Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

6 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mensukseskan Pembangunan Nasional, peranan penerimaan dalam negeri serta mempunyai kedudukan yang sangat strategis. Roda pemerintahan tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan dana terutama yang berasal dari penerimaan dalam negeri. Oleh karena itu, volume penerimaan dalam negeri terutama dari pajak senantiasa diupayakan untuk terus meningkat. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah yang menginginkan pembangunan nasional yang harus dibiayai dari sumber dana yang berasal dari masyarakat itu sendiri sebagai upaya untuk mengurangi tingkat ketergantungan pinjaman luar negeri dan meningkatkan kemandirian bangsa. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya memerlukan kesiapsediaan semua pihak di era globalisasi sekarang ini dibutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam menghadapi dan mengantisipasi kemajuan tersebut. unsur yang benar - benar harus disiapkan adalah sumber daya manusia. Selain itu pada dasarnya peranan pemerintah dalam negeri mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam mensukseskan pembangunan yang sesuai dengan cita - cita pancasila. Universitas Sumatera Utara 7 Di negara - negara yang sedang berkembang bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Peran serta pemerintah dan aparatnya tetap penting dan cenderung dominan. Konsekuensi logis dari pernyataan bahwa pembangunan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan seluruh masyarakat baik secara sendiri - sendiri maupun secara formal melalui berbagai jenis usaha yang terdapat dalam masyarakat harus turut aktif dalam proses pembangunan. Pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar disamping minyak dan gas bumi dan peranan pajak adalah sangat besar dalam mendukung penerimaan negara yang dapat dilihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN dari tahun ketahun. Namun, apabila mendengar kata “Pajak” seringkali masyarakat merasa resah dan masih banyak juga masyarakat yang tidak mengikuti Peraturan Perpajakan yang telah ditetapkan Pemerintah, bahkan adapula yang merasakan bahwa pajak itu adalah sebagai beban hidup sehingga banyak masyarakat yang ingin menghindarinya. Padahal membayar pajak sesungguhnya adalah sebagai bentuk ucapan rasa terima kasih masyarakat kepada pemerintah yang telah menghidupi, menyediakan, menumbuh kembangkan fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Sistem pemungutan pajak telah diatur dalam Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan. Mengumpulkan dana pembangunan melalui pajak sebagai penerimaan dalam negeri akan mencerminkan Universitas Sumatera Utara 8 kemandirian negara Indonesia untuk melaksanakan pembangunan yang lebih terjamin. Usaha untuk mencapai target tersebut dibutuhkan kerja keras, kesadaran akan hak dan kewajiban, serta kedisiplinan dari seluruh aparatur perpajakan dibawah naungan Direktorat Jenderal Pajak. Namun untuk mencapai target tersebut juga tidak terlepas dari peran serta masyarakat dan wajib pajak. Untuk itu perlu diusahakan peningkatan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya. Masyarakat harus menyadari bahwa pemenuhan kewajiban perpajakan merupakan salah satu perwujudan kewajiban negara yang merupakan sarana peran serta masyarakat dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Adapun cara - cara yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan sektor pajak antara lain dengan menyempurnakan sistem perpajakan, mengintensifkan penerimaan pemungutan pajak dan menciptakan aparatur perpajakan yang bersih dan berwibawa. Penyempurnaan sistem perpajakan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia yaitu dengan mengadakan pembaharuan dibidang perpajakan. Pembaharuan di dibidang perpajakan tersebut dikenal dengan Tax Reform Reformasi Perpajakan. Pembaharuan tersebut dimulai pada tahun 1983 yang ditempuh dengan mengeluarkan Undang - Undang Perpajakan baru diantaranya adalah Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan tersebut telah diubah beberapa kali yaitu: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Universitas Sumatera Utara 9 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Suatu perubahan mendasar yang terjadi akibat Tax Reform 1983 tersebut adalah munculnya sistem Self Assessment System dalam sistem perpajakan yang berlaku di Indonesia. Self Assessment System yaitu sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutangnya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan. Sistem Self Assessment System menggantikan sistem Official Assessment yang sebelumnya berlaku di Indonesia yaitu sistem pemungutan pajak yang dipungut oleh fiskus Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan. Dalam sistem Self Assessment fiskus juga harus berperan aktif untuk melakukan pengendalian administrasi perpajakan. Peran aktif fiskus tersebut antara lain meliputi tugas untuk membina, meneliti, mengawasi dan menerapkan sanksi administrasi perpajakan. Dalam Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan pasal 1 disebutkan bahwa pajak adalah ialah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang, dengan tidak mendapatkan Universitas Sumatera Utara 10 imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat. Dalam Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 mengatur kewajiban Wajib Pajak yang perlu diawasi yakni pembayaran pajak dengan cara “Angsuran Pajak”. Dalam hal ini unit operasi Jenderal Pajak yaitu Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama, mengupayakan peningkatan penerimaan pajak khususnya Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 yang merupakan tugas dari Direktorat Jenderal Pajak. Pelaksanaan peningkatan penerimaan pajak khususnya Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 yang merupakan tugas dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama menjadi sedikit terlambat karena masih ada Wajib Pajak yang belum juga mendaftarkan menjadi wajib pajak karena kurangnya pengetahuan wajib pajak dalam melakukan perhitungan pajak penghasilan PPh Pasal 25, oleh karena itu penulis mengangkat judul mengenai “TATACARA PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BINJAI ”

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri