Dasar Hukum Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 Definisi Pajak Penghasilan PPh Pasal 25

43 4. Wajib Pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap BUT Wajib Pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap adalah sebesar 28 dan untuk Tahun 2010 menjadi 25 . Tabel 2 Jumlah WP Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai Dalam 3 tiga Tahun Terakhir Tahun Jumlah WP 2011 88530 2010 76233 2009 61431 Sumber : KPP Pratama Binjai, 2012

3.3. Pajak Penghasilan PPh Pasal 25

3.3.1. Dasar Hukum Pajak Penghasilan PPh Pasal 25

Dasar hukum PPh Pasal 25 adalah Undang – Undang No. 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang No.7 1991, Undang – Undang No. 10 tahun 1994 dan Undang – Undang No.17 tahun 2000, terakhir diubah dengan Undang – Undang No. 36 tahun 2008. Universitas Sumatera Utara 44 Uraian yang mengacu pada pasal 25 Undang – Undang No.36 tahun 2008 tentang perubahan keempat Undang – Undang No. 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilam PPh, selanjutnya aturan pelaksanaannya diperbaharui yaitu : 1 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 84KMK.042002 tanggal 08 Maret 2002 tentang perhitungan besarnya angsuran Pajak Penghasilan PPh dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak baru, Bank, Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Wajib Pajak masuk bursa dan Wajib Pajak lainnya yang berdasarkan ketentuan diharuskan membuat laporan keuangan berkala termasuk Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu. Keputusan ini telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 255PMK.032008 tanggal 31 Desember 2008. 2 Keputusan Direktur Jendral Pajak nomor PER-210PJ2001 tanggal 12 Maret 2001 tentang pembayaran angsuran bulanan Pajak Penghasilan PPh pasal 25 dalam masa transisi tahun pajak 2001.

3.3.2. Definisi Pajak Penghasilan PPh Pasal 25

Pajak penghasilan PPh pasal 25 adalah ketentuan yang mengatur tentang perhitungan besarnya angsuran bulanan pajak penghasilan yang harus dibayar sendiri Universitas Sumatera Utara 45 oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan. Angsuran Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 tersebut dapat dijadikan sebagai kredit pajak terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan SPT tahunan PPh. Dasar hukum pembahasan PPh pasal 25 adalah Undang – Undang No. 36 tahun 2008. Setu, 2009 : 147 3.3.3.Batas Waktu Pelaporan dan Penyetoran Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 Dalam tahun pajak dikenal adanya suatu batas bagi Wajib Pajak untuk melakukan kewajibannya yaitu membayar pajak dan melaporkannya. Ketentuan ini merupakan ketentuan yang berasal dari peraturan Perundang – Undangan yang berlaku, yakni Undang – Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan dan Tatacara Perpajakan KUP. Ketentuan ini juga berdasarkan pada peraturan – peraturan Pemerintah maupun Menteri Keuangan. Ketentuan ini tentu saja dimaksudkan untuk adanya ketertiban dalam administrasi perpajakan dan juga untuk memudahkan dalam pengawasan yang dilakukan oleh otoritas perpajakan. Tanggal jatuh tempo penyetoran Pajak Penghasilan PPh pasal 25 untuk suatu saat atau masa pajak, paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dan untuk batas waktu pelaporan pajak penghasilan PPh pasal 25 paling lama 20 hari setelah masa pajak berakhir. Universitas Sumatera Utara 46

3.3.4. pelaporan pajak penghasilan pasal pph 25