Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Penelitian Terdahulu

8 terhadap kualitas audit, tenur kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan di atas dan penelitian yang berkaitan dengan kualitas audit menunjukkan hasil yang berbeda, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang nantinya akan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI “

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah terdapat pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien terhadap, dan Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit baik secara simultan maupun secara parsial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI secara simultan baik parsial ?” 9

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui “Apakah terdapat pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien terhadap, dan Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit baik secara simultan maupun secara parsial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI secara simultan baik parsial ?”

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut 1. Bagi Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya mengenai audit laporan keuangan. 2. Bagi Auditor, membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit, dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan mempengaruhi kualitas audit. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis dengan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai kualitas audit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kualitas Audit

DeAngelo 1981 mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Watkins dkk. 2004 telah mengidentifikasi empat buah definisi kualitas audit dari beberapa ahli, yaitu sebagai berikut : a. kualitas audit adalah probabilitas nilaianpasar bahwa laporan keuangan mengandung kekeliruan material dan auditor akan menemukan dan melaporkan kekeliruan material tersebut, b. kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor tidak akan melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung kekeliruan material, c. kualitas audit diukur dari akurasi informasi yang dilaporkan oleh auditor, d. kualitas audit ditentukan dari kemampuan audit untuk mengurangi noise dan bias dan meningkatkan kemurnian pada data akuntansi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik SPAP SA Seksi 316 menyatakan bahwa tanggung jawab auditor adalah untuk mendeteksi kekeliruan dan ketidakberesan dalam audit atas laporan keuangan. Dimana auditor dituntut dapat menemukan salah saji dalam laporan keuangan yang 11 bisa saja merupakan salah satu kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan klien. Oleh karena itu, auditor memiliki peran yang penting dalam mengungkap kecurangan tersebut sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. Selanjutnya, istilah “kualitas audit” mempunyai arti yang berbeda- beda bagi setiap orang. Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas audit yang dimaksud terjadi jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material no material misstatements atau kecurangan fraud dalam laporan keuangan audit.

2.1.2 Masa Perikatan Audit – Klien Audit Tenure

Audit Tenure merupakan Masa Perikatan antara Kantor Akuntan Publik KAP dan klien terkait jasa audit yang dilakukan oleh audit terhadap perusahaan klien yang telah disepakati bersama atau dapat juga diartikan sebagai jangka waktu hubungan auditor dengan klien. Audit Tenure itu sendiri dapat berdampak terhadap kualitas audit, dimana kualitas audit itu sendiri ditentukan antara lain oleh independensi auditor. Independensi ini berkaitan dengan masa perikatan audit yang cukup berpengaruh dalam independensi auditor dan mengurangi kualitas audit yang akan diberikan. Di Indonesia permasalahan perikatan ini diatur oleh Peraturan tentang perikatan audit melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 17PMK.012008 tentang Jasa Akuntan Publik hasil penyempurnaan Keputusan Menteri 12 Keuangan No. 423KMK.062002 dan No. 359KMK.062003 yang dianggap sudah tidak memadai. Dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut terdapat pokok - pokok penyempurnaan peraturan mengenai pembatasan masa pemberian jasa bagi akuntan, laporan kegiatan, dan asosiasi profesi akuntan publik. Untuk pembatasan masa pemberian jasa bagi akuntan publik, sebelumnya KAP dapat memberikan jasa audit umum paling lama untuk 5 lima tahun buku berturut - turut kemudian dirubah menjadi 6 enam tahun buku berturut - turut dan untuk seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut - turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut.

2.1.3 Ukuran KAP

Menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011, Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang - Undang ini. Dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 17PMK.012008 juga menjelaskan bahwa Kantor Akuntan Publik KAP adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya. Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011, Kantor Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat KAP, 13 adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang - Undang ini. Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.012008 mengakui Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI sebagai organisasi profesi akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika akuntan publik, serta menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia.

2.1.4 Ukuran Perusahaan Klien

Perusahaan yang lebih besar memiliki analisis yang lebih tinggi dan persentase kepemilikan institusional yang lebih tinggi O’Brien dan Bhushan, 1990 dalam Fernando et al., 2010 Selain itu, perhatian yang lebih besar oleh media ditujukan pada perusahaan besar sehingga perusahaan yang lebih kecil kurang diperhatikan oleh pemegang sahamnya dimana hal tersebut menandakan kurangnya informasi dan pengawasan yang lemah. Fernando et al., 2010. Keadaan tersebut sangat kondusif untuk lebih memperlihatkan pengaruh peran informasi dan pengawasan audit. Oleh karena itu, dampak dari kualitas audit yang lebih tinggi akan lebih besar bagi perusahaan - perusahaan kecil, sedangkan bagi perusahaan besar peningkatan kualitas audit tidak begitu berpengaruh karena mereka 14 memiliki kualitas pengendalian yang lebih baik dibandingkan perusahaan kecil.

