Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan.
SKRIPSI
PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS
KERJA KARYAWAN PADA PT. ADHI KARYA
(Persero) Tbk DIVISI ASPALT MIXING
PLANT (AMP) KAWASAN MEDAN
OLEH:
RANI S. HUTASOIT 070502043
PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(2)
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Keselamatan (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan objek-objeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan AMP, Crew Stone Crusher, dan Operator pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan analisis Regresi Linear Berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh Keselamatan (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan.
Berdasarkan uji F variabel bebas (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Produktivitas kerja Karyawan). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan merupakan hubungan yang erat. Kesehatan kerja merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan.
(3)
ABSTRACT
This title research ” influence Health and Safety programme (K3) towards work produktivity in PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan. This study purpose were to determined the influence of Health and Safety programme towards work produktivity in PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan.
This research was s type explanatory research, that was to be learned according to the levels that was based on the goals and objects. The population in this study are AMP, Crew Stone Crusher, and Operator in PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan. The date collection method in this study was a questionare, interview, and documentation studied. Data processing was using the SPSS 16.0 software for windows. Methods of data analysis was using descriptive method and quantitative methode that was multiple linear regresion analysis used measured the influence of Health and Safety programme towards work productivity on AMP, Crew Stone Crusher, and Operator in PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan.
Based of F test the independent variable (Health and Safety programme) together have a positive and significant inluence on the dependent variable (work productivity). Through testing the correlation cofficient (R) obtained the level of correlation or relationship between Health and Safety programme towards productivity is tight. Health programme factor has the most dominant effect work produktivities in PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Allah yang Maha Kuasa atas kasih yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan”.
Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan tahun akademik 2010/2011. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orangtua tercinta, Bapak B. Hutasoit dan Mama J. Silaban untuk segala doa, kasih sayang dan pengorbanannya yang selalu mendukung penulis. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalena, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu. Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Magdalena Linda Leonita Sibarani,SE,Msi selaku Dosen Pembimbing. 6. Ibu Dra. Yulinda M.Si selaku Dosen Penguji I.
(5)
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
9. Seluruh staf manajemen, karyawan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan.
10.Keluarga yang saya sayangi kakak Parluasan Hutasoit, adik Bakti Hutasoit dan Talenta Hutasoit, terimakasih yang sebesar-besarnya atas kasih sayang dan doa yang selalu mendukung penulis.
11.Seluruh Pegawai Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.
12.Sahabat penulis : Reka, Priscilya, Diwani, Grace, Jesika, Alin. Terima kasih atas persahabatan dan bantuannya selama ini.
13.Kelompok Kecilku “Natania”, yaitu Kak Triyanti, Reka, Priscilya dan juga Persekutuan Lorong “K.O.Gloria” yang selalu memberikan doa dan semangat dalam pengerjaan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun penyajiannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
Medan, 12 Agustus 2011
Penulis
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3.Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Uraian Teoritis ... 8
2.1.1. Sumber Daya Manusia ... 8
2.1.2. Keselamatan Kerja ... 9
2.1.3. Kesehatan Kerja ... 15
2.1.4. Produktivitas Kerja ... 16
2.2. Penelitian Terdahulu ... 19
2.3. Kerangka Konseptual ... 20
2.4. Hipotesis ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
3.1. Jenis Penelitian ... 22
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
3.3. Batasan Operasional ... 22
3.4. Definisi Operasional Variabel ... 23
3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 27
3.6. Populasi dan Sampel ... 27
3.7. Jenis Data ... 28
3.8. Metode Pengumpulan Data ... 28
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 29
(7)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 35
4.1.1. Sejarah PT. Adhi Karya ... 35
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 35
4.1.3. Ruang Lingkup Usaha ... 36
4.1.4. Hirar Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 37
4.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 38
4.2.1. Uji Validitas ... 38
4.2.2. Uji Reliabilitas ... 40
4.3. Teknik Analisis ... 41
4.4. Uji Asumsi Klasik ... 58 4.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 63
4.6Uji Hipotesis ... 65
4.6.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 65
4.6.2. Uji Serentak ( Uji- F) ... 66
4.6.3. Uji Parsial (Uji- t) ... 66
4.7. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
5.1. Kesimpulan ... 70
5.2. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 73
(8)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ... 26
Tabel 3.2. Instrumen Skala Likert ... 27
Tabel 4.1. Hirarki Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 37
Tabel 4.2. Uji Validitas Pertama ... 38
Tabel 4.3. Uji Validitas kedua ... 39
Tabel 4.4. Uji Reliabilitas ... 41
Tabel 4.5. Karakteristi Responden Berdasarkan Usia ... 42
Tabel 4.6. Karakteristi Responden Berdasarkan Lama Kerja ... 43
Tabel 4.7. Karakteristi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 44
Tabel 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang ... 44
Tabel 4.9. Bidang*Usia Crosstabulation ... 45
Tabel 4.10 Bidang*Lama Kerja Crosstabulatio ... 46
Tabel 4.11 Bidang* Tingkat Pendidikan Crosstabulation ... 48
Tabel 4.12 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap X1 ... 49
Tabel 4.13 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap X2 ... 52
Tabel 4.14 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Y ... 55
Tabel 4.15 Uji Normalitas ... 60
Tabel 4.16 Heteroskedastisitas (Uji Glejser) ... 62
Tabel 4.17 Multikolinearitas ... 63
Tabel 4.18 Regresi Linear Berganda ... 64
Tabel 4.19 Determinan ... 65
Tabel 4.20 Anova ... 66
(9)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1. Model Lingkaran Produktivitas ... 17
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual ... 21
Gambar 4.2. Uji Normalitas ... 58
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 74
Lampiran 2 Tabulasi Validitas ... 76
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77
Lampiran 4 Tabulasi Regresi ... 82
Lampiran 5 Frekuensi Jawaban Responden ... 88
Lampiran 6 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 95
Lampiran 7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 98
(11)
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Keselamatan (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan objek-objeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan AMP, Crew Stone Crusher, dan Operator pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan analisis Regresi Linear Berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh Keselamatan (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan.
Berdasarkan uji F variabel bebas (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Produktivitas kerja Karyawan). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan merupakan hubungan yang erat. Kesehatan kerja merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan.
(12)
ABSTRACT
This title research ” influence Health and Safety programme (K3) towards work produktivity in PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan. This study purpose were to determined the influence of Health and Safety programme towards work produktivity in PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan.
This research was s type explanatory research, that was to be learned according to the levels that was based on the goals and objects. The population in this study are AMP, Crew Stone Crusher, and Operator in PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan. The date collection method in this study was a questionare, interview, and documentation studied. Data processing was using the SPSS 16.0 software for windows. Methods of data analysis was using descriptive method and quantitative methode that was multiple linear regresion analysis used measured the influence of Health and Safety programme towards work productivity on AMP, Crew Stone Crusher, and Operator in PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan.
Based of F test the independent variable (Health and Safety programme) together have a positive and significant inluence on the dependent variable (work productivity). Through testing the correlation cofficient (R) obtained the level of correlation or relationship between Health and Safety programme towards productivity is tight. Health programme factor has the most dominant effect work produktivities in PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant Kawasan Medan.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada zaman sekarang ini dimana teknologi sudah lebih maju, hampir semua perusahaan telah menggunakan teknologi untuk mempermudah pekerjaan manusia. Salah satu contoh teknologi yang digunakan oleh perusahaan adalah mesin. Mesin yang digunakan dengan baik pada setiap perusahaan akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan maupun karyawan. Namun tidak selamanya perusahaan yang menggunakan mesin akan memperoleh keuntungan yang besar. Ada juga yang dapat menimbulkan kerugian karena apabila sewaktu-waktu mesin mengalami kerusakan, maka dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh alat-alat yang digunakan dalam bekerja dan bisa juga disebabkan oleh karyawan sendiri. Menurut Hariandja (2002:316), kecelakaan kerja yang disebabkan peralatan bisa karena rusak atau tidak memadai. Sedangkan kecelakaan kerja yang disebabkan oleh karyawan yaitu karena setiap pekerja memiliki keterbatasan-keterbatasan seperti lelah, lalai, atau melakukan kesalahan-kesalahan yang disebabkan berbagai persoalan pribadi atau keterampilan yang kurang dalam melakukan pekerjaan.
