Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE, UKURAN KANTOR

AKUNTAN PUBLIK, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN DAN ROTASI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2009-2012

O l e h : WINDI ASTUTI

120522058

PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE, UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN DAN ROTASI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT PADA

BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh audit tenure, ukuran KAP, ukuran Perusahaan klien dan rotasi audit terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitan sebab akibat dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data diperoleh dari hasil publikasi bursa efek indonesia mengenai laporan keuangan dan tahunan, laporan auditor independen, serta jurnal, buku referensi, internet dan literatur ilmiah yang berhubungan dengan penelitian. Metode pengumpulan data penelitian adalah metode dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa audit tenure, ukuran KAP dan Rotasi Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, ukuran perusahaan klien berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap kualitas audit.

Kata kunci : audit tenure, ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, rotasi audit, kualitas audit.


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF AUDIT TENURE, AUDIT FIRM SIZE, CLIENT FIRM SIZE, AUDIT ROTATION ON AUDIT QUALITY OF

MANUFACTURING COMPANY THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to obtain the empirical evidence about the effect of audit tenure, audit firm size, client firm size, audit rotation on audit quality of manufacturing company that listed in indonesian stock exchange. The type of this research is casual research and the type of data is quantitative data. Those are obtained from the data published by indonesian stock exchange about financial statement and annual report, independent auditor’s report, journal, reference books, internet and scientifics literature related to this research. Collecting data is documentation method. The analysis methods used is descriptive statistics and multivariate logistics regression. The result of this research shows that audit tenure, audit firm size and audit rotation have a significant positive effect on audit quality, client firm size has significant negative effect on audit quality.

Keyword : audit tenure, auditfirm size, client firm size, audit rotation, audit quality


(4)

KATA PENGANTAR

Bismilllairrohmanirrohim

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE, UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN DAN ROTASI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT PADA BURSA EFEK INDONESIA” sebagai titik akhir dari sebuah proses pembelajaran di Program Strata Satu (S1) Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang mudah-mudahan mendapat ridho Allah SWT. Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menanjilkan Al-qur’an sebagai pedoman dan petunjuk bagi hidup dan kehidupan manusia di muka bumi.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. , dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM. Ak. Selaku ketua dan sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.si., Ak. dan ibu Dra. Mutia Ismail, MM. Ak.

selaku ketua dan sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Erwin Abubakar, MBA., Ak. selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan bimbingan, koreksi dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(5)

5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM., Ak dan bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak, CA. selaku dosen pembanding dan dosen penguji penulis yang banyak membantu dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ucapan terima kasih yang sangat besar didedikasikan kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Makmur dan Ibunda Sari Intan atas segala kasih sayang, dukungan, bimbingan, arahan dan doa yang tiada henti-hentinya selama ini. 7. Kakak tersayang Ika Sari Dewi, SS. Abang tersayang Herry Kurniawan,

SH. dan Didi Hardiansyah, ST. serta adik tersayang Widianti Lestari,

terima kasih atas kasih sayang, perhatian, dukungan, dan doanya.

8. Amazerffwx guysi, Endah, Risa, Amira, Dini, Pandu, Inug, Raja, Rifka terima kasih untuk dukungan dan canda tawanya. Teman kampus, Enjel, Nova, Eka, Kristin, dan teman-teman S1 Akuntansi Ekstensi stambuk 2012 yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama ini

Akhirnya penulis menyadari semua keberhasilan tidak terlepas dari petunjuk Allah SWT. Dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Oktober 2014 Penulis

WINDI ASTUTI (120522058)


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………. i

ABSTRACT ………. ii

KATA PENGANTAR ……… iii

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR GAMBAR……… viii

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Rumusan Masalah……… 7

1.3 Tujuan Penelitian……… 8

1.4 Manfaat Penelitian……… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...……… 10

2.1 Tinjauan Teoritis……….……… 10

2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) ....……...……….. 10

2.1.2 Kualitas Audit ………. 12

2.1.3 Opini Going Concern……...………...…… 13

2.1.4 Masa Perikatan Auditor – Klien ( Audit Tenure) ... .16

2.1.5 Ukuran Kantor Akuntan Publik ………. 18

2.1.6 Ukuran Perusahaan Klien………. 19

2.1.7 Rotasi Audit ………..………... 19

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu……..……….……...…... 21

2.3 Kerangka Konseptual ……… 26

2.4 Hipotesis Penelitian……… 27

BAB III METODE PENELITIAN………. 30

3.1 Variabel Penelitian………. 30

3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel……….. 30

3.3 Populasi dan Sampel………. 33

3.4 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data………….…. 39

3.5 Metode Analisis Data……….... 39

3.5.1 Statistik Deskriptif ... 40

3.5.2 Uji Multikolinieritas……….……….… 40

3.5.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ………... 41

3.5.3.1 Menilai Keseluruhan Model...………..… 41

3.5.3.2 Koefisien Determinasi... 42

3.5.3.3 Menguji Kelayakan Model Regresi... 42

3.5.3.4 Matriks Klasifikasi... 43


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 45

4.1 Data Penelitian………... 45

4.2 Analisis Statistik Deskriftif ……….. 46

4.3 Pengujian Data ... 49

4.3.1 Uji Multikolinearitas ……… 49

4.4 Pengujian Model ……… 50

4.4.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ………... 50

4.4.2 Menilai Kelayakan Model Regresi……… 52

4.4.3 Koefisien Determinasi ………. 53

4.4.4 Matriks Klasifikasi ……… 54

4.5 Pengujian Hipotesis……… 55

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ………. 59

4.6.1 Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur di BEI ……... 59

4.6.2 Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur di BEI………..….. 60

4.6.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan KlienTerhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. .61 4.6.4 Pengaruh Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur di BEI……….. 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 64

5.1 Kesimpulan ……… 64

5.2 Keterbatasan Penelitian ……….. 64

5.3 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ………. 66


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ……… 23

3.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….. 32

3.2 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ……… 34

3.3 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian....………...… . 35

4.1 Descriptive Statistik ... 46

4.2 Kualitas Audit ... ... 47

4.3 Audit Tenure ... 47

4.4 Ukuran KAP ... 48

4.5 Rotasi Audit ... 48

4.6 Uji Multikolinieritas ... 49

4.7 likelihood block 0 ... 51

4.8 likelihood block 1 ... 51

4.9 hosmer and lemeshow test ... 52

4.10 Contingency Table For Hosmer and Lemeshow Test ... 53

4.11 Nagerkerke R Square ... 54

4.12 Classification Table ... 54

4.13 Case Processing Summary ... 55

4.14 Variables in the Equation ... 56


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Hal


(10)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE, UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN DAN ROTASI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT PADA

BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh audit tenure, ukuran KAP, ukuran Perusahaan klien dan rotasi audit terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitan sebab akibat dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data diperoleh dari hasil publikasi bursa efek indonesia mengenai laporan keuangan dan tahunan, laporan auditor independen, serta jurnal, buku referensi, internet dan literatur ilmiah yang berhubungan dengan penelitian. Metode pengumpulan data penelitian adalah metode dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa audit tenure, ukuran KAP dan Rotasi Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, ukuran perusahaan klien berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap kualitas audit.

Kata kunci : audit tenure, ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, rotasi audit, kualitas audit.


(11)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF AUDIT TENURE, AUDIT FIRM SIZE, CLIENT FIRM SIZE, AUDIT ROTATION ON AUDIT QUALITY OF

MANUFACTURING COMPANY THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to obtain the empirical evidence about the effect of audit tenure, audit firm size, client firm size, audit rotation on audit quality of manufacturing company that listed in indonesian stock exchange. The type of this research is casual research and the type of data is quantitative data. Those are obtained from the data published by indonesian stock exchange about financial statement and annual report, independent auditor’s report, journal, reference books, internet and scientifics literature related to this research. Collecting data is documentation method. The analysis methods used is descriptive statistics and multivariate logistics regression. The result of this research shows that audit tenure, audit firm size and audit rotation have a significant positive effect on audit quality, client firm size has significant negative effect on audit quality.

Keyword : audit tenure, auditfirm size, client firm size, audit rotation, audit quality


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Manajemen memiliki tanggung jawab untuk melaporkan hasil dari kegiatan operasional dan posisi keuangan perusahaan kepada pemegang saham lewat laporan keuangan. Muncul kemungkinan terjadinya perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemakai laporan keuangan karena timbulnya kesenjangan informasi yang disediakan. Pada akhirnya peran pihak ketiga yang kompeten dan independen dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan (Al-Thuneibat et al., 2011). Akuntan publik merupakan profesi yang paling tepat sebagai pihak ketiga dan berperan sebagai auditor untuk melaksanakan fungsi pemeriksaan.

