pelaporan pajak penghasilan pasal pph 25 Penyetoran Pajak Penghasilan PPh pasal 25

46

3.3.4. pelaporan pajak penghasilan pasal pph 25

Wajib pajak yang melakukan pembayaran Pajak Penghasilan PPh pasal 25 pada tempat pembayaran dan Surat Setoran Pajaknya telah mendapat validasi nomor transaksi penerimaan negara NTPN, maka surat pemberitahuan masa pajak penghasilan PPh pasal 25 dianggap telah disampaikan kekantor pelayanan pajak sesuai dengan validasi yang tercantum pas Surat Setoran Pajak. Wajib Pajak dengan jumlah angsuran Pajak Penghasilan pasal 25 nihil atau angsuran Pajak Penghasilan PPh pasal 25 dalam bentuk satuan mata uang selain rupiah atau yang melakukan pembayaran tidak secara on-line dan tidak mendapat validasi dengan nomor transaksi penerimaan negara NTPN, tetap harus menyampaikan surat pemberitahuan masa pph pasal 25 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3.3.5. Penyetoran Pajak Penghasilan PPh pasal 25

Pajak penghasilan PPh sebagaiman dimaksud dalam pasal 25 Undang – Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang – Undang nomor 36 tahun 2008, harus dibayar paling lama tanggal 15 bulan berikutya setelah masa pajak terakhir. Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran bertepatan dengan hari libur termasuk hari sabtu atau hari libur nasional, maka pembayaran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Universitas Sumatera Utara 47 Hari libur nasional termasuk hari yang diliburkan untuk penyelengaraan pemilihan umum yang ditetapkan oleh pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh pemerintah. Pembayaran pajak dapat dilakukan melalui Bank Persepsi atau Bank Devisa Persepsi atau Kantor Pos Persepsi dengan sistem pembayaran secara on-line. Pembayaran pajak harus dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan Surat Setoran Pajak. Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi. Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain dianggap sah apabila telah divalidasi dengan nomor transaksi penerimaan negara NTPN. Nomor transaksi penerimaan negara NTPN adalah nomor yang tertera pada bukti penerimaan negara yang diterbitkan melalui modul penerimaan negara MPN 3.3.6.Dasar Perhitungan Pajak Penghasilan PPh pasal 25 Besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak Penghasilan PPh yang terutang menurut SPT PPh tahun pajak yang lalu dikurangi dengan pajak penghasilan yang dipotog dan dipungut yang tidak bersifat final serta Pajak Penghasilan PPh Universitas Sumatera Utara 48 yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21, pasal 22, pasal 23, dan pasal 24 dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam tahun pajak. Dalam pelaksanaan pph pasal 25 mempunyai ketentuan sebagai berikut : 1. Setelah mengetahui selisih pajak yang terutang pada tahun yang lalu, maka kita dapat mengetahui besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri setiap bulannya pada tahun sekarang yaitu besarnya selisih pajak dibagi 12 atau banyakya bulan dalam bagian tahun pajak. 2. Batas waktu penyampaian SPT tahunan Pajak Penghasilan orang pribadi adalah 3 tiga bulan setelah tahun pajak berakhir. Karen dalam hal ini tidak sempat menghitung besarnya angsuran pajak sekarangan, maka ditetapkan angsuran pajak bulan – bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT PPh adalah sama dengan angsuran pajak untuk bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu, tetapi tidak boleh lebih dari rata – rata angsuran bulanan tahun pajak yang lalu. 3. Angsuran bulanan yang mengguanakan Surat Ketetapan Pajak SKP dihitung menurut Surat Ketetapan Pajak SKP terakhir. 4. Dalam hal – hal tertentu Direktorat Jendral Pajak memberikan wewenang untuk menyelesaikan perhitungan besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak WP dalam Universitas Sumatera Utara 49 tahun berjalan, yang besar angsuran bulanannya mendekati kewajaran. PPh Pasal 25 = PPh terutang - PPh Pasal 21,22,23,24 tahun lalu 12 Contoh : Berdasarkan SPT Tahunan PPh Tahun 2011 PT. ABC atas PPh terutang adalah Rp 90.000.000,00,- Pajak yang telah dipotong atau dipungut oleh pihak ketiga, dan PPh yang terutang atau dibayar di luar negeri dalam tahun 2011 adalah sebagai berikut : - Pemungutan PPh Pasal 22 oleh pihak lain sebesar Rp 20.000.000,00,- - Pemotongan PPh Pasal 23 oleh penyelenggara kegiatan sebesar Rp 2.000.000,00,- - Pembayaran Pajak di luar negeri yang dapat dikreditkan PPh Pasal 24 sebesar Rp 8.000.000,00,- Angsuran PPh Pasal 25 untuk tahun 2011 adalah : Berdasarkan SPT PPh tahun 2011 PT. ABC atas PPh terhutang Rp 90.000.000,00,- Universitas Sumatera Utara 50 Kredit Pajak : PPh Pasal 22 Rp 20.000.000,00 PPh Pasal 23 Rp 2.000.000,00 PPh Pasal 24 Rp 8.000.000,00 Total Kredit Pajak Rp 30.000.000,00- Dasar penghitungan angsuran Rp 60.000.000,00 Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak setiap bulan PPh Pasal 25 dalam tahun 2011 adalah: Rp 60.000.000,00 : 12 = Rp 5.000.000,00

3.4. SPT Masa Pajak Penghasilan Orang Pribadi