Setiap perusahaan mengharapkan dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi. Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia (SDM) yang dimilki perusahaan. Untuk itu, perusahaan akan selalu berupaya mengoptimalkan seluruh sumber daya manusia
(SDM) agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas akan mampu mengolah faktor-faktor produksi dalam perusahaan seperti modal, mesin, metode, uang, dan bahan baku dengan baik. Ketika mengolah faktor-faktor produksi,
(14)
sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-masalah kerja yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Keja (K3) di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 yang disebut sebagai Undang-Undang Keselamatan Kerja. Undang-Undang Keselamatan Kerja tersebut dibuat karena dalam setiap pekerjaan, kecelakaan kerja sulit dihindari (Panggabean 2004:112).
Menurut Ervianto (2005:195), masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) lebih banyak terjadi pada perusahaan konstruksi karena proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan industri konstruksi mempunyai catatan yang buruk dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Situasi dalam lokasi proyek mencerminkan karakter yang keras dan kegiatannya terlihat kompleks dan sulit dilaksanakan sehingga dibutuhkan stamina yang prima dari pekerja yang melaksanakannya.
PT. Adhi Karya Tbk merupakan perusahaan publik yang bergerak di bidang konstruksi, yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985. PT. Adhi Karya mempunyai sembilan Divisi. Salah satunya adalah PT. Adhi Karya Divisi Konstruksi III yang beralamat di Jl. Dr. Mansyur No. 169 Medan. PT. Adhi Karya Kawasan Medan membawahi Base Camp Patumbak Medan yaitu Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) , Labuhan Batu, Riau, Langga Payung, Aek Godang, Sibuhuan, Pinang Lombang dan Sayur Tinggi.
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan merupakan perusahaan yang telah menerapkan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kebijakan mutu Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) PT. Adhi Karya (Persero) Tbk selalu mengemban kepercayaan dengan meningkatkan mutu cara kerja dan hasil kerja, melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan dan mencegah ketidaksesuaian
(15)
pada semua tahapan, melaksanakan norma-norma perlindungan kerja dan lingkungan serta menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas risiko kecelakaan, dan pencemaran, melakukan perbaikan kinerja mutu Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L) secara berkelanjutan, pencegahan pencemaran, menghemat energi sumber daya serta mengutamakan penggunaan produk ramah lingkungan.
Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adhi Karya memperhatikan dan peduli terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawanya. Tetapi, meskipun PT. Adhi Karya ini telah melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), tetap masih ada terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Pada tahun 2007 terjadi kecelakaan kerja di PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing (AMP) Kawasan Medan karena tabung gas milik PT Adhi Karya (Persero) meledak di
Base Camp perusahaan BUMN tersebut di jalan Pertahanan Pasar V, Desa Patumbak II, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Ledakan tersebut mengakibatkan seorang tukang las tewas mengenaskan dengan tubuh tercerai berai dan melukai delapan pekerja lainnya. Ledakan ini terjadi ketika mekanik borongan sedang memperbaiki seksi truk inventaris PT. Adhi Karya tersebut. Selain mengakibatkan jatuhnya korban, ledakan itu juga merusak tiga truk berat milik PT. Adhi Karya, yang berarti bahwa PT. Adhi Karya mengalami kerugian. Akibat dari kecelakaan kerja tersebut, maka perusahaan mengeluarkan banyak biaya seperti biaya transportasi ke rumah sakit, biaya pengobatan, biaya penguburan, biaya untuk memperbaiki truk berat yang rusak, biaya pelatihan karyawan baru dan hilangnya jam kerja karyawan yang mengakibatkan rendahnya produktivitas.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena dampak terjadinya suatu kecelakaan kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan secara langsung maupun tidak langsung (Ampuh, 2009:233). Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dijadikan sebagai aspek perlindungan tenaga kerja, dan perlindungan
(16)
tersebut merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan. Kewajiban perusahaan dalam meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah memelihara tempat kerja yang aman untuk seluruh pihak dengan menggunakan metode yang paling aman, mematuhi seluruh undang-undang negara federal dan negara bagian, menginformasikan kepada seluruh karyawan mengenai risiko-risiko yang diketahui, dan mendokumenkan penerimaan para karyawan terhadap segala risiko yang ada (Maltis dan Jakson, 2002:252).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan sedapat mungkin menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan untuk mengurangi biaya perusahaan apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan pada masa yang akan datang.
Menurut Yuli (2005:213) tujuan utama dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada karyawan dan untuk melindungi sumber daya manusia. Dengan kondisi kerja yang aman dan sehat, maka diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat dan dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan. Dengan demikian, Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan produktivitas kerja karyawan menjadi penting untuk dikaji, karena hal tersebut dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan, visi, dan misinya.
Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT.Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan “.
(17)
Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: “ Apakah Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan.
1.4Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan masukan pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan. b. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan dengan menghubungkan teori yang diperoleh dalam perkuliahan dengan kenyataan serta dapat memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang manajemen sumber daya manusia.
c. Bagi Peneliti Lanjutan
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi yang diperlukan dan perbandingan bagi peneliti lainnya dimasa yang akan datang, yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Produktivitas Kerja.
(18)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini, Sumber Daya Manusia (SDM) mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang atau jasa (Sumarsono, 2003:4). Karyawan sebagai sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan mendorong organisasi ke arah pencapaian tujuan. Tetapi, dalam pengelolaan sumber daya manusia terdapat berberapa masalah seperti :
1. Mempekerjakan karyawan yang tidak sesuai dengan tuntutan pekerjaan 2. Mengalami perputaran karyawan (labor turnover) yang tinggi
3. Karyawan tidak bekerja dengan kontribusi yang terbaik 4. Diskriminasi karyawan
5. Kondisi lingkungan kerja yang tidak aman/ melanggar undang-undang keselamatan kerja
6. Ketidak-adilan dalam pemberian gaji, promosi, dan praktik tenaga kerja 7. Kurangnya pelatihan dan pengembangan karyawan (Sofyandi, 2008:2).
Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia. Sebaliknya, sumber daya manusia pula yang dapat menjadi penyebab terjadinya pemborosan dan
inefisiensi dalam berbagai bentuknya.
Karena itu, memberikan perhatian kepada unsur manusia merupakan salah satu tuntutan dalam keseluruhan upaya meningkatkan produktivitas kerja (Siagian, 2002:2).
(19)
2.1.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan, dan produktivitas kerja. Untuk itu, adalah kewajiban dari perusahaan untuk meningkatkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kewajiban perusahaan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Memelihara tempat kerja yang aman dan sehat bagi pekerja 2. Mematuhi semua standar dan syarat kerja
3. Mencatat semua peristiwa kecelakaan yang terjadi berkaitan dengan Keselamatan Kerja (Hariandja, 2002:121).
Menurut Daryanto (2002:21), Keselamatan kerja pada hakekatnya adalah usaha manusia untuk melindungi hidupnya dengan melakukan tindakan preventif dan pengamanan terhadap terjadinya kecelakaan kerja ketika sedang bekerja. Sedangkan menurut Leon C. Megginson dalam Yuli (2005:211), Keselamatan kerja diartikan sebagai kondisi aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.
Tujuan dan pentingnya keselamatan Kerja adalah jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakan-kecelakaan kerja, dan hal-hal yang berkaitan dengan stres serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, maka perusahaan akan semakin efektif. Peningkatan-peningkatan terhadap hal ini akan menghasilkan:
1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang. 2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.
3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunya pengajuan klaim.
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.
(20)
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan (Yuli, 2005:214).
Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Faktor manusia
Manusia memiliki keterbatasan, dalam arti bisa lelah, lalai, atau melakukan kesalahan yang di sebabkan persoalan pribadi atau keterampilan yang kurang dalam melakukan pekerjaan. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan melakukan pelatihan, membuat pedoman pelaksanaan kerja secara tertulis, meningkatkan disiplin, melakukan pengawasan oleh atasan langsung, dan memberikan reward bagi yang mengikuti prosedur dengan benar. 2. Faktor peralatan kerja
Peralatan kerja atau pelindung bisa rusak atau tidak memadai. Untuk itu perusahaan senantiasa memperhatikan kelayakan setiap peralatan yang dipakai dan melatih para pegawai untuk memahami karakteristik setiap peralatan dan mekanisme kerja peralatan tersebut.
3. Faktor lingkungan kerja
Lingkungan kerja bisa menjadi tempat yang tidak aman, penerangan dan ventilasinya tidak memadai, iklim psikologis diantara pekerja kurang baik. Jadi, perusahaan harus membangun teamwork yang baik melalui bermacam program (Hariandja, 2002:315).