Independensi menjadi syarat utama bagi seorang auditor dalam memberikan jasa audit dan memberikan opini yang dapat dipercaya. Secara umum, ada dua bentuk independensi auditor : independence in fact dan independence in appearance. Independence in fact menuntut auditor agar membentuk opini dalam laporan audit seolah-olah auditor itu pengamat profesional, tidak berat sebelah. Independence in appearance menuntut auditor untuk menghindari situasi yang dapat membuat orang lain mengira bahwa dia tidak mempertahankan pola pikiran yang adil. (Porter et al., 2003 dalam Nasser et al., 2006).


(13)

Audit atas Laporan Keuangan dimaksudkan untuk menurunkan resiko informasi yang diberikan dan memperbaiki pengambilan keputusan (Arens et al., 2008 dalam Al-Thuneibat et al., 2011). Proses audit dirancang untuk menentukan apakah angka-angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan menyajikan hasil operasi perusahaan dan posisi keuangan yang benar dengan cara-cara yang adil. (Al-Thuneibat et al., 2011). Karena itu, perbaikan atas kualitas audit menjadi hal yang penting dan utama untuk menjamin akurasi dari pemeriksaan laporan keuangan.

De Angelo (1981a) dalam Al-Thuneibat, et al. (2011) mendefinisikan kualitas audit sebagai sebuah kemungkinan bahwa auditor akan mendeteksi dan melaporkan salah saji material. Proses pelaporan yang dilakukan oleh auditor tergantung kepada dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut. Dorongan ini akan tergantung pada independensi yang dimiliki auditor tersebut.

Flint (1988) dalam Nasser et al. (2006) berpendapat bahwa independensi akan hilang jika auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena hal ini dapat mempengaruhi sikap mental dan opini mereka. Salah satu ancaman yang berpengaruh adalah audit tenure yang panjang. Dia berpendapat bahwa audit tenure yang panjang dapat menyebabkan auditor untuk mengembangkan “hubungan yang lebih nyaman” serta kesetiaan yang kuat atau hubungan emosional dengan klien mereka, yang dapat mencapai tahap dimana independensi auditor terancam. Audit Tenure yang panjang juga menimbulkan rasa kekeluargaan yang lebih dan akibatnya, kualitas dan kompetensi kerja auditor


(14)

dapat menurun ketika mereka mulai untuk membuat asumsi-asumsi yang tidak tepat dan bukan evaluasi yang objektif dari bukti terkini.

Al- Thuneibat et al. (2011) berpendapat bahwa hubungan yang lama antara auditor dan kliennya berpotensi untuk menciptakan kedekatan antara mereka, cukup untuk menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas audit. Dengan menggunakan pendekatan kebijaksanaan akrual mereka menyimpulkan bahwa hubungan auditor-klien memiliki pengaruh negatif terhadap kualitas audit.

Jackson et al. (2008) mencoba meneliti bagaimana pengaruh rotasi perusahaan KAP (dalam kaitannya dengan hubungan auditor – klien) terhadap kualitas audit. Mereka mengukur kualitas audit dengan dua pendekatan, yaitu kecenderungan untuk menerbitkan opini going concern dan tingkat kebijaksaan akrual. Berbeda dengan kesimpulan yang dikemukakan oleh Al-Thuneibat et al. (2011), Jackson et al. (2008) menemukan bahwa kualitas audit akan meningkat terkait dengan lamanya hubungan auditor-klien, ketika diproksikan dengan kecenderungan untuk menerbitkan opini going concern, dan tidak berpengaruh ketika diproksikan dengan tingkat kebijaksanaan akrual. Berdasarkan temuan tersebut mereka menyimpulkan bahwa rotasi KAP tidak akan meningkatkan kualitas audit dan berpendapat bahwa rotasi KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien hanya akan memunculkan biaya-biaya yang tidak penting, baik bagi kantor akuntan maupun bagi perusahaan dengan manfaat yang minimal. Jackson et al. (2008) mendukung teori bahwa semakin panjang hubungan auditor dan klien, maka akan tercipta audit yang lebih berkualitas.


(15)

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait kualitas audit (Becker et al., 1998; Francis et al., 1999; Krishnan, 2003; Behn et al., 2008 dalam Sun dan Liu, 2011) ditemukan bahwa Big N auditor memiliki kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan non-Big N auditor. Ada beberapa penjelasan atas kualitas audit yang lebih tinggi dari auditor besar. De Angelo’s (1998) dalam Choi et al., (2010) berpendapat independensi dalam auditor besar lebih mungkin terjaga karena ketergantungan ekonomi auditor terhadap klien tidak begitu berarti bagi auditor besar, dan auditor besar berpeluang untuk mengalami kerugian yang lebih besar (misalnya kerugian yang lebih tinggi dalam kehilangan reputasi) pada kasus kegagalan audit, bila dibandingkan dengan auditor kecil sehingga jaminan atas kualitas audit lebih ditingkatkan.

Dalam penelitian tentang hubungan Ukuran Kantor Audit dengan Kualitas Audit dan Audit Pricing, Choi et al. (2010) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara ukuran perusahaan audit (KAP) terhadap kualitas audit. Hasil analisis mereka mendukung pandangan yang menyatakan bahwa kantor audit yang lebih besar menyediakan audit yang lebih berkualitas dibandingkan dengan kantor audit yang berukuran kecil.

Dong yu (2007), dalam penelitiannya juga menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran perusahaan audit (KAP) dengan kualitas audit. Dia berpendapat bahwa kantor akuntan yang besar secara sistematis pasti akan menghasilkan audit yang berkualitas lebih tinggi. Dia mendasarkan penelitiannya atas dua argumen yang dibuatnya berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya. Pertama, auditor yang berkerja di perusahaan yang lebih besar


(16)

memiliki pengalaman pertemuan yang lebih banyak dengan klien yang berbeda-beda, dan membuat mereka memiliki pengalaman yang kolektif sehingga mereka mampu untuk menyediakan audit yang lebih berkualitas. Kedua, ketergantungan ekonomi dapat mengancam objektivitas dan independensi auditor.

Perusahaan kecil memiliki lingkup informasi yang lebih “miskin” dibandingkan dengan perusahaan besar (Atiase, 1985; Bamber, 1987; Llorente et al., 2002 dalam Fernando et al., 2010). Perusahaan yang lebih besar memiliki analisis yang lebih tinggi (Christensen et al., 2004; O’Brien dan Bhushan, 1990 dalam Fernando et al., 2010) dan persentase kepemilikan institusional yang lebih tinggi (O’Brien dan Bhushan, 1990 dalam Fernando et al., 2010). Selain itu, lebih banyak perhatian yang ditujukan media terhadap perusahaan-perusahaan yang lebih besar. Perusahaan-perusahaan yang lebih kecil kurang diperhatikan oleh pemegang sahamnya, menandakan kurangnya informasi dan pengawasan yang lemah. Keadaan seperti ini sangat kondusif untuk lebih memperlihatkan pengaruh peran informasi dan pengawasan audit. Oleh karena itu, dampak dari kualitas audit yang lebih tinggi akan lebih besar bagi perusahaan-perusahaan kecil sedangkan bagi perusahaan besar peningkatan kualitas audit tidak begitu berpengaruh karena mereka memiliki kualitas pengendalian yang lebih baik dibandingkan perusahaan kecil (Fernando et al., 2010).

Perbedaan kesimpulan yang didapat serta dikarenakan pentingnya kualitas sebuah audit, baik bagi kelangsungan operasional perusahaan penerima jasa maupun KAP yang memberi jasa, maka menarik untuk dilakukan penelitian tentang bagaimana pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan


(17)

Klien dan Rotasi audit terhadap Kualitas audit pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Al-Thuneibat et al. (2011). Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan variabel penelitian seperti pada penelitian Al-Thuneibat et al., 2011, yaitu audit tenure, Ukuran KAP dan Kualitas Audit. Peneliti kemudian menambahkan variabel independen lain yang tidak dipertimbangkan Al-Thuneibat et al. (2011) yaitu Ukuran Perusahaan Klien dan Rotasi audit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Thuneibat et al. (2011) adalah pada penggunaan variabel ukuran KAP.

Pada penelitian ini yang diuji adalah bagaimana pengaruh variabel Ukuran KAP terhadap variabel dependen yaitu Kualitas audit, sedangkan pada penelitian yang dilakukan Al-Thuneibat et al. (2011), yang diuji adalah bagaimana pengaruh variabel Ukuran KAP terhadap hipotesis 1 (H1) yang dibentuk yaitu Lamanya hubungan kantor audit (KAP) dan klien mempengaruhi kualitas audit yang diukur dengan DA. Perbedaan ini sekaligus menjawab keterbatasan yang terdapat pada penelitian yang dilakukan Al-Thuneibat et al. (2011) dan mereka menyarankan agar faktor-faktor seperti ukuran auditor dapat diuji pada penelitian mendatang terkait pengaruhnya terhadap kualitas audit.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penelitian mengenai kualitas audit masih relevan untuk dilakukan, terutama banyaknya penelitian yang dilakukan pada interval tahun 2007 – tahun 2011. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan objek perusahaan-perusahaan di Indonesia sehingga


(18)

diharapkan dapat menambah refrensi untuk topik penelitian mengenai kualitas audit karena penelitian sebelumnya mengambil objek perusahaan-perusahaan di Amerika, Australia dan Yordania.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH AUDIT TENURE, UKURAN KAP, ROTASI AUDIT DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain :

1. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur di indonesia?