2.1.5 Spesialisasi Audit

Audit memiliki fungsi sebagai pihak yang memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dihasilkan di dalam laporan keuangan. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor tidak hanya pengetahuan mengenai pengauditan dan akuntansi, namun juga jenis industri klien. Meskipun mengaudit perusahaan manufaktur prinsip- prinsipnya sama dengan mengaudit perusahaan perbankan, namun tentu saja ada perbedaan dalam hal sifat bisnis, prinsip akuntansi, sistim akuntansi, dan peraturan perpajakan yang berlaku mungkin berbeda. Hal ini mengharuskan auditor memiliki pengetahuan mengenai karakteristik industri tertentu yang mempengaruhi kualitas audit. Kondisi ini menunjukkan adanya kebutuhan terhadap spesialisasi auditor Kusharyanti 2003. Kantor Akuntan Publik yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, risiko bisnis perusahaan, risiko audit pada industri tersebut Fitriany, 2011. Lebih lanjut Fitriany 2011 menyatakan spesialisasi auditor dalam industri tertentu membuat auditor 15 tersebut memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak memiliki spesialisasi. Krishnan 2003 menyatakan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis akan menghasilkan nilai akrual diskresioner yang lebih rendah dibandingkan dengan auditor yang non spesialis. Hal ini konsisten dengan penelitian Mehdi Safari dalam Yuyetta dan Kono, 2013 yang menyatakan bahwa akrual diskresioner klien auditor spesialisasi industri lebih rendah dari akrual diskresioner klien non spesialisasi industri klien. Argumen-argumen ini menunjukkan bahwa spesialisasi auditor lebih memungkinkan untuk mendeteksi kekeliruan dan penyimpangan dari auditor non spesialis.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Kualiatas Audit adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Peneliti Variabel Penelitian Hasil Peneltian 1 Febriyanti 2014 Variabel independen yaitu masa perikatan audit, rotasi KAP, ukuran perusahaan klien, dan ukuran KAP, Variabel dependen yaitu kualitas audit Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, menunjukkan bahwa masa perikatan audit, rotasi KAP, dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan pada kualitas audit. Sedangkan ukuran perusahaan klien berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit. 16 2 Putri 2014 Variabel independen adalah auditor tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan ukuran perusahaan klien, sedangkan kualitas audit merupakan variabel dependen Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa auditor tenure dan ukuran perusahaan klien memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual. Namun, ukuran kantor akuntan publik tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual. 3 Sinaga 2012 Variabel penelitian yang digunakan adalah Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien sebagi independen varibel dan Kualitas Audit sebagai dependen variable Hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1 Audit Tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, 2 Ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, 3 Ukuran Perusahaan Klien berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. 4 Chariri 2014 Pengaruh Tenure, Ukuran KAP dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit Hasil penelitian adalah sebagai berikut Audit Tenure tidakberpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit,danSpesialisasiAuditorberpeng aruh secara signifikan terhadap kualitas auditbegitupula dengan ukuran KAP 5 Syukma, M 2014 Pengaruh Spesialisasi Audit, Tenur, dan Reputasi kantor akuntan publik Terhadap kualitas audit Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spesialisasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh terhadap kualitas audit, tenur kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sumber : Data Diolah 17 Penelitian terdahulu yang berhasil ditemukan peneliti berkaitan dengan kualitas audit menunjukkan hasil yang berbeda. Menurut Febriyanti 2014, dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Ukuran KAP Pada Kualitas Audit, yang menguji pengaruh variabel masa perikatan audit, rotasi KAP, ukuran perusahaan klien, dan ukuran KAP pada variabel kualitas audit. Teknik analisis data yang dipakai berupa analisis regresi logistik dengan populasi yang digunakan dalam penelitian ini perusahaan manufaktur yang listing di BEI selama periode 2009, 2010, 2011, dan 2012, pemilihan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling, maka terdapat 28 perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dengan total sampel untuk periode 4 tahun penelitian sebanyak 112 perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, menunjukkan bahwa masa perikatan audit, rotasi KAP, dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan pada kualitas audit. Sedangkan ukuran perusahaan klien berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit. Menurut Putri 2014, dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Auditor Tenure, Ukuran Kantor Akuntan Publik, dan Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit Studi Empiris pada Perusahaan Maufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2012, yang menguji pengaruh auditor tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan ukuran perusahaan klien, terhadap kualitas audit yang diukur dengan diskresioner akrual pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010-2012. 18 Penelitian ini menggunakan 69 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010-2012. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan dari perusahaan manufaktur yang listing dan dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory ICMD. Variabel independen dari penelitian ini adalah auditor tenure, ukuran kantor akuntan publik, dan ukuran perusahaan klien, sedangkan kualitas audit yang diproksikan oleh diskresioner akrual merupakan variabel dependen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa auditor tenure dan ukuran perusahaan klien memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual. Namun, ukuran kantor akuntan publik yang diukur dengan variabel dummy, yaitu Big 4 dan Non Big 4, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan diskresioner akrual. Menurut Sinaga 2012, dalam penelitiannya berjudul Analisis Pengaruh Audit Tenure,Ukuran KAP, dan Ukuran Perusahaan Klien, terhadap Kualitas Audit. Variabel penelitian yang digunakan adalah Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Kualitas Audit. Dengan menggunakan analisis regresi logistik dengan aplikasi SPSS 16, Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode 2006-2010. Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditetapkan maka diperoleh sebanyak 200 data perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel dan dikelompokkan ke dalam dua kelompok 19 atau kategori berdasarkan atas jenis opini audit sebagai proksi kualitas audit yang diterimanya, yaitu kelompok perusahaan dengan opini audit going concern OGC dan perusahaan dengan opini audit non going concern NOGC. penelitian ini mencoba menguji pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP, dan Ukuran Klien, terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1 Audit Tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, 2 Ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, 3 Ukuran Perusahaan Klien berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Menurut Chariri 2014, dalam penelitiannya Pengaruh Tenure, Ukuran KAP, dan Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit. Variabel penelitian yang digunakan adalah Spesialisasi Audit, Tenur, Reputasi Kantor Akuntan Publik, dan Kualitas Audit. Teknik analisis data yang dipakai berupa analisis regresi linier berganda dengan Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2010-2012. sampel sebanyak 193 perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada 2010-2012. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : Audit Tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, dan Spesialisasi Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit begitu pula dengan ukuran KAP. Menurut Syukma 2014, dalam penelitiannya pengaruh Spesialisasi Audit, Tenur, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap Kualitas Audit. Variabel penelitian yang digunakan adalah Spesialisasi Audit, Tenur, 20 Reputasi Kantor Akuntan Publik, dan Kualitas Audit. Teknik analisis data yang dipakai berupa analisis regresi linier berganda dengan jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan tahunan yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 – 2012, sampel sebanyak 45 perusahaan dengan 225 data pengamatan. perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : Menunjukkan bahwa spesialisasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh terhadap kualitas audit, tenur kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Perbedaan hasil penelitian – penelitian yang terdahulu kemungkinan di karenakan perbedaan jumlah sampel perusahaan, uji regersi yang digunakan, dan perusahaan yang diteliti. Febriyanti 2014, meniliti 112 sampel perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 – 2012.dengan uji regresi logistik sedangkan, Putri 2014, meniliti 69 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010-2012. dengan uji regresi linier berganda yang diproksikan dengan diskresioner akrual, sedangkan, Sinaga 2012, meniliti 200 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006 - 2010 dan dikelompokkan ke dalam dua kelompok atau kategori berdasarkan atas jenis opini audit sebagai proksi kualitas audit yang diterimanya, opini audit going concern OGC dan opini audit non going concern NOGC dengan uji regresi logistik sedangkan, Chariri 2014, meniliti 193 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 21 Kualitas Audit Y pada 2010-2012, dengan uji regresi linier berganda yang diproksikan dengan diskresioner akrual sedangkan, Syukma 2014, meneliti 225 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2008 – 2012, dengan uji linier berganda

2.3 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia

12 138 84

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure Klien, dan Opini Audit Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2007-2011)

1 17 150

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

2 2 11

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 9

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 16

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

PENGARUH AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT, UKURAN KAP, DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP KUALITAS AUDIT ARTIKEL ILMIAH

0 0 20

PENGARUH AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT, UKURAN KAP, DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP KUALITAS AUDIT SKRIPSI

0 1 15

PENGARUH TENURE AUDIT, SPESIALISASI AUDITOR, DAN UKURAN KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012–2014

0 0 16