Menurut Ervianto (2005:196) bahwa elemen-elemen yang patut dipertimbangkan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sebagai berikut :
1. Komitmen pimpinan perusahaan untuk mengembangkan program yang mudah dilaksanakan
2. Kebijakan pimpinan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
3. Ketentuan penciptaan lingkungan kerja yang menjamin terciptanya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
(21)
4. Ketentuan pengawasan selama proyek berlangsung
5. Pendelegasian wewenang yang cukup selama proyek berlangsung 6. Ketentuan penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan
7. Pemeriksaan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja
8. Melakukan penelusuran penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja 9. Mengukur kinerja program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
10.Pendokumentasian yang memadai dan pencatatan kecelakaan kerja secara kontinue.
Klasifikasi Kecelakaan Kerja :
1. Menurut jenis kecelakaan yaitu jatuh, tertimpa benda jatuh, tertumbuk, terjepit, gerakan berlebihan, pengaruh suhu tinggi, terkena aliran listrik, kontak dengan bahan berbahaya/radiasi.
2. Menurut penyebab yaitu mesin, alat angkut dan alat angkat, peralatan lain, bahan-bahan, zat-zat, radiasi, dan lingkungan kerja.
3. Menurut sifat luka yaitu patah tulang, keseleo, memar, amputasi, luka bakar, dan mati lemas.
4. Menurut letak di tubuh tubuh seperti kepala dan leher (Anizar, 2009:4). Menurut Daryanto (2004:21), akibat dari kecelakaan kerja adalah sebagai berikut: 1. Kerugian bagi instansi:
a. Biaya pengangkutan korban ke rumah sakit
b. Biaya pengobatan, penguburan jika korban meninggal dunia c. Hilangnya waktu kerja sikorban
d. Mencari pengganti atau melatih tenaga kerja baru e. Mengganti atau memperbaiki mesin yang rusak
(22)
2. Kerugian bagi korban
Kerugian yang fatal adalah jika kecelakaan mengakibatkan cacat atau meninggal dunia, ini berarti hilangnya pencari nafkah bagi keluarga.
3. Kerugian bagi masyarakat dan negara
Akibat kecelakaan maka beban biaya akan dibebankan sebagai biaya produksi yang mengakibatkan dinaikkanya harga produksi perusahaan.
Menurut Ervianto (2005:198), usaha pencegahan timbulnya kecelakaan kerja adalah : 1. Mengidentifikasikan setiap jenis pekerjaan yang berisiko dan
mengelompokkannya sesuai tingkat risikonya
1. Adanya pelatihan bagi para pekerja konstruksi sesuai keahliannya
2. Melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan 3. Menyediakan alat perlindungan selama durasi proyek
4. Melaksanakan pengaturan di lokasi proyek konstruksi.
Pada waktu pelaksanaan pembangunan, pekerja selayaknya tidak diizinkan untuk beraktivitas bila terjadi hal-hal berikut :
1. Tidak mematuhi peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2. Tidak menggunakan peralatan pelindung diri selama bekerja 3. Pekerja menggunakan peralatan yang tidak aman.
Penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada bidang konstruksi diperlukan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
1. Pendekatan perilaku mengarah pada peranan masing-masing peserta program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu manajer puncak, pengawas dan manajer proyek, mandor dan pekerja dalam menciptakan kondisi kerja yang aman.
2. Pendekatan fisik dalam program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat dilakukan dengan cara pendidikan dan latihan mengenai metode dan prosedur yang benar, perhatian
(23)
atas perawatan/pemanfaatan peralatan yang dapat membahayakan Keselamatan Kerja, pemakaian pelindung yang telah ditetapkan.
Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan atau bahaya kerja yaitu :
1. Pakaian kerja digunakan untuk melindungi badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan
2. Sepatu kerja yaitu perlindungan terhadap kaki agar tidak terkena benda-benda tajam, kotoran, dan agar tidak terluka jika tertimpa
3. Kacamata kerja yaitu pengaman yang digunakan untuk melindungi mata dari debu kayu, batu, dan serpihan besi.
4. Penutup telinga digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup besar dan bising.
5. Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selam menjalankan kegiantannya.
6. Helm digunakan sebagai pelindung kepala dari bahaya peralatan yang jatuh, debu dan panas matahari.
7. Masker yaitu perlindungan bagi pernapasan.
8. Jas hujan yaitu perlindungan terhadap cuaca terutama hujan bagi pekerja pada saat bekerja.
9. Sabuk pengaman (tali pengaman) digunakan untuk menghindari kecelakaan kerja terutama pada bangunan yang tinggi.
10.Tangga merupakan alat untuk memanjat untuk mencapai ketinggian
2.1.3 Kesehatan Kerja
Menurut Yuli (2005:211), kesehatan kerja menunjukkan kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Menurut
(24)
Mathis dan Jakson (2002:245) bahwa individu yang sehat adalah yang bebas dari penyakit, cidera serta masalah mental dan emosi yang bisa menggangu aktivitas manusia normal. Praktik manajemen kesehatan di perusahaan bertujuan untuk memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh.
Menurut Flippo dalam Panggabean (2004:113), Kesehatan Kerja dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
a. Physical Health, berupa :
1) Pemeriksaan jasmani pra-penempatan
2) Pemeriksaan jasmani secara berkala dan sukarela untuk semua personalia 3) Klinik medis yang mempunyai staf dan perlengkapan yang baik
4) Perhatian yang sistematik dan preventif yang dicurahkan pada tekanan dan ketegangan industri
b. Mental Health, yang antara lain berupa : 1) Tersedianya penyuluhan dan psikiater
2) Pendidikan personalia perusahaan sehubungan dengan hakikat dan pentingnya masalah kesehatan mental
3) Pengembangan dan pemeliharaan program hubungan kemanusiaan yang tepat.
Tujuan program Keselamatan dan Kesehatan kerja akan tercapai , jika ada unsur-unsur yang mendukung, yaitu :
1. Adanya dukungan dari manajemen puncak
2. Ditunjuknya direktur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 3. Rekayasa pabrik dan kegiatan yang aman
4. Diberikannya pendidikan bagi seluruh karyawan untuk bertindak aman 5. Terpeliharanya catatan-catatan tentang kecelakaan
(25)
6. Menganalisis penyebab kecelakaan 7. Kontes keselamatan, dan
8. Melaksanakan peraturan.
2.1.4 Produktivitas Kerja Karyawan
Produktivitas muncul pertama kali pada tahun 1966 dalam suatu masalah yang disusun oleh Sarjana Ekonomi Perancis yang bernama “Quesnay”, tetapi menurut Walter Aigner dalam karyanya “Motivation and Awareness”, filosofi dan spirit tentang produktivitas, sudah ada sejak mulai peradaban manusia karena makna produktivitas adalah keinginan (the will) serta upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan di segala bidang (Sumarsono, 2003:40).
Menurut Ervianto (2005: 215), produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output
dengan input, atau rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Dalam proyek konstruksi, rasio produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi, dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, material, uang, metoda dan alat. Sumber daya yang digunakan selama proses konstruksi adalah material, machines, men,
method, money. Sedangkan menurut Sulistiyani (2009:247), produktivitas kerja karyawan
menyangkut masalah akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh di dalam proses produksi. Produktivitas tidak terlepas dari efisiensi dan efektivitas dimana efisiensi diukur dengan rasio output dan input. Dengan kata lain, pengukuran efisiensi memerlukan identifikasi dari hasil kinerja.
Menurut Ervianto (2005:218), faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah faktor manusia dimana manusia memberikan kontribusi terbesar. Proyek konstruksi membutuhkan pekerja untuk bekerja di lapangan terbuka dalam cuaca dan kondisi apa pun. Untuk mendapatkan tingkat produktivitas dan meminimalkan segala risiko yang terjadi serta
(26)
mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), para pimpinan harus memahami kemampuan dan keterbatasan yang diakibatkan oleh kondisi lokasi proyek.
Program produktivitas dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mencakup empat tahapan. Model lingkaran produktivitas adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Model lingkaran produktivitas Sumber : Ervianto (2005:220)
Program produktivitas dimulai dari pengukuran produktivitas yang terjadi di lokasi proyek. Dari pengukuran, dilakukan evaluasi dengan cara membandingkan apa yang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk merencanakan tingkat produktivitas yang akan dicapai, tentunya mengarah pada perbaikan atas apa yang telah terjadi.
Menurut Kaming dalam Ervianto (2005:220), terdapat empat faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu :
1. Metoda dan teknologi, terdiri atas faktor disain rekayasa, metoda konstruksi, urutan kerja, dan pengukuran kerja.
2. Manajemen lapangan, terdiri atas faktor perencanaan dan penjadwalan, tata letak lapangan, komunikasi lapangan, manajemen material, manajemen peralatan, manajemen tenaga kerja.
3. Lingkungan kerja, terdiri atas faktor keselamatan kerja, lingkungan fisik, kwalitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja, partisipasi.
Pengukuran produktivitas
Evaluasi produktivitas Perbaikan
produktivitas
Perencanaan produktivitas
(27)
4. Faktor manusia, yaitu tingkat upah pekerja, kepuasan kerja, insentif, pembagian keuntungan, dan hubungan kerja mandor-pekerja.
Produktivitas dalam proyek konstruksi menggunakan pendekatan yang digunakan untuk mempelajari produktivitas pekerja adalah :
1. Work study yaitu teknik manajemen yang bertujuan meningkatkan produktivitas dengan
cara menyempurnakan penggunaan sumber daya.
2. Method study yaitu memberikan informasi yang cukup sebagai dasar pengambilan
keputusan tentang metoda yang digunakan.
3. Work measurement yaitu metode kerja yang untuk dipilih digunakan dalam melaksanan
proyek konstruksi harus diyakinkan mengenai manfaat dan efisiensinya. Evaluasi manfaat ditinjau dari aspek waktu yaitu kendala proyek konstruksi selain kendala mutu dan biaya. Ketepatan dan kecepatan dalam melaksanakan pekerjaan harus selalu dievaluasi. Metode yang digunakan mendapatkan waktu kerja adalah menggunakan time study (Ervianto, 2005:221).
2.2 Penelitian Terdahulu
Rijuna Dewi (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap kinerja karyawan pada PT.Ecoogren Oleochemical Medan Plant”. Peneliti menyimpulkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh positif dan signifikan serta dapat memprediksi variabel dependen secara parsial melalui Uji t dengan tingkat signifikansi < 0,005 dan nilai t hitung >t tabel pada taraf signifikansi 5%.
T. Lestari (2007) melakukan penelitian yang berjudul “ Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji korelasi Rank Spearman antara faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja
(28)
dengan produktivitas kerja karyawan menunjukkan bahwa semua faktor K3 memiliki hubungan yang positif dan sangat nyata dengan produktivitas kerja karyawan dapat dilihat dari nilai korelasi yang positif yaitu rs = 0,743 dengan tingkat kepercayaan 99%, db = 73, r tabel = 0,425. Dapat dilihat bahwa rs > r tabel, maka berdasarkan hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat hubungan antara K3 dengan produktivitas Kerja karyawan.
2.3 Kerangka Konseptual
Menurut Panggabean (2004:119), pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Keja (K3) diatur dalam Undang No. 1 Tahun 1970 yang disebut sebagai Undang-Undang Keselamatan Kerja. Dengan demikian, setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas. Menurut Nasutio (2000:251), program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu usaha untuk melindungi karyawan di tempat kerja agar dapat meningkatkan efisiensi perusahaan melalui peningkatan produktivitas karyawan.
Menurut Leon C. Megginson dalam Yuli (2005:211), Keselamatan kerja diartikan sebagai kondisi aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Menurut Schuler & Jackson dalam Yuli( 2005:218) bahwa suatu lingkungan kerja yang aman akan membuat para pekerja menjadi sehat dan produktif yang akan meningkatkan kualitas kehidupan kerja dan meningkatkan produktivitas.
Menurut Yuli (2005:211), kesehatan kerja menunjukkan kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Menurut Darmawang dalam Yuli (2005:218), Kesehatan kerja karyawan harus diperhatikan agar mereka dapat bekerja secara sehat sehingga produktivitas kerja yang optimal dapat dicapai sesuai dengan program perlindungan karyawan.
(29)
Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 : kerangka Konseptual
Sumber : Yuli (2005:211), diolah oleh penulis
2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan maka, hipotesis dari penelitian ini adalah: “Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas Karyawan pada PT.Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP )Kawasan Medan.
Keselamatan Kerja (X1)
Kesehatan Kerja (X2)
Produktivitas kerja (Y)
(30)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanasi (penjelasan), penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan objeknya yaitu yang bertujuan mempelajari, mendeskripsikan, mendeteksi (mengungkapkan), dan menyelidiki hubungan kausalitas. Pada tingkatan eksplanasi penelitian termasuk kedalam penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh, yaitu Program Keselamatan (X1), Kesehatan Kerja (X2) berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan di Basecamp Patumbak Pasar V. Waktu penelitian dimulai bulan Maret 2011 sampai dengan Agustus 2011.
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini membahas keterkaitan atau pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) kawasan Medan.
3.4 Definisi Operasional
a. Variabel Independent adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel dependen. Variabel independen disebut dengan variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi (Situmorang, et.al, 2010:8). Variabel independent pada penelitian ini adalah:
(31)
1. Keselamatan Kerja (X1)
Keselamatan kerja diartikan sebagai kondisi aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja sehingga dengan lingkungan kerja yang aman akan membuat para pekerja menjadi sehat dan produktif yang akan meningkatkan kualitas kehidupan kerja dan meningkatkan produktivitas. Adapun indikator dari keselamatan kerja (variabel X1) yaitu :
a) Alat perlindungan kerja disediakan oleh perusahaan untuk mencegah timbulnya kecelakaan kerja.
b) Peralatan kerja konstruksi harus tetap diperhatikan untuk mencegah bahaya dalam proses konstruksi.
c) Perusahaan melaksanakan pengaturan lingkungan kerja
d) Perusahaan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan.
e) Pelatihan diberikan kepada setiap para pekerja konstruksi sesuai keahliannya (Ervianto, 2005:198).
2. Kesehatan Kerja (X2)
kesehatan kerja menunjukkan kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja, maka kesehatan kerja karyawan harus diperhatikan agar mereka dapat bekerja secara sehat sehingga produktivitas kerja yang optimal dapat dicapai. Individu yang sehat adalah yang bebas dari penyakit, cidera serta masalah mental dan emosi yang bisa mengganggu aktivitas manusia normal. Praktik manajemen Kesehatan di perusahaan bertujuan untuk memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh (Mathis dan Jakson, 2002:245). Adapun indikator kesehatan kerja adalah sarana kesehatan, standar jam kerja yaitu periode waktu kerja yang ditentukan untuk menghindari stres emosi atau gangguan fisik, pendidikan mengenai kesehatan, check-up dan komunikasi.
(32)
b. Variabel Dependent adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel dependen disebut dengan variabel terikat atau variabel terpengaruh (Situmorang,et.al, 2010:7). Ada pun variabel dependent adalah Produktivitas Kerja Karyawan (Y). Produktivitas Kerja Karyawanmenyangkut masalah akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh di dalam proses produksi. Produktivitas tidak terlepas dari efisiensi dan efektivitas dimana efisiensi diukur dengan rasio output dan input (Sulistiyani, 2009:247).
Adapun indikator produktivitas kerja adalah sebagai berikut:
1) Knowledge
Pengetahuan dan keterampilan merupakan dasar pencapaian produktivitas. Pengetahuan atau daya pikir menjadi suatu kontribusi dalam pemecahan masalah, termasuk dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang tinggi, seorang pegawai diharapkan mampu memberikan pekerjaan dengan baik dan produktif.
2) Skills
Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu. Jika karyawan memiliki keterampilan yang baik maka akan semakin produktif.
3) Abilities
Abilities merupakan kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seseorang karyawan. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan. Dengan demikian, jika pengetahuan dan keterampilan tinggi, maka abilities juga akan tinggi.
4) Attitude dan behavior
Sangat erat hubungan antara kebiasaan dengan perilaku. Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan karyawan baik, maka perilaku karyawan juga akan
(33)
baik. Dengan kondisi pegawai yang seperti itu, maka produktivitas dapat dipastikan terwujud (Sulistiyani dan Rosidah, 2009:248).