2. Apakah Ukuran KAPberpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur di indonesia?

3. Apakah Ukuran Perusahaan Klien berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur di indonesia?

4. Apakah Rotasi Audit berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur di indonesia?


(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meneliti dan membuktikan bahwa audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

2. Meneliti dan membuktikan bahwa Ukuran KAP berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

3. Meneliti dan membuktikan bahwa Ukuran Perusahaan Klien berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

4. Meneliti dan membuktikan bahwa Rotasi Audit berpengaruh terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, penelitian ini tentunya memperluas pengetahuan peneliti, khususnya dibidang auditing, bagaimana kualitas audit suatuperusahaan

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diteliti dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhinya.

2. Bagi pihak stakeholder perusahaan, penelitian ini sangat diharapkan untuk bisa bermanfaat sebagai referensi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas audit perusahaan yang efisien dan efektif, sehingga laporan keuangan perusahaan tetap terjaga.


(20)

3. Bagi pihak auditor, penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan referensi untuk meningkatkan hasil audit yang berkualitas dan bisa dipertanggungjawabkan.

4. Bagi akademisi, penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian lagi yang masih berhubungan dengan kualitas audit atau variabel sejenisnya


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai “agency relationship as a contract under which one or more person (the principals) engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the agent”.

Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal.

Masalah keagenan potensial terjadi apabila bagian kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari seratus persen (Masdupi, 2005). Dengan proporsi kepemilikan yang hanya sebagian dari perusahaan membuat manajer cenderung bertindak untuk kepentingan pribadi dan bukan untuk memaksimumkan perusahaan. Inilah yang nantinya akan menyebabkan biaya keagenan (agency cost).

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan agency cost sebagai jumlah dari biaya yang dikeluarkan prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen. Hampir mustahil bagi perusahaan untuk memiliki zero agency cost dalam


(22)

rangka menjamin manajer akan mengambil keputusan yang optimal dari pandangan shareholders karena adanya perbedaan kepentingan yang besar diantara mereka.

Menurut teori keagenan, konflik antara prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan mensejajarkan kepentingan antara prinsipal dan agen. Kehadiran kepemilikan saham oleh manajerial (insider ownership) dapat digunakan untuk mengurangi agency cost yang berpotensi timbul, karena dengan memiliki saham perusahaan diharapkan manajer merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambilnya. Proses ini dinamakan dengan bonding mechanism, yaitu proses untuk menyamakan kepentingan manajemen melalui program mengikat manajemen dlam modal perusahaan. Dalam suatu perusahaan, konflik kepentingan antara prinsipal denga agen salah satunya dapat timbul karena adanya kelebihan aliran kas (excess cash flow).

Kelebihan arus kas cenderung diinvestasikan dala hal-hal yang tidak ada kaitannya denga kegiatan utama perusahaan. Ini menyebabkan perbedaan kepentingan karena pemegang saham lebih menyukai investasi yang berisiko tinggi yang juga menghasilkan return tinggi, sementara manajemen lebih memilih investasi dengan risiko yang lebih rendah, sehingga diperlukan peran pihak ketiga yaitu auditor independen untuk mengevaluasi pertanggungjawaban keungan manajemen dan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.

Auditor sebagai pihak yang independen dibutuhkan untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen apakah telah bertindak sesuai dengan


(23)

kepentingan prinsipal melalui laporan keuangan. Prinsipal mengharapkan auditor memberikan peringatan awal mengenai kondisi keuangan perusahaan. Data-data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan yang mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor (Komalasari, 2007).

Auditor bertugas untuk memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan perusahaan, dan mengungkapkan permasalahan going concern yang dihadapi perusahaan apabila auditor meragukan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

2.1.2 Kualitas Audit

Istilah kualitas audit dapat memiliki makna yang berbeda tergantung dari sudut pandang penerima atau pemberi jasa audit. Entitas pemilik maupun pihak pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas audit terjadi jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji material atau kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan auditan. Sedangkan para auditor memandang kualitas audit terjadi apabila mereka berkerja sesuai standar profesional yang ada, dapat menilai resiko bisnis audit dengan tujuan untuk meminimalisasi resiko litigasi dan meghindari kajatuhan reputasi auditor (Harom, 2012).

De Angelo (1981a) dalam Al-Thuneibat et al. (2010) mendefinisikan kualitas audit sebagai sebuah kemungkinan bahwa auditor akan mendeteksi dan melaporkan salah saji material. Proses pelaporan yang dilakukan oleh auditor


(24)

tergantung kepada independensi auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut.

Kualitas audit terdiri atas kualitas sebenarnya (actual) dan dirasakan (perceived). Actual Quality adalah tingkat dimana resiko dari pelaporan salah saji material dalam rekening keuangan berkurang, sementara Perceived Quality adalah seberapa efektif pengguna laporan keuangan percaya bahwa auditor telah mengurangi salah saji material. Perceived audit quality yang lebih tinggi dapat membantu mempromosikan investasi pada klien yang diaduit (Taylor, 2005 dalam Jackson et al., 2008).

Diantara sasaran utamanya, yang ingin dicapai dari kualitas audit adalah meningkatkan kualitas dari tugas pelaporan keuangan manajemen (Dopuch dan Simunic, 1982; Watts dan Zimmerman, 1986 dalam Al-Thuneibat et al., 2011). Meningkatkan kualitas dari pelaporan keuangan menambah nilai bagi laporan-laporan yang diajdikan alat bagi investor untuk memperkirakan nilai dari perdagangan saham. Peningkatan kualitas adalah sebuah fungsi tidak hanya deteksi auditor atas salah saji material, tetapi juga perilaku auditor terhadap deteksi ini. Maka dari itu, jika auditor memperbaiki salah saji material yang ditemukan, kualitas audit yang lebih tinggi dihasilkan, sementara itu kegagalan untuk memperbaiki salah saji material dan belum mampu mengeluarkan laporan audit yang bersih, menghalangi peningkatan kualitas audit (Johnson et al., 2002 dalam Al-Thuneibat et al., 2011).


(25)

2.1.3 Opini Going concern

Dalam penelitian ini, opini going concern digunakan sebagai proksi variabel Kualitas Audit. Going Concern dapat didefinisikan sebagai kelangsungan hidup suatu entitas (Novalinda, 2012). Dalam akuntansi, going concern diartikan kemampuan perusahaan untuk dapat mempertahankan kegiatan usahanya dan terus berfungsi sebagai entitas bisnis (wikipedia, 2012). Laporan audit dengan unqualified opinion sebagai inti informasi yang dikomunikasikan selalu bertumpu pada asumsi bahwa perusahaan memnuhi syarat sebagai suatu entitas yang going concern. Keterpenuhan atau sebaliknya ketidakterpenuhan prinsip going concern ini akan mempengaruhi opini yang harus diberikan oleh auditor. Perbedaan opini auditor yang harus diberikan tersebut akan mengharuskan perubahan dalam format laporan auditor. Auditor harus melakukan modifikasi atas laporan auditor yang dikeluarkannya (Novalinda, 2012).

Tipe pendapat (Opini Auditor) dalam SA seksi 508 (SPAP, 2011) : 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku. 2. Bahasa Penjelasan ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku

keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam laporan auditnya.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian

menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

4. Pendapat tidak wajar

menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.


(26)

auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

Keadaan tertentu sering kali mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan audit baku. Salah satu keadaan tersebut adalah jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup (going concern) entitas, namun setelah mempertimbangkan rencana manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai (SPAP, 2011). Opini going concern merupakan bagian dari paragraf penjelasan yang ditambahkan dari opini yang diberikan auditor dalam laporan auditnya.

PSA No.30 Seksi 341 membahas mengenai “Pertimbangan Auditor atas Kemampuan Entitas dalam Mempertahankan kelangsungan Hidupnya”. Paragraf 2 dari PSA tersebut menyebutkan : “Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit.

Evaluasi auditor berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisi dan peristiwa yang ada atau yang telah terjadi sebelum perkerjaan lapangan selesai. Suatu perusahaan didirikan dengan harapan akan beroperasi untuk waktu yang tidak terbatas atau diasumsikan akan melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan kecuali ada bukti bahwa perusahaan tidak dapat memperoleh atau meningkatkan pendapatan di masa yang akan datang dan kelangsungan hidupnya akan terancam oleh kebangkrutan. Perusahaan-perusahaan yang mengalami


(27)

persoalan dengan going concern umumnya disebabkan karena ketidakpastian dari dua sumber yaitu kesulitan keuangan (financial distress) dan proses pengadilan (ligitation).

