kepada masyarakat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan berserta pengaruh yang ditimbulkan kepada masyarakat.
Pengaruh di sini antara lain adalah seberapa jauh lingkungan, pegawai konsumen, masyarakat lokal, dan yang lainnya dipengaruhi oleh kegiatan
dan operasi bisnis perusahaan. Choi 1999 dalam Meutya 2008 mengatakan bahwa tidak ada
suatu teori yang spesifik yang dapat digunakan untuk menjelasan praktik tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan perusahaan. Teori
legitimasi, teori stakeholders, teori akutansi ekonomi politik, dan teori agensi telah digunakan dalam banyak studi tersebut. Setiap teori bersandar
pada argumen teori yang berbeda yang akan mengimplikasikan beragam motivasi perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi.
Salah satu motivasi manajer untuk melakukan pengungkapan sosial-lingkungan adalah untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat
khususnya atas kelangsungan organisasi. Pandangan ini dicakup dalam teori legitimasi.
Teori legitimasi mengatakan bahwa organisasi secara terus menerus mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan kegiatan
26 sesuai dengan batasan dan norma-norma masyarakat di mana mereka
berada. Pengungkapan sosial-lingkungan perusahaan adalah implementasi dari strategi legitimasi yang harus melibatkan komunikasi dari organisasi.
Oleh karena itu, pengungkapan informasi perusahaan dapat dipandang sebagai suatu strategi yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mempertahankan legitimasinya Meutya, 2008. Menurut Friedman 1962 dalam Meutya 2008 satu-satunya
alasan atas keberadaan perusahaan adalah untuk memberikan keuntungan bagi para pemilik. Dengan melakukan pengungkapan sosial-lingkungan,
perusahaan berusaha memenuhi harapan para stakeholders sebagai upaya untuk mendapatkan legitimasi.
Standar pengungkapan lingkungan yang diakui dan diterapkan secara luas akan memampukan perusahaan untuk mendefinisikan
tanggung jawab mereka sekaligus memampukan mereka untuk menyampaikan laporan yang bermanfaat yang dibutuhkan, di lain pihak
juga membantu manajemen perusahaan mempertimbangkan masalah lingkungan dalam operasi mereka. Beberapa kriteria berdasarkan laporan
juga memampukan manajemen perusahaan untuk membandingkan usaha- usaha mereka dalam menghadapi masalah lingkungan dengan usaha-usaha
yang dilakukan oleh pesaing mereka Gunawan, 2003:45. Perusahaan berkewajiban menyampaikan informasi pengelolaan
lingkungan yang dilakukannya, sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dalam pasal 6 ayat 2: “Setiap orang
27 yang melakukan usaha dan atau kegiatan berkewajiban memberikan
informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup”.
Sejalan dengan perkembangan dampak yang ditimbulkan perusahaan terhadap lingkungan baik itu dampak positif maupun negatif,
telah dikeluarkan undang-undang No. 40 tahun 2007 sebagai pengganti UU No. 1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas. UU tersebut dalam pasal
74 ayat 1 mewajibkan perseroan yang bidang usahanya di bidang atau terkait dengan bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan. UU tersebut juga mewajibkan semua perseroan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab tersebut di
laporan tahunan. Dari sisi manajemen, luasnya disclosure kewajiban lingkungan
berhubungan dengan empat faktor, yaitu 1 peraturan, termasuk tindakan pelaksanaan, 2 peradilan dan negoisasi, 3 implikasi pasar modal, dan
4 pengaruh peraturan yang lain. Seiring dengan semakin banyaknya peraturan-peraturan dan pemaksaan hukum, jumlah disclosure isu
lingkungan semakin meningkat, tetapi karena pedomannya belum jelas dan kepada siapa disclosure tersebut ditujukan, maka disclosure isu
lingkungan masih sangat variatif. Untuk itu perlu pedoman yang jelas siapa pengguna isu lingkungan yang sebenarnya Subroto, 2008.