Penulis merumuskan mekanisme operasional variabel berdasarkan defenisi yang telah dipaparkan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Operasional Variabel
No Variabel Defenisi Indikator Skala
1 Keselamatan Kerja (X1)
Keselamatan kerja diartikan sebagai kondisi aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja sehingga dengan lingkungan kerja yang aman akan membuat para pekerja menjadi sehat dan produktif yang akan meningkatkan kualitas kehidupan kerja dan meningkatkan produktivitas
a. Alat pelindung kerja
b. peralatan kerja c. Keadaan
lingkungan kerja d. pengawasan e. pelatihan kerja
Likert
2 Kesehatan Kerja (X2)
kesehatan kerja menunjukkan kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja, maka kesehatan kerja karyawan harus diperhatikan agar mereka dapat bekerja secara sehat sehingga produktivitas kerja yang optimal dapat dicapai.
a. Sarana kesehatan b. Standar jam kerja c. Pendidikan mengenai kesehatan d. Check-up e. komunikasi Likert 3 Produktivitas Kerja (Y)
Produktivitas Kerja Karyawan menyangkut masalah akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh di dalam proses produksi. Produktivitas tidak terlepas dari efisiensi dan efektivitas dimana efisiensi diukur dengan rasio output dan input. a. Knowledge b. Skills c. Abilities d. Attitude e. behaviors Likert
(34)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah Skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor (Situmorang,et.al, 2010:5). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang diberi, yaitu :
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert No. Item Instrumen Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang setuju (KS) 3 4. Tidak setuju (TS) 2 5. Sangat tidak setuju (STS) 1
Sumber: Situmorang,et.al (2010:5) 3.6 Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2005:72). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian AMP, Crew Stone Crusher, dan Operator yang berjumlah 74 orang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2005:73). Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh (sampel sensus), dimana semua anggota populasi akan diobservasi karena jumlah populasinya
(35)
relatif kecil dan cenderung heterogen. Maka, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 74 orang.
3.7 Jenis Data
Jenis data yang digunakan terdiri dari dua, yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan daftar pertanyaan (Questionaire) dan melakukan wawancara (inteview).
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumntasi dengan mempelajari berbagai tulisan baik dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet yang mendukung penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data guna membahas masalah pada penelitian ini ada beberapa teknik yang digunakan yaitu terdiri dari :
a. Daftar Pertanyaan (Kuisioner)
Pengumpulan data dengan cara memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan tentang program keselamatan, kesehatan kerja, dan produktivitas kerja karyawan.
b. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Penulis melakukan wawancara terstruktur yaitu memakai daftar apa yang akan ditanya. c.Studi Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengambil data sekunder dengan mempelajari dokumen atau data-data dalam perusahaan yang berhubungan dengan penelitian.
(36)
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Menurut Situmorang,et.al (2010:68), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas internal yaitu menguji validitas setiap butir pertanyaan. Untuk melihat validitas maka kolom yang dilihat adalah corrected item total
correlation dimana R tabel untuk sampel 30 adalah sebesar 0, 361. Uji validitas dalam
penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang karyawan Divisi AMP dan Crew Stone Cruscher pada PT. Karya Murni Perkasa Medan yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi . Dalam uji validitas pengambilan keputusan adalah:
1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika rhitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Situmorang,et.al (2010:72), uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatau alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability).
Untuk melihat reliabilitas maka kolom yang dilihat adalah cronbach’s alpha if item deleted yang memberikan nilai cronbach’s alpha > 0.60 atau cronbach’s alpha > 0.80. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukur dan sebaliknya. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabelitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
(37)
Jika ralfa positif atau > rtabel, maka pernyataan reliabel. Jika ralfa negatif atau > rtabel, maka pernyataan tidak reliabel.
3.10 Teknik Analisis A. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk merumuskan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan deskriptif variabel. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT.Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Aspalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan pada bagian AMP, Crew Stone Crusher dan Operator. Data identitas responden dilihat dari segi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama bekerja.
B. Uji Asumsi Klasik
Menurut Situmorang,et.al (2010:151) sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang efisien dan tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni data dengan bentuk lonceng, data tersebut tidak menceng ke kiri dan ke kanan, dan titik-titik mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal bedistribusi normal, maka dilakukan uji kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sign (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% (0,05) artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang,et.al, 2010:91).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas artinya varians variabel independen adalah konstan (sama) untuk setiap nilai tetentu variabel independen (homokedastisita). Alat untuk menguji
(38)
heteroskedstisitas dibagi menjadi dua bagian yaitu dengan analisis grafik dan pendekatan statistik. Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak terjadi heteroskedatisitas jika titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, sedangkan kriteria pengambilan keputusan uji glejser (Situmorang, et.al, 2010: 152) adalah :
a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas b.Jika nilai signifikan < 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas
3. Uji Multikolineritas
Uji Multikolineritas artinya variabel independent yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolineritas dapat dilihat dari besarnya nilai
tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. Model yang paling baik adalah tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang,et.al, 2010:153).
C. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan, digunakan metode analisis regresi linier berganda. Agar hasil yang diperoleh lebih terarah maka penulis menggunakan bantuan aplikasi software
SPSS versi 16.0 for windows. Model regeresi linier berganda dirumuskan sebagai berikut
(Sugiyono, 2005:211):
(39)
Keterangan :
Y = Produktivitas kerja
a = Konstanta
X1 = Keselamatan Kerja X2 = Kesehatan Kerja b1-2-3 = Koefisien regresi e = Standart error
D. Uji Hopotesis
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu ( 0 ≤ R2 ≥ 1 ). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu program Keselamatan (X1) dan program Kesehatan Kerja (X2) adalah besar terhadap variabel terikat yaitu Produktivitas Kerja Karyawan (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu Program Keselamatan (X1) dan Program Kesehatan (X2) terhadap variabel terikat yaitu Produktivitas Kerja Karyawan (Y) semakin kecil (Situmorang,et.al, 2010:144).
2. Uji Signifikan Simultan/ Uji Serentak (Uji–F)
Menurut Situmorang,et.al,(2010:146) Uji–F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji – F digunakan untuk melihat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel bebas yaitu program Keselamatan (X1), dan program Kesehatan Kerja (X2) terhadap variabel terikat Produktivitas Kerja Karyawan (Y). Nilai F hitung akan
(40)
diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 16,0 for windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat α = 5%, dengan kriteria uji yaitu Ho diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5%, Ho ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α = 5%
3. Uji Signifikan Individual/ Uji Parsial (Uji–t)
Uji t dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara parsial. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji t). Kriteria pengambilan keputusan yaitu H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%, Ho diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5% (Situmorang, 2010:147).
(41)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum perusahaan 4.1.1 Sejarah PT. Adhi Karya
Nama Adhi Karya untuk pertama kalinya tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja pada tanggal 11 Maret 1960. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1961 Adhi Karya ditetapkan menjadi Perseroan Negara Adhi Karya. Pada tahun itu juga, berdasarkan PP yang sama Perseroan Bengunan bekas milik Belanda yang telah dinasionalisasikan, yaitu Associate NV, dilebur ke dalam Perseroan.
Tahun 2003, Anggaran Dasar Perseroan ADHI kembali mengalami perubahan pada saat penawaran saham kepada masyarakat, nama Perseroan diubah menjadi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. seiring dengan dilepasnya saham ADHI sebesar 49% kepada umum dan menjadi BUMN Konstruksi pertama yang terdaftar dalam bursa.
4.1.2 VISI DAN MISI
Visi PT. Adhi Karya yaitu menjadi juara sejati di bisnis jasa konstruksi dan mitra pilihan dalam bisnis perekayasaan dan investasi inftrastruktur di Indonesia dan beberapa negara terpilih. Misi PT. Adhi Karya adalah membangun sebuah Great Infrastructure Enterprise dengan:
1. Menciptakan nilai bagi para pemegang saham
2. Memenuhi kebutuhan pelanggan dengan produk dan layanan yang handal dan bermutu.
3. Menyediakan lingkungan kerja yang aman, mensejahterakan dan memberikan kesempatan untuk berkembang secara proffesional bagi karyawan.
(42)
4. Memperkokoh posisi Adhi Karya di pasar dalam negeri dengan dukungan jaringan kerja yang kuat di daerah-daerah potensial.
5. Memperkuat posisi kepemimpinan Adhi Karya dibidang infrastruktur dan bangunan gedung, serta mulai membangun posisi yang kuat dibidang perekayasaan yang difokuskan pada industri-industri tertentu.
6. Meningkatkan kemampuan dan daya saing SDM dengan mengutamakan pengembangan keahlian teknik dan manajemen proyek.
7. Secara konsisten Adhi Karya menghasilkan ROE setiap tahunnya minimal sebesar 8% diatas suku bunga SBI.
4.1.3 RUANG LINGKUP USAHA
1. Proyek Bangunan
Terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan gedung bertingkat seperti hotel dan perkantoran; pembangunan fasilitas umum seperti rumah sakit dan sekolah; bangunan komersial; perumahan; kawasan industri dan manufaktur; pekerjaan mekanikal dan elektrikal pada gedung dan industri, transmisi kelistrikan dan gardu induk, otomatisasi bangunan, pembangkit listrik, tata udara dan tata suara, radio, telekomunikasi, dan instrumentasi serta pemipaan.
2. Proyek Infrastruktur
Terdiri dari proyek-proyek infrastruktur seperti jalan dan jembatan, pengairan, pembangkit listrik, pelabuhan, dan lain-lain.
