Uraian Teoritis Tatacara Pelaporan Dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 25 Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

13

1.3. Uraian Teoritis

Menurut Undang - undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan TataCara Perpajakan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak ialah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat. Dengan kata lain pengertian pajak dapat dikatakan sebagai balas jasa yang dapat diberikan oleh masyarakat kepada pemerintah atas fasilitas – fasilitas yang kita nikmati untuk dapat hidup layak disuatu Negara. Sedangkan penghasilan adalah jumlah uang yang diterima atas usaha yang dilakukan orang perorangan, badan atau bentung usaha lainnya yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti mengkonsumsikan dan atau menimbun kekayaan. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 25 Pajak penghasilan PPh Pasal 25 adalah angsuran Pajak Penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan. Angsuran pajak penghasilan pasal 25 ini juga dapat dijadikan sebagai kredit pajak atau pengurang dalam menghitung pajak yang terhutang atas seluruh penghasilan wajib pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan SPT Masa Tahunan Fidel, 2008 : 195. Universitas Sumatera Utara 14 Tujuan dari diberlakukannya Pajak Penghasilan 25 sebagai kredit pajak atau pengurang pajak dalam penghitungan pajak setahun adalah agar wajib pajak tidak terlalu berat dalam membayar pajak secara sekaligus pada akhir tahun pajak, karena sifat pelunasan pajak untuk mencicil hutang pajaknya. Jenis – Jenis Pelunasan Pajak Penghasilan Jenis – jenis pelunasan pajak dalam tahun berjalan meliputi : 1. Pemotongan Pajak penghasilan atas gajiupah, honorarium, tunjangan dan pembayaran sejenisnya, yang disebut dengan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dibayar oleh pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi atau badan, bendaharawan pemerintah baik pusat maupun daerah, badan dana pensiun atau badan lain seperti Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jamsostek dan badan – badan lainnya, orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain kepada jasa tenaga ahli, orang pribadi dengan status subjek pajak luar negeri, peserta pendidikan, pelatihan dan magang, Penyelenggara kegiatan baik badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan Fidel, 2008 : 182. 2. Pemungutan Pajak Penghasilan atas kegiatan impor barang yang disebut dengan Pajak Penghasilan pasal 22 impor. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dilakukan oleh bendaharawan pemerintah pusatdaerah, instansi Universitas Sumatera Utara 15 atau lembaga pemerintah dan lembaga – lembaga Negara lainnya yang berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang, badan – badan tertentu, baik badan pemerintahan maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain, Wajib Pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah Fidel, 2008 : 185. 3. Pemotongan Pajak penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 disebut dengan Pajak Penghasilan 23. Pemotongan Pajak Penghasilan pasal 23 ini dilakukan oleh badan Pemerintah, sunjek pajak badan Dalam Negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap BUT, perwakilan perusahaan Luar Negeri lainnya, wajib pajak orang pribadi Dalam Negeri tertentu, yang ditunjuk oleh Direktur Jendral Pajak Fidel, 2008 : 188. 4. Pajak penghasilan yang dikenakan atas pengahasilan yang diperoleh dari luar negeri oleh wajib pajak dalam negeri disebut dengan Pajak Penghasilan Pasal 24 Fidel, 2008 : 191. 5. Pembayaran Masa setiap bulan yang di sebut dengan Pajak Penghasilan Pasal 25 Fidel, 2008 : 195. Universitas Sumatera Utara 16 Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 25 Jumlah Pajak Penghasilan yang terutang harus disetordibayar dalam jangka waktu yang ditentukan dalam perundang – undangan perpajakan yang berlaku. Pajak Penghasilan Pasal 25 yang terutang untuk setiap masa pajak harus dibayar selambat – lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya setelah berakhir masa pajak. Apabila wajib pajak tidakkurang dibayar, atau terlambat membayar maka wajib pajak dikenakan saksi administrasi berupa denda dan bunga sebesar 2 sebulan atas jumlah pajak yang tidakkurang dibayar, atau terlambat dibayar dihitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran berakhir sampai dengan tanggal dilakukan pembayaran atas pajak yang tidakkurang dibayar. Sedangkan penyetorannya dilakukan melalui Kantor Pos atau Bank – Bank Persepsi yang ditunjuk Pemerintah dengan menggunakan Surat Setoran Pajak SSP. SSP ini nantinya sebagai bukti bahwa Wajib Pajak sudah menbayar dan sebagai sarana untuk melaporkan pembayaran pajaknya tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat Wajib Pajak terdaftar. Setelah Pajak Penghasilan Pasal 25 yang terutang tersebut dibayar di Kantor Pos atau Bank Persepsi, Wajib Pajak harus melaporkan pembayaran tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama tempat Wajib Pajak terdaftar. Pelaporan pambayaran Pajak Penghasilan PPh pasal 25 harus dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara 17 menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT Masa pajak penghasilan selambat – lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir. Apabila Surat Pemberitahuan SPT Masa tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat 3 Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2009, maka akan dikenakan saksi administrasi berupa denda untuk SPT Masa sebesar Rp 100.000,-

1.4. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri