52
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan pengusahaan hutan dibedakan atas pemegang HPH hak pengusahaan hutan dan pemegang HPHTI hak pengusahaan hutan tanaman
industri. Ruang lingkup kegiatan perusahaan pengusahaan hutan adalah dalam bidang industri pengolahan kayu, pengambangan atau eksploiyasi hutan
dan tanaman industri, usaha penebangan dan pengangkutan kayu, serta perdagangan impor atau ekspor.
Perusahaan pengusahaan hutan memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan pengusahaan seperti penanaman, pemeliharaan,
pemungutan, pengolahan, dan pemasaran. Cirri khusus dari usaha di bidang pengusahaan hutan antara lain berupa siklus produksi yang panjang serta
keragaman sisitem simikultur yang digunakan. Proses produksi hasil hutan untuk mendapatkan kayu bulat
memerlukan waktu yang panjang. Dimulai dari penanaman, pemeliharaan, dan pemungutan bergantung dari riap growth tegakan hutan yang akan
ditentukan oleh rotasi atau daur tanaman. Untuk hutan alam dengan simikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI diperlukan rotasi tebang 35 tahun.
Sedangkan untuk hutan tanaman, daur ditetapkan sesuai dengan kelas perusahaan atau jenis tanaman yang diusahakan untuk fast growing species,
daur ekonomis paling cepat delapan tahun.
53 Keberhasilan pembangunan kehutanan diharapkan tidak hanya diukur
dari aspek ekonomi semata, namun juga dari aspek-aspek sosial dan\ ekologi. Dari segi ekonomi memberikan sumbangan bagi pertumbuhan perekonomian
dan pengembangan wilayah. Dari segi sosial harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan dan kesejahteraan sosial masyarakat.
Sedangkan dari segi ekologi dituntut untuk mampu menciptakan lingkungan yang mendukung kehidupan dan menjamin kelestarian hutan.
Industri pertambangan umum terdapat empat kegiatan usaha pokok, meliputi: eksplorasi, pengembangan dan konstruksi, produksi, dan
pengolahan. Karakteristik industri pertambangan umum berbeda dengan industri lainnya. Perbedaan tersebut antara lain: eksplorasi bahan galian
tambang umum merupakan kegiatan yang mempunyai ketidakpastian yang tinggi, bahan galian bersifat deplesi dan tidak dapat diperbaharui serta
diperlukan biaya investasi yang relatif sangat besar, kegiatan operasinya di daerah terpencil dan menimbulkan kerusakan serta pencemaran lingkungan
hidup. Sebagai akibat dari sifat dan karakteristik industri pertambangan umum, maka terdapat beberapa perlauan akuntansi khusus untuk industri
tersebut terutama perlakuan akuntansi biaya eksplorasi, pengembangan dan konstruksi, produksi, dan pengelolaan lingkungan hidup.
Berikut adalah daftar nama perusahaan pengusahaan hutan dan pertambangan umum yang dijadikan sampel pada penelitian ini:
54
Tabel 4.1 Daftar Nama Perusahaan Sampel
Kelompok Perusahaan Nama Perusahaan
Kode PT. Barito Pacific Timber, Tbk
BRPT PT. Daya Sakti Unggul
Corporation, Tbk DSUC
PT. Sumalindo Lestari Jaya, Tbk SULI
PT. Surya Dumai Industri, Tbk SUDI
Pengusahaan Hutan Wood Industries
PT. Tirta Mahakan Plywood, Tbk TIRT
PT. Aneka Tambang, Tbk ANTM
PT. International Nickel, Tbk INCO
PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam Persero, Tbk
PTBA Pertambangan Umum
Mining PT. Timah
TINS Total Perusahaan yang
Dijadikan Sampel 9 Perusahaan
Sumber: Data diolah
Pengungkapan lingkungan untuk perusahaan pengusahaan hutan diatur dalam PSAK No. 32 tentang Akuntansi Kehutanan. Sedangkan untuk
perusahaan pertambangan umum diatur dalam PSAK No. 33 tentang Akuntansi Pertambangan Umum. Instrumen penilaian diukur melalui proporsi
antara jumlah yang diungkapkan dengan jumlah yang diwajibkan. Untuk perusahaan pengusahaan hutan PSAK mewajibkan 10 item tentang
pengungkapan lingkungan. Sedangkan perusahaan pertambangan umum diwajibkan 9 item untuk mengungkapkan aktivitas operasinya dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Berikut adalah proporsi pengungkapan lingkungan perusahaan pengusahaan hutan dan pertambangan umum:
55
Tabel 4.2 Proporsi Pengungkapan Lingkungan Perusahaan Pengusahaan Hutan
Jumlah Dilaporkan Proporsi Pengungkapan
Kode Perusahaan
Jumlah Diwajib
kan 2004 2005 2006 2007 2004 2005 2006
2007
BRPT 10
8 8
9 10
80 80 90 100
DSUC 10
9 6
7 5
90 60 70 50
SULI 10
10 9
9 9
100 90 90 90 SUDI
10 7
4 3
3 70
40 30 30 TIRT
10 1
1 1
1 10
10 10 10
Sumber: Data Diolah
Dari tabel 4.2 di atas menjelaskan bahwa dalam industri pengusahaan hutan masih ada perusahaan yang belum mematuhi aturan dalam PSAK
tentang pengungkapan lingkungan. PT Tirta Mahakam Plywood, Tbk hanya mengungkapkan satu item dari sepuluh item yang diwajibkan PSAK. Itupun
hanya kegiatan pengusahaan hutan yang dilakukan. Selain itu, dalam PSAK No. 32 yang akan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan belum
terperinci secara detail apa saja yang harus diungkapkan berhubungan dengan kegiatan pengelolaan lingkungan.