(43)
4.1.4. Hirarki Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tabel 4.1
Kegiatan Dampak yang
ditimbulkan
Pengendalian a) Pemanasan aspal pada
truk tangki dan ketel
Terjadi kebakaran karena ada aspal dan minyak berceceran
Menyediakan tempat untuk menampung tetesan aspal cair.
Menyediakan pasir dan alat pemadam/ racun api
b) Pemakaian arus listrik Tersandung instalasi kabel
Kesetrum arus listrik
Perapihan jalur kabel Memakai APD sepatu
safety, sarung tangan dan helm
c) Coldbin Kejatuhan material dari coldbin
Isi material dalam coldbin jangan terlalu penuh Memakai APD sepatu
safety dan helm d) Pengelasan Terkena percikan,
jatuh, terpleset, terstrum aliran listrik, ledakan tabung oksigen
Pekerja memakai kacamata, topi, sepatu safety dan sarung tangan Hindari bekerja pada
waktu hujan e) Pengoperasian AMP Polusi limbah aspal
Polusi debu dan batubara
Membuat saluran dan bak limbah
Pembersihan saluran limbah
Membuat sistem
penanggulangan debu (dust collector)
f) Aktivitas
overtime/lembur
Gelap memasang lampu
penerangan g) Crushing Terkena/ tertabrak alat
berat/ roda bergerak/ berputar
Polusi debu
Memakai APD sepatu safety dan helm Material yang berdebu
terlebih dahulu disemprot dengan air sebelum diprosuksi
(44)
4.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 4.2.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang,et.al (2010:68), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas internal yaitu menguji validitas setiap butir pertanyaan. Untuk melihat validitas maka kolom yang dilihat adalah corrected item total correlation dimana R tabel untuk sampel 30 adalah sebesar 0, 361.
Dalam hal ini peneliti menggunakan kuesioner yang terdiri atas 10 butir pertanyaan keselamatan kerja, 10 butir pertanyaan kesehatan kerja, dan 10 butir pertanyaan produktivitas kerja karyawan sehingga keseluruhan pertanyaan adalah 30 butir (item). Setiap butir pertanyaan disiapkan 5 interval jawaban, dimana dimana jawaban terendah diberi skor 1 dan jawaban tertinggi diberi skor 5. Pengujian validitas ditujukan kepada 30 orang karyawan PT. Karya Murni Perkasa Medan bagian AMP, Crusher, dan operator. Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
(45)
Tabel 4.2
Uji Validitas Pertama Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Validitas
VAR00001 120.4667 139.085 .430 .907 Valid
VAR00002 120.0000 147.310 .046 .911 Tidak Valid
VAR00003 120.1000 141.334 .398 .907 Valid
VAR00004 120.4667 141.223 .393 .907 Valid
VAR00005 120.2667 140.616 .363 .908 Valid
VAR00006 120.6000 141.076 .465 .906 Valid
VAR00007 120.5333 144.671 .164 .911 Tidak Valid
VAR00008 120.8667 137.568 .522 .905 Valid
VAR00009 120.6333 137.964 .653 .904 Valid
VAR00010 120.4000 143.490 .372 .908 Valid
VAR00011 120.1667 137.592 .444 .907 Valid
VAR00012 120.3000 138.631 .506 .906 Valid
VAR00013 120.4667 138.120 .510 .906 Valid
VAR00014 121.3333 141.126 .212 .913 Tidak Valid
VAR00015 120.7333 138.547 .407 .908 Valid
VAR00016 120.5000 139.362 .523 .906 Valid
VAR00017 120.8667 136.878 .686 .903 Valid
VAR00018 121.0000 144.690 .149 .912 Tidak Valid
VAR00019 120.2333 137.633 .594 .904 Valid
VAR00020 120.1667 140.075 .522 .906 Valid
(46)
VAR00022 120.5333 130.671 .792 .900 Valid
VAR00023 120.5333 130.809 .865 .899 Valid
VAR00024 120.5000 131.983 .658 .903 Valid
VAR00025 120.1333 141.292 .487 .906 Valid
VAR00026 120.3000 139.045 .562 .905 Valid
VAR00027 120.7667 132.116 .586 .904 Valid
VAR00028 120.4000 139.352 .575 .905 Valid
VAR00029 120.1000 143.059 .406 .907 Valid
VAR00030 120.4000 140.524 .624 .905 Valid
Sumber : hasil pengolahan data primer dengan SPSS 16.0 ( 2011)
Tabel 4.2 menunjukkan validitas dari setiap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Pada pengujian validitas pertama, terdapat 4 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan pada variabel 2, 7, 14 dan 18 karena tabel R untuk sampel 30 sebesar 0,361, sedangkan nilai corrected item total correlation variabel 2, 7, 14 dan 18 di bawah 0,361. Berarti variabel 2, 7, 14 dan 18 harus dibuang dan setelah itu dilakukan pengujian kembali.
Tabel 4.3 Uji Validitas Kedua Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Validitas
VAR00001 104.8000 124.579 .448 .921 Valid
VAR00002 104.4333 126.875 .409 .921 Valid
VAR00003 104.8000 125.959 .457 .921 Valid
VAR00004 104.6000 125.421 .417 .921 Valid
VAR00005 104.9333 127.168 .438 .921 Valid
(47)
VAR00007 104.9667 123.826 .655 .918 Valid
VAR00008 104.7333 128.892 .391 .921 Valid
VAR00009 104.5000 123.155 .461 .921 Valid
VAR00010 104.6333 124.102 .529 .920 Valid
VAR00011 104.8000 123.476 .541 .919 Valid
VAR00012 105.0667 124.961 .378 .923 Valid
VAR00013 104.8333 125.178 .523 .920 Valid
VAR00014 105.2000 123.062 .670 .918 Valid
VAR00015 104.5667 123.633 .588 .919 Valid
VAR00016 104.5000 125.155 .574 .919 Valid
VAR00017 104.9333 119.513 .653 .917 Valid
VAR00018 104.8667 117.499 .763 .915 Valid
VAR00019 104.8667 117.361 .849 .914 Valid
VAR00020 104.8333 118.833 .627 .918 Valid
VAR00021 104.4667 126.671 .514 .920 Valid
VAR00022 104.6333 124.516 .588 .919 Valid
VAR00023 105.1000 118.783 .565 .920 Valid
VAR00024 104.7333 124.961 .591 .919 Valid
VAR00025 104.4333 128.392 .432 .921 Valid
VAR00026 104.7333 126.202 .633 .919 Valid
Sumber : hasil pengolahan data primer dengan SPSS 16.0 (2011)
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa, pada pengujian kedua seperti yang terlihat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation tidak ada lagi nilainya yang dibawah 0,361. Dengan
demikian, jika keseluruhannya telah memenuhi syarat, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik dan instrumen tersebut layak untuk digunakan sebagai kuesioner penelitian.
(48)
4.2.2 Uji Reliabilitas
Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability).
Untuk melihat reliabilitas maka kolom yang dilihat adalah cronbach’s alpha if item deleted >0.60 atau> 0.80. Tabel 4.3 berikut ini merupakan tabel pengolahan data untuk uji reliabilitas pada variabel keselamatan, kesehatan dan produktivitas karyawan.
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.922 26
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 16.0 for window (2011)
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa hasil Cronbach’s Alfa 0,922 > 0,60 atau 0,80. Maka dapat disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan ssebagai instrumen penelitian.
4.3 Teknik Analisis
4.3.1. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk merumuskan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan deskriptif variabel. Kuisioner berisikan 26 pernyataan yang terdiri dari 8 butir untuk variabel deskriptif keselamatan, 8 butir untuk variabel deskriptif kesehatan dan 10 butir untuk variabel deskriptif produktivitas karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada divisi AMP, Crew Stone Crusher dan Operator yang berjumlah 74 orang dan dijadikan sampel dengan menggunakan metode sampling jenuh (sampel sensus), dimana semua anggota populasi akan diobservasi yaitu berjumlah 74 orang.