Auditor harus memperoleh informasi tentang rencana manajemen dan mempertimbangkan apakah ada kemungkinan bila rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan, mampu mengurangi dampak negatif yang merugikan (Novalinda, 2012).

2.1.4 Masa Perikatan Auditor – Klien ( Audit Tenure )

Audit Tenure adalah Masa Perikatan (keterlibatan) antara Kantor Akuntan Publik (KAP) dan klien terkait jasa audit yang disepakati atau dapat juga diartikan sebagai jangka waktu hubungan auditor dan klien. Isu mengenai Audit Tenure biasanya dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap independensi auditor. Al-Thuneibat et al. (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa hubungan yang lama antara auditor dan kliennya berpotensi untuk menciptakan kedekatan antara mereka, cukup untuk menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas audit. Namun, Jackson et al. (2008) memiliki pandangan yang berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan Al- Thuneibat et al. (2011). Mereka menyimpulkan bahwa kualitas audit akan meningkat dengan adanya hubungan antara auditor dan klien.

Carey dan Simnett (2006) berpendapat ada dua faktor utama yang menimbulkan timbulnya hubungan yang negatif antara hubungan auditor-klien dan kualitas audit yaitu pengikisan independensi yang mungkin muncul seiring


(28)

dengan berkembangnya hubungan pribadi antara auditor dan klien mereka dan berkurangnya kapasitas auditor untuk memberikan penilaian kritikal. Hubungan yang lama antara perusahaan dengan kantor akuntan dapat mengarahkan pada kedekatan antara kantor akuntan dengan manajemen perusahaan sehingga membuat sikap independen menjadi sulit untuk diterapkan oleh kantor akuntan (Dao et al., 2008).

Dalam investigasi yang dilakukan oleh American Institute of Certified Accountants (AICPA) dalam Al-Thuneibat et al., 2011, ditemukan bahwa kegagalan audit tiga kali lebih mungkin pada dua tahun pertama dari ikatan yang dibuat dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya. Penelitian tersebut melakukan survei terhadap 406 kasus kegagalan audit. Dua penelitian yang memeriksa gugatan yang melibatkan auditor (St Pierre dan Anderson, 1984; Stice, 1991 dalam Al-Thuneibat et al., 2011) menemukan bahwa kegagalan audit lebih umum terjadi pada tiga tahun atau kurang dalam hubungan auditor-klien. Auditor dengan perikatan yang panjang, dibandingkan dengan auditor dengan perikatan yang pendek, lebih mungkin untuk mengeluarkan opini going concern untuk klien yang kemudian menyatakan kebangkrutan (Geiger dan Raghunandan, 2002 dalam Al-Thuneibat et al., 2011).

Hubungan antara auditor klien bisa disimpulkan akan berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. Disatu sisi, hubungan auditor-klien yang panjang akan memungkinkan auditor dan manajemen mencapai kenyamanan dalam pekerjaan yang dapat mengancam independensi auditor tersebut. Namun disisi lain hubungan auditor-klien yang panajang juga bisa saja mempunyai dampak


(29)

posistif terhadap kualitas audit, dengan argumen bahwa auditor akan mengenali dan sangat memahami proses bisnis perusahaan dan perilaku manajemen. Kemudian jika perusahaan menggunakna jasa auditor baru, maka auditor tersebut butuh masa pengenalan dan penyesuaian terhadapa bisnis kliennya yang akan sedikit mengganggu efektifitas dan efisiensi proses audit.

2.1.5 Ukuran Kantor Akuntan Publik (Audit Firm Size)

ukuran kantor akuntan publik dalam penelitian ini diproksikan dengan reputasi kantor akuntan publik tersebut, yang diwakili dengan kantor akuntan publik big four dan non big four. Kantor akuntan publik dengan reputasi big four dipastikan memiliki klien yang lebih banyak daripada akuntan publik non bigfour. Hal ini didasari pada kualitas auditor yang ada dalam kantor akuntan yang punya reputasi big four, yang dianggap memiliki kualitas dan pengalaman yang lebih baik dari auditor kantor akuntan non big four.

Choi et al. (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa secara umum, kantor akuntan publik internasional dengan nama besar (seperti big four) atau keahlian industri bisa menyediakan laporan auditan dengan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan kantor akuntan yang relatif kecil yang kurang nama besar atau keahlian industri. Dengan demikian, ukuran kantir akuntan publik yang berklasifikasi bigfour akan memberikan hasil audit yang lebih baik dibandingkan dengan kantor akuntan publik yang tidak terklasifikasi big four.

Berdasarkan sumber dari Wikipedia (2011), terdapat empat KAP besar di Indonesia yang berafiliasi dengan KAP Big 4, diantaranya :


(30)

a. KAP Purwantono, Suherman & Surja – berafilisiasi dengan Ernst & Young. b. KAP Osman Bing Satrio – berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu c. KAP Siddharta dan Widjaja – berafiliasi dengan KPMG, dan

d. KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan – berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers (PwC).

2.1.6 Ukuran Perusahaan Klien

Perusahaan besar memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik dibandingkan perusahaan kecil (Fernando et al., 2010). Dari sudut pandang Perceived Quality, ketika baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil memperoleh tingkat kepercayaan yang sama dari pengguna laporan keuangan bahwa laporan keuangan mereka telah bebas dari salah saji material, bagi perusahaan kecil tingkat kepercayaan ini menjadi lebih efektif. Outcome yang diperoleh perusahaan kecil ketika output (kepercayaan pengguna laporan keuangan) telah dicapai lebih besar dibandingkan perusahaan besar. Bagi perusahaan kecil, kepercayaan pengguna laporan keuangan bukan hanya mampu mempromosikan investasi mereka (Taylor, 2005 dalam Jackson et al., 2008), namun tentu saja membuat perusahaan mereka lebih diperhatikan publik dan investor. Sedangkan, bagi perusahaan besar yang sudah menjadi perhatian dan sorotan publik, tingkat kepercayaan ini hanya membantu dalam mempromosikan investasi. Sehingga dari sudut pandang Perceived Quality, jasa audit pada perusahaan kecil lebih berkualitas dibandingkan dengan perusahaan besar dan tercipta hubungan negatif.


(31)

2.1.7 Rotasi Audit (Audit Rotation)

Dharmasaputra dan Nafi (2007) dalan Hartadi (2009) menyatakn bahwa geger skandal akuntansi dan laporan keuangan raksasa energi Amerika serikat, Enron Corporation pada 2001 mendorong banyak negara memperketat peraturan tentang KAP. Dan salah satunya adalah perlu tidaknya melakukan rotasi audit

Rotasi audit (audit rotation) masih menjadi suatu perdebatan oleh para praktisi akuntansi karena dianggap hanya menimbulkan atau menambah biaya yang tidak perlu. Adityasih (2007) dalam Hartadi (2009) berpendapat bahwa pembatasan hanya dilakukan kepada akuntan publik, bukan kepada kantor akuntan, dengan begitu klien tidak perlu berpindah-pindah kantor akuntan.

Dalam artikel Hartadi (2009) dimuat Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 yang berkaitan dengan rotasi audit adalah sebagai berikut:

Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik yang merupakan penyempurnaan atas Keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002 dan No.359/KMK.06/2003 dengan alasan demi menjaga kualitas auditor dengan cara melakukan pembatasan masa pemberian jasa akuntan publik, diharapkan akan mendapatkan reaksi positif dari meningkatnya kualitas aduitor, tetapi disisi lain sejak Keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002 yang dirubah dengan KMK No.359/KMK.06/2003 tentang jasa akuntan publik merupakan KMK yang banyak mengundang perhatian dan pro-kontra dari para akuntan praktisi karena pada KMK tersebut pertama kali diperkenalkannnya rotasi bagi praktik akuntan publik di indonesia.

Menurut PMK No.17/PMK.01/2008, rotasi kantor akuntan publik harus dilakukan setiap enam tahun sekali dan untuk akuntan publik harus dirotasi tiga tahun sekali.

Hubungan yang ada antara rotasi audit dengan kulaitas audit adalah rotasi audit akan meningkatkan kualitas audit, karena rotasi audit secara berkala dapat


(32)

menjaga independensi auditor, sehingga sulit untuk dipengaruhi atau ditekan oleh pihak manajemen.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Keseragaman pemilihan penelitian terdahulu menimbulkan persamaan dan perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan. Persamaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada penggunaan variable kualitas audit sebagai varibel dependen. Perbedaannya sendiri terletak pada Perusahaan yang menjadi objek penelitian, dimana penelitian yang akan dilakukan berfokus pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang telah listing di Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitan-penelitian terdahulu dilakukan terhadap Perusahaan-perusahaan Amerika (Choi et al., 2010; dan Dong Yu, 2007 ), Australia (Jackson et al., 2008), dan Yordania (Al-Thuneibat et al., 2011); Periode penelitian yaitu untuk penelitian yang akan dilakukan mengambil periode tahun 2006-2010; serta perbedaaan Lingkup negara penelitian yang tentu saja memiliki nilai-nilai dan kebjaksanaan yang berbeda antara masing-masing negara.

Penelitian yang dilakukan Al-Thuneibat et al. (2011) mengambil objek perusahaan-perusahaan yang listing di Amman Stock Exchange pada periode 2002-2006. Mereka menganalisis hubungan antara lamanya perikatan auditor (hubungan auditor-klien) dengan kualitas audit serta pengaruh ukuran perusahaan audit terhadap hubungan tersebut. Audit Tenure diukur dengan melihat berapa jumlah tahun sebuah KAP memberi jasa audit pada laporan keuangan perusahaan tertentu. Kualitas audit diukur dengan menggunakan pendekatan Kebijaksanaan


(33)

akrual (discretionary accruals). Ukuran perusahaan audit diukur dengan menghitung nilai pasar saham. Hasil dari penelitian mereka adalah bahwa audit tenure (hubungan auditor-klien) mempengaruhi kualitas audit secara negatif.

Jackson et al. (2008) meneliti tentang pengaruh dari kewajiban yang dibuat untuk melakukan rotasi KAP terhadap kualitas audit. Variabel audit tenure ditambahkan karena kecenderungan bahwa rotasi KAP dilakukan untuk menghindari terciptanya hubungan yang dekat antara auditor dan klien. Mereka mengukur kualitas audit dengan dua pendekatan, kecenderungan untuk menerbitkan opini going concern dan tingkat kebijaksanaan akrual. Objek penelitian mereka adalah praktek auditor switching yang dilakukan perusahaan-perusahaan di Australia pada periode 1995-2003. Kesimpulan yang diambil adalah bahwa kualitas audit akan meningkat dengan adanya hubungan yang dekat antara auditor-klien ketika diproksikan dengan kecenderungan untuk menerbitkan opini going concern dan tidak berpengaruh ketika diproksikan dengan tingkat kebijaksanaan akrual.

Dong Yu (2007) meneliti bagaimana pengaruh ukuran kantor audit Big Four terhadap kualitas audit. Objek Penelitiannya adalah perusahaan-perusahaan di Amerika yang diaudit oleh KAP Big Four periode 2003-2005. Kesimpulan penelitiannya adalah terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara ukuran perusahaan audit (KAP) dengan kualitas audit. Kesimpulan yang didapat sesuai dengan asumsi awalnya yaitu bahwa kantor akuntan yang lebih besar menghasilkan audit yang berkualitas lebih baik.


(34)

Fernando et al. (2010) meneliti tentang dampak dari Ukuran auditor, auditor spesialisasi industri dan masa jabatan auditor terhadap biaya modal ekuitas perusahaan klien. Mereka mencoba melihat perbedaan pengaruh antara variabel-variabel tersebut berdasarkan ukuran perusahaan klien. Fernando et al. (2010) melakukan penelitian terhadap perusahaan keuangan dengan mengambil data dari Center for Research in Security Prices (CRSP) dan Institutional Brokers’ Estimate System (IBES) untuk tahun 1990-2004. Mereka mengukur Audit Tenure dengan menghitung masa jabatan auditor terhadap klien. Spesialisasi industri diukur dengan persentase dari total penjualan yang dilakukan klien pada industri tertentu selama tahun tertentu.

Ukuran klien diukur dengan menghitung logaritma natural dari nilai pasar ekuitas dengan terlebih dahulu mengelompokkan perusahaan menjadi jenis perusahaan besar dan perusahaan kecil. Hasil penelitian mereka menghasilkan dua kesimpulan. Pertama, ukuran auditor, spesialisasi industri dan masa jabatan adalah penentu yang penting atas kualitas audit dirasakan (perceived). Ketiga karakteristik tersebut berhubungan negatif dengan biaya modal ekuitas. Kedua, mereka menemukan bahwa hasil tersebut didorong oleh klien yang kecil, sehubungan dengan atribut kualitas audit dihargai lebih tinggi oleh klien yang lebih kecil.

Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan ringkasan dari penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan:


(35)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Topik Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian 1

Al-Thuneibat, Ibrahim Al Issa dan Atta Baker (2011) Analisis dampak dari lamanya hubungan kantor audit-klien dan ukuran kantor audit terhadap kualitas audit Variabel Independen: Audit Tenure dan Ukuran Kantor Audit Variabel Dependen: Kualitas Audit Regresi logistik Audit Tenure mempengaruhi kualitas audit secara negatif dan ukuran kantor audit tidak punya dampak signifikan terhadap kualitas audit 2 Andrew B.

Jackson, Michael Moldrich, dan Peter Roebuck. (2008) Melakukan analisis pengaruh mandat untuk melakukan rotasi audit terhadap peningkatan kualitas audit Variabel Independen: Rotasi kantor audit. Variabel Dependen: Kualitas audit Regresi logistik dan regresi OLS (Ordinary Least Square) Kualitas audit akan meningkat seiring adanya hubungan antar auditor-klien Jika menggunakan proksi kemungkinan penerbitan opini going concern,namun tidak berdampak jika menggunakan proksi tingkat diskresioner akrual 3 Michael

Dong Yu (2007) Meneliti bagaimana pengaruh ukuran kantor audit dengan kualifikasi Big Four terhadap kualitas audit Variabel Independen: Ukuran Kantor Audit (KAP) Variabel Dependen: Regresi Logistic Ukuran kantor audit yang berkualifikasi Big Four memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap


(36)

Kualitas Audit

kualitas audit 4 Guy D.

Fernando, Ahmed M. Abdel- Mequid dan Randal J. Elder. Meneliti dampak atribut tertentu dari kualitas audit, yaitu Ukuran auditor, auditor spesialisasi industri dan masa jabatan auditor terhadap biaya modal ekuitas perusahaan klien Variabel Independen: Biaya modal ekuitas Variabel Dependen : Ukuran auditor, auditor spesialisasi industri dan masa jabatn auditor Regresi Logistik Ukuran auditor, spesialisasi industri dan masa jabatan berhubungan negatif dengan biaya modal ekuitas. Hasil ini didorong oleh klien yang kecil, sehubungan dengan atribut kualitas audit dihargai lebih tinggi oleh klien yang lebih kecil. 5 Abu Thahir

Abdul Nasser, Emelin Abdul Wahid, Sharifah Nazatul F.S.M. Nasri, dan Mohammad Hudaib (2006) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antara auditor-klien dan praktek switching. Variabel Independen: Ukuran klien, jenis kantor audit, dan financial distress. Variabel Dependen : Audtor Switching. Regresi Logistik Kemungkinan untuk melakukan praktek

switching akan lebih besar bagi perusahaan-perusahaan besar yang sedang mengalami tekanan dan praktek switching lebih dipengaruhi oleh

jenis Kantor audit.


(37)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menurut erlina (2008) adalah suatu model yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.

Kerangka konseptual penelitian ini tercantum pada gambar 2.1

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa variabel independen dari penelitian ini adalah : Audit Tenure, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran Perusahaan Klien, dan Rotasi audit. Variabel dependen penelitian ini adalah kualitas audit.

Hubungan auditor-klien adalah lamanya masa kerja auditor dengan kliennya. Hubungan auditor-klien ini berhubungan dnegan independensi auditor tersebut dalam melakukan investigasi terhadap kliennya untuk mengeluarkan opini audit mengenai perusahaan klien tersebut. Sinyal Opini yang diberikan auditor merupakan sinyal yang mencerminkan keandalan informasi keuangan yang dihasilkan perusahaan yang telah diaudit. Dengan demikian, dapat dikatakan

Audit Tenure (X1)

Ukuran KAP (X2)

Ukuran Perusahaan Klien (X3)

Kualitas

Audit (Y)


(38)

bahwa hubungan auditor klien ini mempengaruhi kualitas audit yang merupakan sinyal positif bagi perusahaan, pemilik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Perusahaan yang ada di indonesia diwajibkan mengganti atau menggunakan jasa kantor akuntan publik yang berbeda setiap 6 tahun sekali dan jasa auditornya selama 3 tahun sekali. Peraturan ini ada tertera dalam PMK No.170PMK.01/2008. Tujuannya adalah untuk meminimalisir terjadinya kecurangan yang diakibatkan oleh kedekatan auditor dengan kliennya, dan tentunya juga berhubungan dengan kualitas audit.

Kualitas kantor akuntan publik juga dapat memberikan sinyal kepercayaan pihak perusahaan, pemilik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan atas legalitas dan integritas opini bebas yang dikeluarkan akuntan. Ukuran kantor perusahaan yang besar dapat menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dari kantor akuntan publik yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan kantor akuntan publik dengan ukuran yang lebih besar memiliki auditor-auditor yang lebih ahli dan lebih berpengalaman dibandingkan dengan kantor akuntan yang lebih kecil. Dengan keahlian, pengalaman, dan jam terbang audit yang lebih tinggi, maka kualitas hasil auditnya juga akan lebih baik.

2.4Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2008) hipotesis adala preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep yang menjelaskan atau memprediksi norma-norma. Berdasarkan uraian


(39)

teoritis dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Audit Tenure mempengaruhi kualitas audit pada perusahaan manufaktur di BEI.

H2 : Ukuran KAP mempengaruhi kualitas audit pada perusahaan manufaktur di BEI.

H3 : Ukuran Perusahaan Klien mempengaruhi kualitas audit pada perusahaan manufaktur di BEI.

H4 : Rotasi Audit mempengaruhi kualitas audit pada perusahaan manufaktur di BEI.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis variable, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat atau dependen baik secara positif maupun negatif, sedangkan variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen dan merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti ( Sekaran, 2003).

Penelitian ini menguji Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien dan Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit. Variabel Independen dari penelitian ini adalah Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien dan Rotasi Audit , sedangkan Variabel Dependen yang digunakan yaitu Kualitas Audit.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi Operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kualitas Audit

Kualitas audit dalam penelitian ini menggunakan proksi opini Going concern. Variabel kualitas audit diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan melihat kecenderungan auditor untuk menerbitkan opini Going concern . Jika perusahaan klien menerima opini going concern


(41)

maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak menerima opini going concern diberikan nilai 0 (Jackson et al., 2008)

2. Audit Tenure

Variabel Audit Tenure diukur dengan menghitung jumlah tahun sebuah KAP mengaudit laporan keuangan sebuah perusahaan secara berurutan (Al-Thuneibat et al., 2011). Penghitungan jumlah tahun tenure dilakukan ke belakang yaitu dimulai dari tahun 2011 dan terus ditelusuri sampai tahun dimana klien berpindah ke auditor lain (Boone et al., 2008 dalam Al-Thuneibat et al., 2011).

3. Ukuran KAP

Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan KAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4 (Choi, 2010). Variabel Ukuran KAP diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan diaudit oleh KAP Big 4 maka akan diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan diaudit oleh KAP non Big 4, maka diberikan nilai 0.

4. Ukuran Perusahaan Klien

Ukuran Perusahaan Klien merupakan besarnya ukuran perusahaan yang diukur berdasarkan total aset. Semakin besar total aset sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar, begitu juga sebaliknya. Variabel ukuran perusahaan Klien dalam penelitian ini


(42)

dihitung dengan melakukan logaritma natural atas total aset perusahaan (Nasser et al.,2006).

5. Rotasi Audit

Rotasi Audit dalam penelitian ini diukur dengan variabel dummy, yaitu dengan melihat apakah perusahaan meritasi jasa kantor akuntan publiknya selama periodewaktu penelitian. Bila perusahaan merotasi jasa kantor akuntan publiknya maka diberikan nilai 1, jika perusahaan tidak merotasi jasa kantor akuntan publiknya diberikan nilai 0.

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel dependen

Indikator Pengukuran Skala Kualitas Audit (Y) diproksikan dengan kecenderungan auditor menerbitkan Opini Going concern

Bila perusahaan diberikan opini Going concern (OGC) diberi nilai 1 dan bila perusahaan tidak mendapat opini Going concern (NOGC) diberi nilai 0. Nominal Audit Tenure (X1) Lamanya hubungan kerja entitas dengan kantor akuntan publik yang mengaudit

Bila lebih dari 3 tahun hubungan kerja =1

Bila kurang dari 3 tahun =0

Nominal

Ukuran Kantor Akuntan Publik (X2)

Dibagi menjadi dua, yaitu KAP yang berafiliasi dengan KAP big4 dan KAP non big4

Berafiliasi dengan Big4 = 1 Tidak berafiliasi dengan big4 = 0

Nominal Ukuran Perusahaan Dihitung dari total asset Logaritma natural dari Rasio


(43)

Klien (X3) perusahaan tottal asset Rotasi Audit

(X4)

Perusahaan melakukan

pergantian kantor akuntan publik selama tahun penelitian

Melakukan rotasi audit = 1 Tidak

melakukan rotasi audit = 0

Nominal

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2012.

Sektor manufaktur dipilih karena memiliki jumlah perusahaan yang listing paling banyak dibandingkan dengan industri lain, untuk menghindari terjadinya industrial effect yaitu resiko yang berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain (Tamba dan Siregar, 2009), serta dikarenakan perusahaan-perusahaan yang termasuk di dalamnya memiliki tingkat financial risk yang beragam sehingga penting untuk diteliti bagaimana kualitas jasa audit yang diberikan. Sedangkan tahun 2009-2012 dipilih menjadi periode penelitian karena pada tahun tersebut telah dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3 yang terkait dengan variabel Audit Tenure.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling. Purposive Sampling merupakan teknik pemilihan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel yang dipilih memiliki kriteria sebagai berikut :


(44)

2. perusahaan-perusahaan tersebut telah mengeluarkan laporan tahunan secara lengkap untuk tahun 2009-2012, dan mempublikasikan laporan tahunan tersebut berturut-turut.

3. Selama periode penelitian (2009-2012), perusahaan (auditee) tidak mengalami delisting dari BEI.

Berdasarkan atas pertimbangan tersebut diperoleh 34 perusahaan seperti yang tertera pada tabel 3.2 dan 3.3 dengan jumlah observasi selama 4 tahun (2009-2012) diperoleh 136 unit analisis (4x34)

Tabel 3.2

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kriteria Jumlah

pelanggaran kriteria

Akumulasi

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012.

125

2 perusahaan-perusahaan

tersebut telah mengeluarkan laporan tahunan secara lengkap untuk tahun 2009-2012, dan mempublikasikan laporan tahunan tersebut berturut-turut

88 51

3

Selama periode penelitian (2009-2012), perusahaan (auditee) tidak mengalami delisting dari BEI

17 34

Jumlah Unit Analisis 136


(45)

Tabel 3.3

Daftar Populasi dan Sampel

No Nama Perusahaan

Kesimpulan Kriteria

1 2 3

1 Holcim Indonesia, Tbk. √ √ √ SAMPEL 1

2 Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk √ × √

3 Semen Gresik, Tbk. √ × √

4 Arwana Citra Mulia, Tbk. √ √ √ SAMPEL 2

5 Asahimas Flat Glass, Tbk. √ × √ 6 Panasia Filament Inti, Tbk √ × √

7 Keramika Indonesia Asosiasi, Tbk √ √ √ SAMPEL 3

8 Mulia Industrindo, Tbk. √ × √

9 Surya Toto Indonesia, Tbk. √ × √ 10 Alumindo Light Metal Industry, Tbk. √ × √ 11 Beton Jaya Manunggal, Tbk. √ × √

12 Citra Turbindo,Tbk √ × √

13 Itamaraya, Tbk. √ × √

14 Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk. √ √ √ SAMPEL 4

15 Pelangi Indah Canindo, Tbk. √ √ √ SAMPEL 5

16 Tembaga Mulia Semanan, Tbk. √ × √ 17 Duta Pertiwi Nusantara, Tbk. √ × √ 18 Ekadharma International, Tbk. √ × √ 19 Eterindo Wahanatama, Tbk. √ × √ 20 Intan Wijaya International, Tbk. √ × √ 21 Sorini Agro Asia Corporindo, Tbk. √ × √ 22 Unggul Indah Cahaya, Tbk. √ × √

23 Indo Acidatama, Tbk. √ × √

24 Tri polyta Indonesia, Tbk. √ × √ 25 Aneka kemasindo Utama, Tbk. √ × √


(46)

26 Argha Karya Prima, Tbk. √ × √

27 Asiaplast Industries, Tbk. √ × √

28 Berlina, Tbk. √ √ √ SAMPEL 6

29 Dynaplast, Tbk. √ × x

30 Kaego Igar Jaya, Tbk. √ × √

31 Leyand International, Tbk. √ × √ 32 Sekawan Intipratama, Tbk. √ × √

33 Siwani Makmur, Tbk. √ × √

34 Titan Kimia Nusantara, Tbk. √ × √

35 Trias Sentosa, Tbk. √ √ √ SAMPEL 7

36 Tunas Alfin, Tbk. (share A) √ × × 37 Tunas Alfin, Tbk. (share B) √ × × 38 YanaPrma Hastapersada, Tbk √ × √ 39 Charoen Pokphand Indonesia,Tbk. √ × √ 40 JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk. √ × √