28 Saat ini, sebagian perusahaan di Indonesia telah melaporkan
kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungannya di laporan tahunan. Namun, apa yang dilaporkan dan diungkapkan sangat beragam sehingga
menyulitkan pembaca laporan tahunan untuk melakukan evaluasi. Selain itu informasi yang diungkapkan biasanya hanya merupakan informasi
positif bagi perusahaan sehingga meninggalkan kesan bahwa laporan tersebut hanyalah sebagai alat komunikasi public relation bukan sebagai
bentuk akuntabilitas perusahaan kepada publik. Berdasarkan isu yang berkembang berkaitan dengan lingkungan,
banyak pihak menyarankan agar perlunya suatu standar yang mengatur masalah pengungkapan lingkungan. Dengan demikian diharapkan
perusahaan harus menyampaikan informasi yang lebih akurat mengenai kinerja lingkungan mereka. Di Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia IAI
telah menyusun suatu standar pengungkapan akuntansi lingkungan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 32 dan 33. kedua
PSAK ini mengatur tentang kewajiban perusahaan dari sektor pertambangan umum dan pemilik Hak Pengusahaan Hutan HPH untuk
melaporkan item-item
lingkungan dalam
laporan keuangan
Lindrianasari,2007:161. Menurut Meutya 2008 ada beberapa teori yang dapat menjadi
dasar dalam hal pengungkapan aspek sosial perusahaan untuk menjelaskan mengapa perusahaan memilih untuk menyediakan informasi mengenai
strategi perusahaan mereka dan kegiatan sosial serta lingkungan, yaitu:
29 a. Stakeholder Theory
Teori stakeholder menjelaskan pengungkapan sosial perusahaan sebagai cara untuk berkomunikasi dengan stakeholder. Teori ini
mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholder
. Individu, organisasi, dan lingkungan merupakan satu sistem yang saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Masing-masing
merupakan bagian dari yang lain dan terganggunya keberadaan satu bagian maka akan mempengaruhi keberadaan yang lain. Salah satu
bentuk komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah dalam bentuk pengungkapan aspek sosial perusahaan dengan memberikan
laporan yang relevan dan reliable. b. Legitimacy Theory
Salah satu motivasi manajer untuk melakukan pengungkapan sosial- lingkungan adalah untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat
khususnya atas kelangsungan perusahaan. Suatu entitas dipengaruhi dan sebaliknya mempengaruhi komunitas di mana entitas tersebut
melakukan kegiatannya. Perusahaan beroperasi dalam sebuah lingkungan sosial melalui kontrak sosial di mana terdapat kesepakatan
untuk memberikan berbagai tindakan sosial yang sesuai agar dapat melakukan tujuan0tujuannya. Setiap aktivitas yang dilakukan dan
diungkapkan perusahaan akan mempengaruhi kepercayaan terhadap perusahaan tersebut.
30 Teori legitimasi mengatakan bahwa perusahaan secara terus menerus
mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan kegiatan sesuai dengan batasan dan norma di mana mereka berada. Legitimasi dapat
dianggap sebagai menyamakan persepsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh entitas adalah merupakan tindakan yang diinginkan,
pantas ataupun sesuai dengan sistem norma. c. Political Economy Theory
Teori ini lebih menekankan bahwa pengungkapan sosial-lingkungan akan dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk reaksi terhadap
munculnya berbagai tekanan dari pihak eksternal agar eksistensi dan aktivitasnya diakui oleh masyarakat.
d. Contingency Theory Pengungkapan aspek sosial-lingkungan perusahaan dapat berbeda-
beda karena elemen dan variabel yang mempengaruhinya. Efektivitas perusahaan sebagai sebuah sistem dalam memenuhi permintaan dari
lingkungannya amat tergantung pada elemen-elemen berbagai macam subsistem membagi elemen yang dapat mempengaruhi perusahaan
tersebut ke dalam empat macam variabel, yaitu sosial, lingkungan, karakteristik perusahaan, dan karakteristik pengguna informasi
perusahaan. e. Accountability Model
Perusahaan tersebut memiliki banyak tanggung jawab yang setiap tanggung jawab tersebut berasal dari pemegang saham termasuk hak
31 untuk mendapatkan informasi dari perusahaan mengenai akuntabilitas
sesuai harapan pemegang saham. Menurut Gunawan 2003:46 ada beberapa faktor yang
menekankan perusahaan untuk membuat laporan berkaitan dengan lingkungan, faktor-faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Faktor Sosial Perusahaan ada karena diakui keberadaannya oleh masyarakat.