(49)
a. Karakteristik Responden
1 ) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.5
Karakteristik Responden berdasarkan Usia Usia Jumlah Responden Persentase (%)
19-24tahun 14 19
25-30 tahun 11 15
31-36 tahun 17 23
37-42 tahun 14 19
43-48 tahun 9 12
49-54 tahun 9 12
Total 74 100
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2011)
Pada Tabel 4.5 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia. Karyawan yang berusia 19-24 tahun yaitu sebanyak 14 orang atau sebesar 19%, karyawan yang berusia 25-30 tahun yaitu sebanyak 11 orang atau sebesar 15%, berbeda sedikit dengan responden yang berusia 31-36 tahun yaitu sebanyak 17 orang atau sebesar 23%, karyawan yang berusia 37-42 tahun yaitu sebanyak 14 orang atau sebesar 19%, karyawan yang berusia 43-48 tahun yaitu sebanyak 9 orang atau sebesar 12%, sisanya adalah responden yang berusia 49-54 tahun yaitu sebanyak 9 orang atau sebesar 12%. Dari data identitas responden berdasarkan usia diperoleh bahwa karyawan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Asphalt Mixing Plant (AMP) Kawasan Medan pada divisi AMP, Crew Stone Crusher dan Operator lebih banyak mempekerjakan karyawan yang berusia 31-36 tahun dengan jumlah 17 orang atau sebesar 23 %.
(50)
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja Tabel 4.6
Karakteristik Responden berdasarkan Lama Kerja Lama Kerja Jumlah Responden Persentase (%)
1-5 tahun 20 27
6-10 tahun 26 35
11-15 tahun 13 18
16-20 tahun 9 12
21-25 tahun 4 5
26-30 tahun 2 3
Total 74 100 Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah)
Tabel 4.6 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan lama kerja. Karyawan yang lama kerjanya 1-5 tahun yaitu sebanyak 20 orang atau sebesar 27%. Responden yang lama kerjanya 6-10 tahun yaitu sebanyak 26 orang atau sebesar 35%. Karyawan yang lama kerjanya 11-15 tahun yaitu sebanyak 13 orang atau sebesar 18%. Karyawan yang lama kerjanya 16-20 tahun yaitu sebanyak 9 orang atau sebesar 12%. Karyawan yang lama kerjanya 21-25 tahun yaitu sebanyak 4 orang atau sebesar 5%. Karyawan yang lama kerjanya 26-30 tahun yaitu sebanyak 2 orang atau sebesar 3%. Dari data identitas responden berdasarkan lama kerja pegawai diperoleh bahwa pegawai yang paling lama bekerja adalah selama 6-10 tahun dengan jumlah 26 orang (35%). Sedangkan pegawai yang lama bekerja selama 26-30 tahun hanya sedikit yaitu sebanyak 2 orang (3%).
(51)
3) Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.7
Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
SD 5 7
SLTP 14 19 SLTA 55 74
Total 74 100
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah,2011)
Tabel 4.7 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan. Karyawan yang tamatan SD yaitu sebanyak 5 orang atau sebesar 7%. Karyawan yang tamatan SLTP yaitu sebanyak 14 orang atau sebesar 19% dan sisanya adalah tamatan SLTA yaitu sebanyak 55 orang atau sebesar 74%. Dari data identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan diperoleh bahwa karyawan yang lebih mendominasi adalah karyawan tamatan SLTA dengan jumlah 55 orang atau sebesar 74%.
4) Karakteristik Responden berdasarkan bidang pekerjaan Tabel 4.8
Karakteristik Responden berdasarkan bidang pekerjaan Bidang Pekerjaan Jumlah Responden Persentase (%)
AMP 20 27
Crew Stone Crusher 16 22
Operator 38 51
Total 74 100
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah,2011)
Tabel 4.8 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan bidang pekerjaan. Karyawan di bidang AMP ada sebanyak 20 orang atau sebesar 27%. Karyawan di bidang
(52)
Crew Stone Crusher ada sebanyak 16 orang atau sebesar 22% dan bidang operator ada sebanyak 38 orang atau sebesar 51%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah karyawan lebih banyak di bidang operator jika dibandingkan dengan jumlah karyawan di bidang AMP dan Crew Stone Crusher.
4.3.2 Crosstab
Tabel 4.9
bidang * usia Crosstabulation
Count
usia
Total 19-24 25-30 31-36 37-42 43-48 49-54
Bidang AMP 3 4 2 5 3 3 20
Crusher 1 1 4 5 2 3 16
Operator 10 6 11 4 4 3 38
Total 14 11 17 14 9 9 74
Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 16.0 for windows
Tabel 4.9 diatas menunjukkan jumlah karyawan berdasarkan usia. Karyawan yang bekerja di bidang AMP ada sebanyak 20 orang yaitu karyawan yang berusia 19-24 tahun ada sebanyak 3 orang, karyawan yang berusia 25-30 tahun ada sebanyak 4 orang, karyawan yang berusia 31-36 tahun ada sebanyak 2 orang, karyawan yang berusia 37-42 tahun ada sebanyak 5 orang, tidak ada karyawan yang berusia 43-47 tahun ada sebanyak 3 orang, karyawan yang berusia 49-54 tahun ada sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adhi Karya lebih banyak mempekerjakan karyawan yang berusia antara 37-42 tahun di bidang AMP.
Karyawan yang bekerja di bidang Crusher ada sebanyak 16 orang yaitu karyawan yang berusia 19-24 tahun ada sebanyak 1 orang, karyawan yang berusia 25-30 tahun ada sebanyak
(53)
1 orang, karyawan yang berusia 31-36 tahun ada sebanyak 4 orang, karyawan yang berusia 37-42 tahun ada sebanyak 5 orang, tidak ada karyawan yang berusia 43-47 tahun ada sebanyak 2 orang, karyawan yang berusia 49-54 tahun ada sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adhi Karya lebih banyak mempekerjakan karyawan yang berusia antara 37-42 tahun di bidang Crusher.
Karyawan yang bekerja di bidang Operator ada sebanyak 38 orang yaitu karyawan yang berusia 19-24 tahun ada sebanyak 10 orang, karyawan yang berusia 25-30 tahun ada sebanyak 6 orang, karyawan yang berusia 31-36 tahun ada sebanyak 11 orang, karyawan yang berusia 37-42 tahun ada sebanyak 4 orang, tidak ada karyawan yang berusia 43-47 tahun ada sebanyak 4 orang, karyawan yang berusia 49-54 tahun ada sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adhi Karya lebih banyak mempekerjakan karyawan yang berusia antara 19-24 tahun di bidang Operator.
Tabel 4.10
bidang * lamakerja Crosstabulation
Count
Lamakerja
Total 1-5 11-15 16-20 21-25 26-30 6-10
Bidang AMP 4 3 2 2 0 9 20
Crusher 1 5 3 1 0 6 16
Operator 15 5 4 1 2 11 38
Total 20 13 9 4 2 26 74
Hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0 for Windows
Tabel 4.10 menunjukkan jumlah karyawan berdasarkan lama kerja. Karyawan di bidang AMP ada sebanyak 20 orang yaitu karyawan yang bekerja antara 1-5 tahun ada sebanyak 4
(54)
orang, karyawan yang bekerja antara 11-15 tahun ada sebanyak 3 orang, karyawan yang bekerja antara 16-20 tahun ada sebanyak 2 orang, karyawan yang bekerja antara 21-25 tahun ada sebanyak 2 orang, tidak ada karyawan yang bekerja antara 26-30 tahun, karyawan yang bekerja antara 6-10 tahun tahun ada sebanyak 9 orang. Hal ini menunjukkan bahwa lama kerja karyawan di bidang AMP yang paling banyak adalah 6-10 tahun.
Karyawan di bidang Crusher ada sebanyak 16 orang yaitu karyawan yang bekerja antara 1-5 tahun ada sebanyak 1 orang, karyawan yang bekerja antara 11-15 tahun ada sebanyak 5 orang, karyawan yang bekerja antara 16-20 tahun ada sebanyak 3 orang, karyawan yang bekerja antara 21-25 tahun ada sebanyak 1 orang, tidak ada karyawan yang bekerja antara 26-30 tahun, karyawan yang bekerja antara 6-10 tahun tahun ada sebanyak 6 orang. Hal ini menunjukkan bahwa lama kerja karyawan di bidang Crusher yang paling banyak adalah 6-10 tahun.
Karyawan di bidang operator ada sebanyak 38 orang yaitu karyawan yang bekerja antara 1-5 tahun ada sebanyak 15 orang, karyawan yang bekerja antara 11-15 tahun ada sebanyak 5 orang, karyawan yang bekerja antara 16-20 tahun ada sebanyak 4 orang, karyawan yang bekerja antara 21-25 tahun ada sebanyak 1 orang, karyawan yang bekerja antara 26-30 tahun ada sebanyak 2 orang, karyawan yang bekerja antara 6-10 tahun tahun ada sebanyak 11 orang. Hal ini menunjukkan bahwa lama kerja karyawan di bidang operator yang paling banyak adalah 1-5 tahun.