41 Malindo Feedmill, Tbk. √ √ √ SAMPEL 8

42 Sierad Produce, Tbk. √ × √

43 Barito Pacific, Tbk. √ √ ×

44 Daya Sakti Unggul Corporation, Tbk. √ × ×

45 Sumalindo Lestari Jaya, Tbk. √ √ √ SAMPEL 9

46 Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk. √ √ √ SAMPEL 10

47 Fajar Surya Wisea, Tbk √ × √

48 Indah Kit Pulp&Papercorp, Tbk √ × √

49 Gudang Garam, Tbk. √ × √

50 Surabaya Agung Industry Pulp, Tbk. √ √ √ SAMPEL 11 51 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk. √ × √

52 Toba Pulp Lestari, Tbk. √ × √

53 Albond Makmur Usaha, Tbk. √ × × 54 Astra International, Tbk. √ × √

55 Astra Otoparts, Tbk. √ × √

56 Suparma, Tbk. √ √ √ SAMPEL 12

57 Goodyear Indonesia, Tbk. √ √ √ SAMPEL 13

58 Indo Kordosa, Tbk. √ × √

59 Indomobil Sukses International, Tbk. √ × √

60 Indospring, Tbk. √ × √

61 Multiprima Sejahtera, Tbk. √ × √ 62 Multistrada Arah Sarana, Tbk. √ × √


(47)

64 Prima Alloy steel Universal, Tbk. √ √ √ SAMPEL 14

65 APAC Citra Centertex, Tbk √ √ √ SAMPEL 15

66 Argo Pntes, Tbk. √ √ √ SAMPEL 16

67 Centex, Tbk. √ × √

68 Centex, Tbk. (Seri B) √ × √

69 Delta Dunia Petroindo, Tbk. √ × ×

70 Eratex Djaja, Tbk. √ √ √ SAMPEL 17

71 Evershine Textile Industry, Tbk. √ × √

72 Hanson International, Tbk. √ × √

73 Hanson International, Tbk. (Seri B) √ × √

74 Karwell Indonesia, Tbk. √ × √

75 Nusantara Inti Korpora, Tbk. √ × √

76 Inti Keramik Alam Asri Industry, Tbk. √ √ √ SAMPEL 18

77 Panasia Indosyntex, Tbk. √ × √

78 Polychem Indonesia, Tbk. √ √ √ SAMPEL 19

79 Polysindo Eka Perkasa, Tbk. √ × ×

80 Ricky Putra Globalindo, Tbk. √ × √

81 Roda vivatex, Tbk. √ × ×

82 Sunson Textile Manufacturr, Tbk. √ × √

83 Tifico Indonesia Fiber, tbk. √ √ √ SAMPEL 20

84 Unitex, Tbk. √ √ √ SAMPEL 21

85 Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. √ × √

86 Sepatu Bata, Tbk. √ × √

87 Surya Intrindo Makmur, Tbk. √ √ x

88 KMI Wire and Cable, Tbk. √ × ×

89 Jembo Cable Company, Tbk. √ × ×

90 Kabelindo Murni, Tbk. √ × √

91 Sucaco, Tbk. √ × √

92 Sumi Indo Kabel, Tbk. √ × √

93 Voksel electric, Tbk √ × √

94 Sat Nusapersada, Tbk. √ √ √ SAMPEL 22

95 Ratu Prabu energy, Tbk. √ × √

96 Ades Water Indonesia, Tbk √ × √

97 Aqua golden Missisipi, Tbk. √ × x

98 Cahaya Kalbar, Tbk. √ × √

99 Davormas abadi, Tbk. √ × √

100 Delta Djakarta, Tbk. √ √ √ SAMPEL 23

101 Indofood Sukses makmur, Tbk. √ × √


(48)

103 Multi Bintang Indonesia, Tbk. √ × √

104 Prashida aneka Niaga, Tbk. √ × √

105 sekar Bumi, Tbk. √ × ×

106 Sekar Laut, Tbk √ × √

107 Siantar Top, Tbk. √ × √

108 Tiga pIlar sejahtera, Tbk. √ × √

109 Ultra Jaya Milk Indonesia, Tbk. √ √ √ SAMPEL 25

110 BAT Indonesia, Tbk. √ × ×

111 Bentoel International Investama, Tbk. √ √ ×

112 Gajah Tunggal, Tbk. √ √ √ SAMPEL 26

113 HM Sampoerna, Tbk. √ × √

114 Bristol-Myers squibb Indonesia, Tbk. (PS) √ × √ 115 Bristol-Myers squibb Indonesia, Tbk. √ × √ 116 Darya-varia Laboratoria, Tbk. √ √ √ SAMPEL 27

117 IndoFarma, Tbk. √ × √

118 Kalbe Farma, Tbk. √ √ √ SAMPLE 28

119 Kimia Farma, Tbk. √ √ √ SAMPEL 29

120 Merck, Tbk. √ √ √ SAMPEL 30

121 Tempo Scan Pasific, Tbk. √ √ √ SAMPEL 31

122 Mandom Indonesia, tbk. √ √ √ SAMPEL 32

123 Mustika Ratu, Tbk. √ √ √ SAMPEL 33

124 Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk. √ × ×


(49)

3.4 Jenis, Sumber & Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan data Annual Report yang diakses dari situs resmi BEI

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan auditan dari perusahaan manufaktur yang listing dan dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

3.5 Metode Analisis Data

Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression). Alasan penggunaan alat analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen bersifat dikotomi. Asumsi normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dalam hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006). Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik (logistic regression) dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2006) :


(50)

3.5.1 Statistik Deskriptif dan Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum minimum (Ghozali, 2006). Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Selain itu, dalam peneltian ini digunakan Analisis Tabulasi silang untuk mendeskripsikan variabel yang bersifat kategori atau berskala nominal. Crosstab digunakan karena pada dasarnya berfungsi untuk menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data yang disajikan adalah data berskala nominal atau kategori (Ghozali, 2006).

3.5.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. (Ghozali, 2006)

Multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada


(51)

korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya Multikolinieritas.

3.5.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likehood Estimation (MLE). Ho = b1 = b2 = b3 = ...= bi = 0

Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠... ≠bi ≠ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian

terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah:

1. Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung. 2. Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung.

3.5.3.1 Menilai keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang


(52)

dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

3.5.3.2 Koefisien Determinasi (Nagelkerke’s R Square)

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression.

Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.5.3.3 Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak


(53)

ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

3.5.3.4 Matriks Klasifikasi

Matriks Klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan terkait dengan berkualitas atau tidaknya sebuah proses audit

.

3.5.3.5 Analisis Regresi Logistik yang Terbentuk

Gujarati (dalam Ghozali, 2006) berpendapat pada dasarnya analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui.

Hasil Analisis Regresi adalah berupa berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi


(54)

nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu untuk melihat pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP, Audit Fee, dan Rotasi Audit terhadap kualitas Audit pada perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur di Indonesia.

Persamaan Model Regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ln (AQ) = b0 + b1 AT + b2 AFS + b3 UK + b4 RA + e……… (3) Keterangan :

AQ : kualitas Audit. AT : Audit Tenure

AFS : Ukuran Kantor Akuntan Publik UK : Ukuran Perusahaan Klien RA : Rotasi Audit


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Objek dan lokasi yang digunakan dalam penelitian ini perusahaan manufaktur yang listing di BEI selama periode 2009, 2010, 2011, dan 2012. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam pemilihan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling, maka terdapat 34 perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dengan total sampel untuk periode 4 tahun penelitian sebanyak 136 perusahaan.

Metode dokumentasi digunakan sebagai metode pengumpulan data dengan mengumpulkan dokumen-dokumen berupa annual report tahun 2009-2012, laporan auditor independen, laporan keuangan auditan, profil perusahaan serta catatan atas laporan keuangan perusahaan manufaktur tersebut serta data terkait lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini.

Teknik regresi logistik digunakan pada penelitian ini. Pengujian regresi logistik dilakukan dengan beberapa tahapan (Ghozali, 2012), yaitu melakukan penilaian kelayakan model regresi, melakukan penilaian keseluruhan model, koefisien determinasi, uji multikoleniaritas, matrik klasifikasi sampai model regresi yang terbentuk. Semua pengolahan data akan dilakukan dengan alat program SPSS17.00 for Windows.


(56)

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel.Untuk melihat data statistik secara umum, peneliti menggunakan descriptive untuk variabel yang diukur dengan skala rasio dan frequency untuk variabel yang diukur dalam skala nominal.

Tabel 4.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kualitas Audit 136 .00 1.00 .2500 .43461

Audit Tenure 136 .00 1.00 .6176 .48776

Ukuran KAP 136 .00 1.00 .5074 .50179

Ukuran Perusahaan Klien 136 23.38 30.19 27.9040 1.22520

Rotasi Audit 136 .00 1.00 .1765 .38263

Valid N (listwise) 136

Sumber : Data sekunder yang telah diolah di SPSS 20

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dideskripsikan beberapa hal berikut ini : 1. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 34 perusahaan dikali empat (4)

tahun penelitian sehingga total N adalah 136 perusahaan. Dengan satu (1) variabel yang memiliki skala rasio yaitu Ukuran Perusahaan Klien sebagai variabel independen ketiga dan tiga (3) variabel yang memiliki skala nominal yaitu Audit tenure, ukuran kap dan rotasi audit.