Tabel 4.3 Proporsi Pengungkapan Lingkungan Perusahaan Pertambangan Umum
Jumlah Dilaporkan Proporsi Pengungkapan
Kode Perusa
haan Jumlah
Diwajib kan
2004 2005 2006 2007 2004
2005 2006
2007
ANTM 9
8 6
5 6
88,89 66,67 55,56
66,67 INCO
9 5
8 9
9 55,56 88,89
100 100
PTBA 9
5 7
6 7
55,56 77,78 66,67
77,78 TINS
9 7
7 7
7 77,78 77,78
77,78 77,78
Sumber: Data Diolah
56 Dari tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa pengungkapan lingkungan
dari perusahaan pertambangan umum sangat baik. Hal ini disebabkan dalam PSAK No. 33 telah dicantumkan secara khusus mengenai pengelolaan
lingkungan hidup dan apa saja yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Hal ini merupakan slah satu kegiatan yang termasuk dalam
operasi perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan ROA
Return on Asset. ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan
dengan jumlah aktiva yang tersedia dalam perusahaan. ROA dihitung dengan cara membagi laba rugi bersih perusahaan dengan total aktiva perusahaan.
Berikut adalah ROA dari perusahaan sampel penelitian:
Tabel 4.4 ROA Perusahaan Pengusahaan Hutan
ROA Kode
Perusahaan 2004
2005 2006
2007
BRPT 4,62
30 0,04
0,03 DSUC
1,43 1,28
7,47 22,86
SULI 14,04
0,57 3,49
1,46 SUDI
20,94 8,3
20,36 10,4
TIRT 1,24
1,12 0,02
0,001
Sumber: Data Diolah
Dari tabel 4.4 di atas menunjukkan kinerka keuangan perusahaan pengusahaan hutan. Ada beberapa perusahaan mengalami ROA yang negatif.
Hal ini disebabkan perusahaan mengalami kerugian dari pos luar biasa karena terjadinya kebakaran hutan.
57
Tabel 4.5 ROA Perusahaan Pengusahaan Hutan
ROA Kode
Perusahaan 2004
2005 2006
2007
ANTM 13,36
13,15 21,30
42,63 INCO
3,45 16,37
24,18 62,16
PTBA 17,6
16,45 15,63
19,35 TINS
7,36 3,91
6,01 35,46
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.5 merupakan ROA perusahaan pertambangan umum. Tabel 4.5 di atas memperlihatkan ROA yang diperoleh PT Timah, Tbk meningkat
jauh untuk tahun 2006-2007. hal ini disebabkan kenaikan laba bersih yang diterima perusahaan. Penjualan PT Timah meningkat kurang lebih 100.
Penjualan kepada pelanggan secara individu pun nilainya melebihi 10 dari penjualan konsolidasian.
Kinerja saham perusahaan diukur dengan menggunakan Return Saham. Retrun Saham adalah tingkat pengembalian hasil yang diperoleh
investor dari sejumlah dana yang diinvestasikan pada suatu periode tertentu. Return
saham dihitung dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dibagi dengan harga saham periode
sebelumnya. Harga saham yang digunakan adalah harga saham setelah penutupan. Berikut adalah return saham dari perusahaan sampel penelitian:
58
Tabel 4.6 Return Saham Perusahaan Pengusahaan Hutan
ROA Kode
Perusahaan 2004
2005 2006
2007
BRPT 2,7037
0,2727 0,3898
2,5483 DSUC
7,5714 0,4848
0,1764 0,0313
SULI 4,1818
0,8795 2
0,0360 SUDI
0,0649 0,04
TIRT 0,1
0,4594 0,28
0,06
Sumber: Data Diolah
Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat return saham dari PT. Surya Dumai Industri Tbk negatif pada tahun 2004 dan 2005, serta pada dua tahun
berikutnya tidak ada tingkat pengembalian. Hal ini dapat disebabkan salah satunya adalah sepinya penawaran dan permintaan terhadap saham SUDI itu
sendiri.
Tabel 4.7 Return Saham Perusahaan Pengusahaan Hutan
ROA Kode
Perusahaan 2004
2005 2006
2007
ANTM 0,1538
1,5144 2,2916
0,5586 INCO
0,6608 0,4721
3,1807 0,7538
PTBA 0,6
0,3487 0,9061
2,1888 TINS
0,2735 0,0241
5,3032 4,12
Sumber: Data Diolah
Dari data di atas Return Saham perusahaan pertambangan umum mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan investasi
dalam bidang pertambangan mempunyai risiko yang cukup tinggi.
59
B. Uji Asumsi Klasik