(55)
Tabel 4.11 bidang * tingkatpendidikan Crosstabulation
Count
tingkatpendidikan
Total
SD SLTA SLTP
bidang AMP 1 16 3 20
Crusher 2 10 4 16
Operator 2 29 7 38
Total 5 55 14 74
Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS 16.0
Tabel 4.11 menunjukkan jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan. Karyawan yang bekerja di bidang AMP ada sebanyak 20 orang yaitu karyawan dengan tingkat pendidikan SD ada sebanyak 1 orang, karyawan dengan tingkat pendidikan SLTA ada sebanyak 16 orang dan karyawan dengan tingkat pendidikan SLTP ada sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adhi Karya lebih banyak mempekerjakan karyawan di bidang AMP adalah tamatan SLTA.
Karyawan yang bekerja di bidang Crusher ada sebanyak 16 orang yaitu karyawan dengan tingkat pendidikan SD ada sebanyak 2 orang, karyawan dengan tingkat pendidikan SLTA ada sebanyak 10 orang dan karyawan dengan tingkat pendidikan SLTP ada sebanyak 4 orang. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adhi Karya lebih banyak mempekerjakan karyawan di bidang AMP adalah tamatan SLTA.
Karyawan yang bekerja di bidang operator ada sebanyak 38 orang yaitu karyawan dengan tingkat pendidikan SD ada sebanyak 2 orang, karyawan dengan tingkat pendidikan
(56)
SLTA ada sebanyak 29 orang dan karyawan dengan tingkat pendidikan SLTP ada sebanyak 7 orang. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adhi Karya lebih banyak mempekerjakan karyawan di bidang AMP adalah tamatan SLTA.
b. Analisis Deskriptif Variabel
1) Frekuensi Jawaban Responden Variabel Keselamatan Kerja (X1)
Berdasarkan kuisioner yang disebar kepada responden, maka jawaban responden atas variabel keselamatan kerja (X1) dapat dideskripsikan pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Keselamatan Kerja (X1)
Tanggapan Responden
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju Sangat Setuju
Total
Item No. F % F % F % F % F % %
1 0 0 0 0 5 6,8 41 55,4 28 37,8 100
2 0 0 3 4 17 23 37 50 17 23 100
3 0 0 0 0 3 4 52 70 19 26 100
4 0 0 1 1,4 6 8 47 63,6 20 27 100
5 0 0 6 8,1 21 28,4 22 29,7 25 33,8 100
6 1 1,4 4 5,4 9 12,2 34 45,9 26 35,1 100
7 0 0 1 1,4 5 6,8 40 54 28 37,8 100
8 0 0 0 0 3 4 42 56,8 29 39,2 100
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, 2011)
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa:
1) Pada pertanyaan butir 1 (Perusahaan selalu menyediakan pelindung kerja seperti helm, sepatu boots, sarung tangan, masker dll yang dapat menghindari saya dari kecelakaan kerja), 6,8% menjawab kurang setuju, 55,4% menjawab setuju, 37,8 menjawab sangat
(57)
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adhi Karya sudah menyediakan pelindung kerja.
2) Pada pertanyaan butir 2 (Semua peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak pakai), 4% menjawab tidak setuju, 23% menjawab kurang setuju, 50% menjawab setuju, dan 23% menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa peralatan kerja sudah dalam kondisi baik dan layak pakai.
3) Pada pertanyaan butir 3 (Pemilihan alat dan mesin sesuai dengan pekerjaan saya), 4% menjawab kurang setuju, 70% menjawab setuju, 26% menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa alat dan mesin yang digunakan karyawan sudah sesuai dengan pekerjaannya.
4) Pada pertanyaan butir 4 (Semua bagian dari peralatan yang berbahaya telah diberi suatu tanda-tanda), 1,4% menjawab tidak setuju, 8% menjawab kurang setuju, 63,6% menjawab setuju, dan 27% menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adhi Karya sudah memberi suatu tanda-tanda dari peralatan yang berbahaya.
5) Pada pertanyaan butir 5 (Setiap karyawan yang bekerja berada dalam kondisi lingkungan kerja yang aman dan bersih), 8,1% menjawab tidak setuju, 28,4% menjawab kurang setuju, 29,7% menjawab setuju, dan 33,8% menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja PT. Adhi Karya sudah aman dan bersih.
6) Pada pertanyaan butir 6 (Perusahaan melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan saya), 1,4% menjawab sangat tidak setuju, 5,4% menjawab tidak setuju, 12,2% menjawab kurang setuju, 45,9% menjawab setuju, dan 35,1 menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adhi Karya sudah melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan karyawan.
(58)
7) Pada pertanyaan butir 7 (Perusahaan memberikan pelatihan bagi setiap karyawan untuk bertindak dengan aman), 1,4% menjawab tidak setuju, 6,8% menjawab kurang setuju, 54% menjawab setuju, dan 37,8% menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adhi Karya sudah memberikan pelatihan bagi karyawan untuk bertindak dengan aman.
8) Pada pertanyaan butir 8 (Perusahaan memberikan metode/petunjuk kerja yang dapat mempermudah pekerjaan saya), 4% menjawab kurang setuju, 56,8% menjawab setuju, dan 39,2 menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Adhi Karya sudah memberikan metode/ petunjuk kerja bagi karyawan.
Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan responden, terlihat bahwa PT. Adhi Karya sudah menyediakan pelindung kerja. Perusahaan juga sudah menyediakan peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak pakai. Alat dan mesin yang digunakan karyawan sudah sesuai dengan pekerjaannya dan bagian dari peralatan yang berbahaya sudah diberi suatu tanda-tanda. lingkungan kerja PT. Adhi Karya sudah aman dan bersih. PT. Adhi Karya sudah melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan karyawan dan sudah memberikan pelatihan bagi karyawan untuk bertindak dengan aman serta sudah memberikan metode/ petunjuk kerja bagi karyawan.
2) Frekuensi Jawaban Responden Variabel Kesehatan Kerja (X2)
Tabel 4.13
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kesehatan Kerja (X2)
Tanggapan Responden
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju Sangat Setuju
Total
Item No. F % F % F % F % F % %
1 0 0 0 0 4 5,4 30 40,5 40 54,1 100
(1)
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 74
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 3.06673552 Most Extreme Differences Absolute .094
Positive .094
Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z .810
Asymp. Sig. (2-tailed) .528
(2)
Uji Het
Charts
Model 1 a.Uji Mu
teroskedast
s
(Constant) Keselamata Kesehatan Dependent Vultikolinear
tisitas
Unstand B 1 n Variable: Proritas
Coeff dardized Coe Std 5.092 .281 .541 oduktivitas ficientsa efficients St C . Error 4.166 .134 .123 tandardized Coefficients Beta .229 .477 t 3.623 9 2.105 7 4.380 Sig. .001 .039 .000(3)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) 15.092 4.166 3.623 .001
Keselamata n
.281 .134 .229 2.105 .039 .719 1.391
Kesehatan .541 .123 .477 4.380 .000 .719 1.391
LAMPIRAN 7
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Menggunakan SPSS 16.0
Regression
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 Kesehatan,
Keselamatana . Enter a. All requested variables entered.
(4)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .629a .396 .379 3.10963
a. Predictors: (Constant), Kesehatan, Keselamatan b. Dependent Variable: Produktivitas
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 449.283 2 224.641 23.231 .000a
Residual 686.555 71 9.670
Total 1135.838 73
a. Predictors: (Constant), Kesehatan, Keselamatan b. Dependent Variable: Produktivitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) 15.092 4.166 3.623 .001
Keselamatan .281 .134 .229 2.105 .039 .719 1.391 Kesehatan .541 .123 .477 4.380 .000 .719 1.391
(5)
Lampiran 8 STRUKTUR ORGANISASI PT. ADHI KARYA
Kepala Kawasan
Ir.Wiwoho Budi
Finance & Adm
Busrianto
Fungsi Ren & Del
Muakhirin SE
Penagihan
Agus Suhendri
Procurrement
Udin
Cost Control
M
khi i SE
(6)
Sumber : PT. Adhi Karya Kawasan Medan
Surveyor
Ikh
L bi
Laborat
Muhammad Ihfan
OA & HSE
K di
Fungsi Produksi Plant Rantau Parapat
Pelaksana Paving Ikhwan Lubis Pelaksana Alat
Y i B
Pelaksana Base Camp Sudamaji
Fungsi Produkduksi Plant Aek Godang Pelaksana Base Camp
Agus Susilo
Pelaksana Alat K b l Y
Pelaksana Paving Erwansyah Pelaksana Alat Imam Basuki
Pelaksana Base Camp Mulyono
Fungsi Produksi Plant Medan
Pelaksana Paving