Analisis Bivariat .1. Pengaruh antara Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Tabel 4.3 Lanjutan No Perilaku Keselamatan Kerja n 3 Tindakan Baik 55 71,43 Cukup 18 23,38 Kurang 4 5,19 Jumlah 77 100,0 Pada Tabel 4.3 di atas, berdasarkan distribusi perilaku keselamatan responden dapat diuraikan bahwa, pengetahuan responden pada umumnya telah baik 70,03 dan masih ada yang berpengetahuan kurang 6,49; Sikap responden terhadap keselamatan juga pada umumnya telah baik 70,03, cukup 22,08 dan sikap kurang 7,79. Tindakan responden terhadap keselamatan telah baik 71,43, dan tindakan kurang sebanyak 5,19 . 4.3 Analisis Bivariat 4.3.1. Pengaruh antara Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Karyawan Berdasarkan Lima Prinsip SMK3 Kerja di PT PDSI Rantau Aceh Tamiang Tahun 2014 Tabel 4.4 Pengaruh antara Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Karyawan Berdasarkan Lima Prinsip SMK3 Kerja di PT PDSI Rantau Aceh Tamiang Tahun 2014 Pengetahuan Sikap Tindakan Komitmen dan Kebijakan K3 Koefisien Korelasi ® p value Perencanaan K3 Koefisien Korelasi ® p value 0,221 0,004 0,189 0,013 0,201 0,008 0,184 0,014 0,083 0,168 0,043 0,311 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Lanjutan Pengetahuan Sikap Tindakan Pelaksanaan K3 Koefisien Korelasi r p value Pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3 Koefisien Korelasi r p value Kaji ulang manajemen K3 Koefisien Korelasi r p value 0,344 0,000 0,141 0,055 0,009 0,461 0,176 0,018 0,083 0,169 - 0,092 0,156 0,194 0,010 0,238 0,004 - 0,043 0,319 Dari Tabel 4.3 di atas berdasarkan hasil analisis pengaruh antara komitmen dan kebijakan K3 dengan pengetahuan, sikap dan tindakan responden terhadap keselamatan kerja dapat dilihat bahwa dengan uji Kendall’s tau ternyata variabel komitmen dan kebijakan K3 berkorelasi positif dengan variabel pengetahuan dimana nilai koefisien korelasi sebesar 0,221 dan nilai p = 0,004 α 0,05 artinya ada pengaruh atau korelasi positif yang signifikan antara komitmen dan kebijakan K3 dengan pengetahuan responden terhadap keselamatan kerja. Variabel komitmen dan kebijakan K3 berkorelasi positif juga dengan variabel sikap dimana nilai koefisien korelasi sebesar 0,201 dan nilai p = 0,008 α 0,05 artinya ada pengaruh atau korelasi positif signifikan antara komitmen dan kebijakan K3 dengan sikap responden terhadap keselamatan kerja. Sementara variabel komitmen dan kebijakan K3 tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan tindakan responden p = 0,168 pada α 0,05. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis pengaruh antara perencanaan K3 dengan pengetahuan, sikap dan tindakan responden terhadap keselamatan kerja dapat dilihat bahwa dengan uji Kendall’s tau ternyata variabel perencanaan K3 berkorelasi positif dengan variabel pengetahuan dimana nilai koefisien korelasi sebesar 0,189 dan nilai p = 0,013 α 0,05 yang artinya ada pengaruh signifikan antara perencanaan K3 dengan pengetahuan responden terhadap keselamatan kerja. Variabel perencanaan K3 berkorelasi positif juga dengan variabel sikap dimana nilai koefisien korelasi sebesar 0,184 dan nilai p = 0,014 α 0,05 yang artinya ada pengaruh signifikan antara perencanaan K3 dengan sikap responden terhadap keselamatan kerja. Sementara variabel perencanaan K3 tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan tindakan responden p = 0,331 pada α 0,05. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan uji Kendall’s tau ternyata pelaksanaan K3 mempunyai pengaruh yang signifikan dengan pengetahuan p = 0,000 pada α 0,05, sikap p = 0,018 pada α 0,05 dan tindakan keselamatan responden saat bekerja p = 0,010 pada α 0,05. Variabel pelaksaan K3 berkorelasi positif dengan pengetahuan, sikap maupun tindakan responden. Berdasarkan hasil analisis pengaruh antara pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3 dengan pengetahuan, sikap dan tindakan responden terhadap keselamatan kerja pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan uji Kendall’s tau ternyata variabel pemeriksaan dan tindakan perbaikan berkorelasi positif dengan variabel pengetahuan dimana nilai koefisien korelasi sebesar 0,344 dan nilai p = 0,055 α 0,05 yang artinya tidak ada pengaruh signifikan antara pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3 dengan pengetahuan responden terhadap keselamatan kerja. Universitas Sumatera Utara Variabel pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3 berkorelasi positif juga dengan variabel sikap dimana nilai koefisien korelasi sebesar 0,083 dan nilai p = 0,169 α 0,05 yang artinya tidak ada pengaruh signifikan antara pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3 dengan sikap responden terhadap keselamatan kerja. Variabel pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3 menunjukkan pengaruh yang signifikan hanya dengan tindakan responden p = 0,004 pada α 0,05. Dari tabel atas dapat dilihat bahwa dengan uji Kendall’s tau ternyata kaji ulang manajemen K3 tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan pengetahuan p = 0,461 pada α 0,05, sikap p = 0,158 pada α 0,05 dan tindakan keselamatan responden saat bekerj a p = 0,319 pada α 0,05. Variabel kaji ulang manajemen K3 hanya berkorelasi positip dengan pengetahuan c =0,009 sementara dengan sikap c = - 0,092 dan tindakan c = - 0,043 berkorelasi negatif. 4.3.2. Pengaruh antara Lingkungan Kerja dengan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Keselamatan Kerja Karyawan PT PDSI Rantau Aceh Tamiang Tahun 2014 Tabel 4.5 Pengaruh antara Lingkungan Kerja dengan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Keselamatan Kerja di PT PDSI Rantau Aceh Tamiang Tahun 2014 Pengetahuan Sikap Tindakan Lingkungan fisik Koefisien Korelasi r p value Lingkungan non fisiksosial Koefisien Korelasi r p value -0,061 0,232 0,175 0,016 0,062 0,228 0,200 0,007 0,214 0,005 0,050 0,279 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis pengaruh antara lingkungan fisik dengan pengetahuan, sikap dan tindakan responden terhadap keselamatan kerja pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dengan uji Kendall’s tau ternyata variabel lingkungan fisik berkorelasi negatif dengan variabel pengetahuan dimana nilai koefisien korelasi sebesar - 0,061 dan nilai p = 0,232 α 0,05 yang artinya tidak ada pengaruh signifikan antara lingkungan fisik dengan pengetahuan responden terhadap keselamatan kerja. Lingkungan fisik berkorelasi positif dengan variabel sikap dimana nilai koefisien korelasi sebesar 0,062 dan nilai p = 0,228 α 0,05 yang artinya korelasi positif yang terjadi antara lingkungan fisik dengan sikap, tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan, sementara variabel lingkungan fisik menunjukkan adanya pengaruh atau korelasi positif yang signifikan antara lingkungan fisik dengan tindakan responden r = 0,214 dan p = 0,005 pada α 0,05. Berdasarkan hasil analisis pengaruh antara lingkungan non fisiksosial dengan pengetahuan, sikap dan tindakan responden terhadap keselamatan kerja pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dengan uji Kendall’s tau ternyata variabel lingkungan non fisisosial responden berkorelasi positif dengan variabel pengetahuan dimana nilai koefisien korelasi sebesa r 0,175 dan nilai p = 0,016 α 0,05 yang artinya terdapat pengaruh signifikan antara lingkungan non fisiksosial dengan pengetahuan responden terhadap keselamatan kerja. Variabel lingkungan non fisiksosial berkorelasi positif juga dengan variabel sikap dimana nilai koefisien korelasi sebesar 0,200 dan nilai p = 0,007 α 0,05 yang artinya ada pengaruh signifikan antara lingkungan non fisiksosial dengan sikap responden terhadap keselamatan kerja. Universitas Sumatera Utara Variabel lingkungan non fisiksosial tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dengan tindakan responden p = 0,279 pada α 0,05. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Perilaku Keselamatan Kerja

Geller 2001 menyatakan bahwa perilaku itu mengacu pada tingkah laku atau tindakan individu yang dapat diamati oleh orang lain. Dengan kata lain, perilaku adalah apa yang seseorang katakan atau lakukan yang merupakan hasil dari pikirannya, perasaannya, atau diyakininya. Dalam pengertian umum, Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan mahluk hidup dan pada dasarnya perilaku dapat diamati melalui sikap dan tindakan. Namun demikian tidak berarti bahwa perilaku hanya dapat dilihat dari sikap dan tindakannya. Perilaku juga bersifat potensial, yakni dalam bentuk pengetahuan, motivasi dan persepsi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara komitmen dan kebijakan K3; perencanaan K3; pelaksanaan K3 serta lingkungan non fisiksosial dengan pengetahuan serta sikap terhadap keselamatan kerja. Sementara pelaksanaan K3; pemeriksaan dan tindakan perbaikan K3; lingkungan fisik mempunyai hubungan yang signifikan dengan tindakan keselamatan kerja. Perilaku keselamatan adalah tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan faktor-faktor keselamatan kerja. Zhou 2007 menyatakan ada empat faktor yang paling efektif untuk meningkatkan perilaku keselamatan, yaitu: safety attitudes, employee’s involvement, safety management systems and procedures, and safety knowledge. Pengetahuan 65 Universitas Sumatera Utara