10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Kualitas Audit
DeAngelo 1981 mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu
pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Watkins dkk. 2004 telah mengidentifikasi empat buah definisi
kualitas audit dari beberapa ahli, yaitu sebagai berikut :
a. kualitas audit adalah probabilitas nilaianpasar bahwa laporan
keuangan mengandung kekeliruan material dan auditor akan menemukan dan melaporkan kekeliruan material tersebut,
b. kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor tidak akan
melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan yang mengandung kekeliruan material,
c. kualitas audit diukur dari akurasi informasi yang dilaporkan oleh
auditor, d.
kualitas audit ditentukan dari kemampuan audit untuk mengurangi noise dan bias dan meningkatkan kemurnian pada data akuntansi.
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik SPAP SA Seksi 316 menyatakan bahwa tanggung jawab auditor adalah untuk mendeteksi
kekeliruan dan ketidakberesan dalam audit atas laporan keuangan. Dimana auditor dituntut dapat menemukan salah saji dalam laporan keuangan yang
11 bisa saja merupakan salah satu kecurangan yang dilakukan oleh
perusahaan klien. Oleh karena itu, auditor memiliki peran yang penting dalam mengungkap kecurangan tersebut sehingga dapat meningkatkan
kualitas audit. Selanjutnya, istilah “kualitas audit” mempunyai arti yang berbeda-
beda bagi setiap orang. Para pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa kualitas audit yang dimaksud terjadi jika auditor dapat memberikan
jaminan bahwa tidak ada salah saji yang material no material misstatements atau kecurangan fraud dalam laporan keuangan audit.
2.1.2 Masa Perikatan Audit – Klien Audit Tenure
Audit Tenure merupakan Masa Perikatan antara Kantor Akuntan Publik KAP dan klien terkait jasa audit yang dilakukan oleh audit
terhadap perusahaan klien yang telah disepakati bersama atau dapat juga diartikan sebagai jangka waktu hubungan auditor dengan klien. Audit
Tenure itu sendiri dapat berdampak terhadap kualitas audit, dimana kualitas audit itu sendiri ditentukan antara lain oleh independensi auditor.
Independensi ini berkaitan dengan masa perikatan audit yang cukup berpengaruh dalam independensi auditor dan mengurangi kualitas audit
yang akan diberikan. Di Indonesia permasalahan perikatan ini diatur oleh Peraturan tentang
perikatan audit melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 17PMK.012008 tentang Jasa Akuntan Publik hasil penyempurnaan Keputusan Menteri
12 Keuangan No. 423KMK.062002 dan No. 359KMK.062003 yang
dianggap sudah tidak memadai. Dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut terdapat pokok - pokok penyempurnaan peraturan mengenai
pembatasan masa pemberian jasa bagi akuntan, laporan kegiatan, dan asosiasi profesi akuntan publik. Untuk pembatasan masa pemberian jasa
bagi akuntan publik, sebelumnya KAP dapat memberikan jasa audit umum paling lama untuk 5 lima tahun buku berturut - turut kemudian dirubah
menjadi 6 enam tahun buku berturut - turut dan untuk seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut - turut. Akuntan
publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit
umum atas laporan keuangan klien tersebut.
2.1.3 Ukuran KAP