Pengakuan itu bisa berupa kepercayaan masyarakat untuk membeli produk perusahaan atau untuk menanamkan modal dalam operasi
perusahaan. Kesemuanya itu tidak dapat diperoleh secara gratis dari masyarakat. Sebagai imbalannya, perusahaan memiliki tanggung
jawab untuk melaporkan apa saja yang telah diperbuatnya atas kepercayaan tersebut. Masyarakat mengharapkan sesuatu yang lebih
dari perusahaan. Memang tidak ada kesepakatan mengenai apa yang dituntut masyarakat secara tepat, namun tuntutan tersebut makin hari
makin meningkat. Walaupun perusahaan bukan satu-satunya penyebab utama pencemaran lingkungan tersebut. Ada harga yang harus dibayar
oleh perusahaan berkaitan dengan lingkungan. b. Peraturan Pemerintah
Kontrak perusahaan dengan negara. Peraturan pemerintah, entah proses legalisasinya melalui parlemen atau dalam bentuk peraturan
yang ditetapkan pemerintah, merupakan satu hal yang sifatnya memaksa. Oleh karena itu, perusahaan mau tidak mau harus
32 mengikutinya. Salah satu kemungkinan yang dilakukan oleh
pemerintah jika perusahaan tidak melaporkan tanggung jawab lingkungannya adalah meningkatkan pembatasan-pembatasan melalui
hukum yang ditetapkan oleh pemerintah. c. Tekanan dari Interest Group
Ada banyak organisasi yang dipakai untuk menekan perusahaan membuat laporan lingkungan. Sebagian besar tekanan dari interest
group dilakukan melalui badan yang mengelola pasar modal. Di pasar
modal-lah, perusahaan-perusahaan melakukan go public, sehingga pembuatan dan verifikasi disclosure dirasakan sangat penting.
Perusahaan dapat meningkatkan performance melalui disclosure yang telah diverifikasi oleh pihak ketiga. Badan yang mengelola pasar
modal di Indonesia adalah Bapepam. Bapepam membuat tekanan kepada perusahaan untuk membuat laporan lingkungan.
d. Faktor yang Terkait dengan Hirarki Kebutuhan Maslow Faktor yang terkait dengan hirarki kebutuhan Maslow, bahwa
kebutuhan merupakan fungsi dari pencapaian tingkat ekonomi. Hal ini disebabkan organisasi menyerupai individu dalam hal perkembangan
dan pertumbuhan. Ketika kebutuhan mendasar telah terpenuhi, individu atau organisasi akan mencoba memenuhi kebutuhan sosial
dan pengakuan diri yang lebih tinggi.
33 e. Kesadaran Perusahaan
Para manajer merasa bahwa tanggung jawab terhadap lingkungan akan meringankan kepentingan mereka sendiri. Mereka beranggapan bahwa
memperhatikan lingkungan berarti memperhatikan kepentingan masyarakat. Hal ini akan memberikan iklim usaha yang lebih kuat dan
lebih menghasilkan laba. Berdasarkan perspektif ekonomi-politik perusahaan akan bersikap proaktif untuk merumuskan pandangannya
mengenai konstituen sosial dan politiknya. Dengan demikian perusahaan mengharapkan akan memperoleh image positif dari
masyarakat. Gunawan 2003:41 berpendapat bahwa dengan melakukan
pengungkapan lingkungan, perusahaan akan memperoleh banyak keuntungan. Perusahaan memenuhi kebutuhan sosial dan pengakuan diri
yang lebih tinggi, dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat sekaligus meningkatkan image perusahaan di mata masyarakat yang akan membeli
produk perusahaan atau menanamkan modal dalam operasi perusahaan. Perusahaan juga dapat menghindari pinalti atau hukuman dari pemerintah
dengan membuat laporan lingkungan tersebut.
4. Kinerja Keuangan