32
8. Seksi Penagihan
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran
tunggakan pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
9. Kelompok Jabatan Fungsional
Pejabat Fungsional terdiri dari Pejabat Fungsional Pemeriksaan dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala
KPP Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dengan
Seksi Ekstensifikasi. Selain itu, teknologi informatika dan sistem informasi dimanfaatkan secara optimal.
2.6. Jumlah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Binjai
1. Kepala Kantor
Jumlah: 1 Kepala Kantor 2.
Sub Bagian Umum Jumlah: 1 kepala sub bagian umum dan 7 pelaksana.
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI
Jumlah: 1 kepala seksi dan 8 pelaksana.
Universitas Sumatera Utara
33 4.
Seksi Pelayanan Jumlah: 1 kepala seksi dan 9 pelaksana.
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi Waskon
Jumlah: -Waskon 1 : 1 kepala seksi dan 6 account representative.
-Waskon 2 : 1 kepala seksi, 6 account representative, dan 1 pelaksana. -Waskon 3 : 1 kepala seksi, dan 6 account representative.
6. Seksi Ekstensifikasi
Jumlah: 1 kepala seksi, dan 6 pelaksana 7.
Seksi Pemeriksaan Jumlah: 1 kepala seksi dan 1 pelaksana.
8. Seksi Penagihan
Jumlah: 1 kepala seksi dan 4 pelaksana. 9.
Seksi Fungsional Jumlah:
-10 orang fungsional pemeriksa pajak -1 orang fungsional penilai PBB
Universitas Sumatera Utara
34
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
3.1 Pengertian dan Definisi Pajak
Pajak sebagai sumber penerimaan negara harus menjadi penerimaan utama karena sumber
– sumber penerimaan yang lain, selain pajak seperti pendapatan pengelolaan sumber alam sangat terbatas, bisa berkurang atau bahkan habis. Oleh
karena itu kesadaran rakyat membayar pajak harus ditumbuh kembangkan secara terus menerus agar pajak nantinya sebagai sumber utama untuk membiayai
pembangunan. Pajak dapat diartikan sebagai iuran atau kontibusi wajib kepada negara yang
yang terutang oleh orang pribadi atau badan bersifat memaksa berdasarkan Undang –
Undang, dimana rakyat sebagai pembayar pajak tidak mendapatkan imbalan secara langsung kontra prestasi, namun imbalan yang diterima rakyat adalah pelayanan
yang baik oleh Negara baik secara fisik maupun non fisik. Besarnya pajak yang ditetapkan berdasarkan UUD 1945 pasal 23 ayat 2 yang menyatakan bahwa “Segala
penerimaan pajak harus berdasarkan undang- undang”.
Beberapa ahli perpajakan mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai pajak, tetapi pada dasarnya pendapat yang dikemukakan tersebut mempunyai maksud
dan tujuan yang sama. Diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh :
Universitas Sumatera Utara
35 a.
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, menyatakan pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang
– Undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal balik kontra
prestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
Definisi tersebut
kemudian dikoreksinya yang berbunyi “ Pajak adalah peralihan kekayaan dari
rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber
utama untuk membiayai public investment ” . Thomas, 2009 : 3
b. Menurut Prof. Dr. P. J. Adriani, menyatakan pajak adalah iuran
masyarakat kepada kas negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan
– peraturan umum atau Undang
– Undang dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran – pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan. Thomas, 2009 : 3 c.
Pengertian pajak menurut Undang – Undang No. 28 tahun 2007
tentang perubahan ketiga atas Undang - Undang No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan menyatakan pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang
–
Universitas Sumatera Utara
36 Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran rakyat. Thomas, 2009 : 3
Dari bebarapa definisi diatas dapat disimpulkan menjadi beberapa elemen yang mengandung pengertian pajak, yaitu :
1. Pajak dipungut oleh negara baik Pemerintah pusat maupun daerah
berdasarkan Undang – Undang serta aturan pelaksanaannya.
2. Pajak merupakan iuran rakyat yang dibayarkan kepada negara
berdasarka perbuatan, peristiwa dan kejadian. 3.
Pembayar pajak tidak mendapat jasa timbal balik secara langsung dari negara.
4. Perolehan pajak untuk mengisi kas negara dan digunakan untuk
membiayai pengeluaran rutin dan sisanya untuk pengeluaran pembangunan dan cadangan.
5. Pajak dapat dipaksakan dengan Undang - Undang dan peraturan
Pemerintah. 6.
Pajak juga dapat digunakan untuk sebagai alat regulasi moneter dan budget negara.
Universitas Sumatera Utara
37
3.2. Pajak Penghasilan