2. Variabel independen ketiga, yaitu ukuran perusahaan klien, memiliki nilai minimum sebesar 23,38 yang ditunjukan oleh perusahaan IKAI (Inti Keramik Alam Asri Industry Tbk) pada tahun 2011 dan nilai maksimum sebesar 30.19 yang ditunjukkan oleh perusahaan Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2012 dengan nilai rata-rata adalah 27,904. Hal ini berarti bahwa rata-rata dari 13.6


(57)

perusahaan yang diteliti memiliki ukuran perusahaan yang diproksikan dengan log (aktiva) sebesar 27,904.

Tabel 4.2

Kualitas Audit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 102 75.0 75.0 75.0

1 34 25.0 25.0 100.0

Total 136 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen keempat, yaitu kualitas audit merupakan variabel nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana sampel perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan The Big Four diberi kode “1” sedangkan sampel perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four diberi kode “0”. Variabel ini memiliki data valid karena seluruhnya telah diproses. Sampel perusahaan yang diaudit oleh KAP berafiliasi dengan The Big Four sebanyak 34 sampel perusahaan atau 25 % sedangkan yang diaudit oleh KAP tidak berafiliasi dengan The Big Four sebanyak 102 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 75%.

Tabel 4.3

Audit Tenure

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 52 38.2 38.2 38.2

1 84 61.8 61.8 100.0

Total 136 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen pertama, yaitu audit tenure merupakan skala nominal yang menggunakan variabel


(58)

dummy, dimana sampel yang lebih dari 3 tahun hubungan kerja diberi kode “1” sedangkan sampel yang kurang dari 3 tahun diberi kode “0”. Variabel ini memiliki nilai valid karena semua data dapat diproses. Jumlah sampel yang lebih dari 3 tahun hubungan kerja sebanyak 84 sampel atau 61.8 % dari total sedangkan sampel perusahaan yang kurang dari 3 tahun adalah sebanyak 52 sampel atau 61,8% dari total keseluruhan.

Tabel 4.4

Ukuran KAP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 67 49.3 49.3 49.3

1 69 50.7 50.7 100.0

Total 136 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen, yaitu ukuran KAP, merupakan skala nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang menerima opini audit going concern diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang menerima opini audit non going concern diberi kode “0”. Variabel ini memiliki nilai data valid karena semua data diproses. Perusahaan yang menerima opini going concern sebanyak 69 perusahaan atau 50,7% dari total keseluruhan, sedangkan perusahaan yang tidak menerima opini non going concern adalah sebanyak 67 perusahaan atau 49,3% dari total sampel.

Tabel 4.5

Rotasi Audit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 112 82.4 82.4 82.4

1 24 17.6 17.6 100.0


(1)

Sinaga, Daud MT., 2012. “Analisis Pengaruh Audite Tenure, Ukuran KAP, dan

Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit”,

Skripsi

, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.

Sugiyono, 2009.

Metode Penelitian Bisnis

, CV. Alfabeta, Bandung.

Siregar, Sylvia Veronica, Fitriany Amarullah, Arie Wibowo, Viska Anggraita,

2012. “Audit Tenure, Auditor Rotation, and Audit Quality: The Case of

Indonesia”,

Asian Journal of Business and Accounting

, Volume 5(1) hal

55-74.

Widiyantari, A.A Ayu Putri, 2011.” Opini Audit

Going Concern

dan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi: Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa

Efek Indonesia, Tesis, Universitas Udayana, Denpasar.”


(2)

LAMPIRAN 1

DATA HASIL PENGOLAHAN SPSS

Logistic Regression

Case Processing Summary

UnweightedCasesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 136 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 136 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 136 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value

.00 0

1.00 1

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 153.207 -1.000

2 152.955 -1.096

3 152.955 -1.099

4 152.955 -1.099

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 152.955

c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Kualitas Audit

Percentage Correct

.00 1.00

Step 0 Kualitas Audit .00 102 0 100.0

1.00 34 0 .0

Overall Percentage 75.0

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500


(3)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.099 .198 30.777 1 .000 .333

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables x1 2.657 1 .103

x2 3.540 1 .060

x3 13.431 1 .000

x4 4.317 1 .038

Overall Statistics 26.819 4 .000

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant AT AFS UK RA

Step 1 1 128.775 10.691 .831 .665 -.455 .839

2 124.229 15.455 1.383 .956 -.656 1.263

3 123.967 16.935 1.590 1.029 -.719 1.423

4 123.965 17.057 1.609 1.034 -.724 1.437

5 123.965 17.058 1.609 1.034 -.724 1.437

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 152.955

d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 28.990 4 .000

Block 28.990 4 .000

Model 28.990 4 .000

Model Summary Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 123.965a .192 .284

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.


(4)

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 9.538 8 .299

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test Kualitas Audit = .00 Kualitas Audit = 1.00

Total

Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 14 13.607 0 .393 14

2 14 12.901 0 1.099 14

3 11 12.411 3 1.589 14

4 10 12.034 4 1.966 14

5 12 11.614 2 2.386 14

6 12 10.975 2 3.025 14

7 10 10.018 4 3.982 14

8 8 8.901 6 5.099 14

9 10 7.175 4 6.825 14

10 1 2.364 9 7.636 10

Classification Tablea

Observed

Predicted Kualitas Audit

Percentage Correct

.00 1.00

Step 1 Kualitas Audit .00 97 5 95.1

1.00 25 9 26.5

Overall Percentage 77.9

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step

1a

AT 1.609 .603 7.130 1 .008 5.000 1.534 16.292

AFS 1.034 .461 5.042 1 .025 2.813 1.141 6.938

UK -.724 .218 11.009 1 .001 .485 .316 .743

RA 1.437 .653 4.842 1 .028 4.210 1.170 15.148

Constant 17.058 5.939 8.249 1 .004 25601137.181

a. Variable(s) entered on step 1: AT, AFS, UK, RA.

Correlation Matrix

Constant x1 x2 x3 x4

Step 1 Constant 1.000 .158 .072 -.994 -.054

x1 .158 1.000 .097 -.242 .537

x2 .072 .097 1.000 -.124 .070

x3 -.994 -.242 -.124 1.000 -.011


(5)

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

8 + + I I I 1 I F I 1 I R 6 + 1 0 + E I 1 0 I Q I 0 0 0 010 0 1 I U I 0 0 0 010 0 1 I E 4 + 0 0 0101010 10 1 1 1 + N I 0 0 0101010 10 1 1 1 I C I 000 0 000001000 00 0 000 111 1 0 0 I Y I 000 0 000001000 00 0 000 111 1 0 0 I 2 + 00000 000000000100 00000 1001 10 0 0 0 + I 00000 000000000100 00000 1001 10 0 0 0 I I 000000000000000000100000001 0000 10 0 0001 0100 00 0 01 1 11 1 1 1 1 1 I I 000000000000000000100000001 0000 10 0 0001 0100 00 0 01 1 11 1 1 1 1 1 I Predicted ---+---+---+---+---+---+---+---+---+--- Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1 Group: 0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111111111111111111111111111 Predicted Probability is of Membership for 1.00

The Cut Value is .50 Symbols: 0 - .00 1 - 1.00

Each Symbol Represents .5 Cases.

CasewiseListb Case Selected Statusa

Observed

Predicted Predicted Group

Temporary Variable

Kualitas Audit Resid ZResid

44 S 1** .102 0 .898 2.974

65 S 1** .121 0 .879 2.698

66 S 1** .128 0 .872 2.614

67 S 1** .133 0 .867 2.550

68 S 1** .137 0 .863 2.509

a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases. b. Cases with studentized residuals greater than 2.000 are listed.


(6)

UJI MULTIKOLINIERITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.173 .802 3.957 .000

Audit Tenure .208 .075 .233 2.789 .006 .876 1.141

Ukuran KAP .166 .068 .192 2.429 .016 .981 1.019

Ukuran Perusahaan Klien

-.114 .029 -.321 -3.962 .000 .936 1.068

Rotasi Audit .210 .097 .185 2.163 .032 .841 1.190


Dokumen yang terkait

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

8 76 77

PENGARUH MASA PERIKATAN AUDIT, ROTASI KAP, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN, UKURAN KAP, DAN FEE AUDIT Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi Kap, Ukuran Perusahaan Klien, Ukuran Kap, Dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur ya

0 2 14

PENGARUH MASA PERIKATAN AUDIT, ROTASI KAP, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN, UKURAN KAP, DAN FEE AUDIT Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi Kap, Ukuran Perusahaan Klien, Ukuran Kap, Dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur ya

0 2 16

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

2 2 11

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 2

Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Agensi - Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan Klien Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia

0 0 9

PENGARUH AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT, UKURAN KAP, DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP KUALITAS AUDIT ARTIKEL ILMIAH

0 0 20

PENGARUH AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT, UKURAN KAP, DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP KUALITAS AUDIT SKRIPSI

0 1 15