35
2.5.4 Konsep Dasar Fungsi Pendukung
Fungsi-fungsi pendukung dalam proses pemadaman kebakaran mempunyai pengertian yaitu semua lembaga yang terlibat langsung
dalam proses pemadaman kebakaran. Yang bertugas dalam pemberian pelayanan secara cepat, akurat dan efisien mulai dari informasi
kebakaran diterima sampai api padam. Yang termasuk dalam fungsi- fungsi pendukung dalam proses pemadaman kebakaran yang dibahas
dalam penelitian ini adalah Rumah sakit, polisi kantor polisi.
a. Rumah Sakit
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas, 2001, rumah sakit adalah :
1. Gedung tempat merawat orang sakit. 2. Gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan
kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. Menurut
Peraturan Mentri
Kesehatan RI
No :
159bMEN.KESPERII1998 Bab I Pasal 1 Ayat 1, rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
b. Kantor Polisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdiknas, 2001, polisi adalah :
36 1. Badan pemerintah yang bertugas untuk memelihara keamanan
dan ketertiban umum menangkap orang yang melanggar Undang-Undang dan sebagainya.
2. Anggota badan pemerintah pegawai Negara yang bertugas menjaga keamanan dan sebagainya.
Sedangkan kantor memiliki pengertian : 1. Balai gudang, rumah, ruang tempat melaksanakan suatu
pekerjaan perusahaan dan sebagainya 2. Tempat bekerja.
Maka, kantor polisi merupakan kantor tempat polisi melakukan urusan kepolisian dan melaksanakan pekerjaannya. Pembagian
kantor polisi berdasarkan tingkat kewenangan dan tanggung jawabnya, adalah sebagai berikut:
Tabel 2.8 Tabel Pembagian Kantor Polisi No
Nama Wilayah Tingkat Kewenangan Dan
Tanggung Jawab 1
Markas Besar Polisi RI Mabes
Kepolisian seluruh wilayah RI dan luar negeri Interpol
2 Kepolisian Daerah Polda
Kepolisian propinsi tertentu 3
Kepolisian Wilayah Polwil Kepolisian pada karesidenan tertentu
4 Kepolisian Resort Polres
Kepolisian pada kabupatenkotamadya tertentu
5 Kepolisian Sektor Polsek
Kepolisian pada kecamatan tertentu 6
Pos polisi Kepolisian pada lokasi tertentu yang
dianggap strategis
37
2.5.5 Konsep Dasar jalan
Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan, ditetapkan pengertian jalan adalah suatu prasarana transportasi darat
yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah danatau air serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Yang
selanjutnya ditetapkan pula pengertian jalan umum dan jalan khusus. Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan jalan adalah
dalam pengertian jalan umum sebagaimana dimaksud dalam Undang- undang Nomor 13 Tahun 1980, yaitu jalan yang diperuntukkan bagi
lalu lintas umum. Berdasarkan hal tersebut maka dalam undang-undang ini
pengertian jalan tidak termasuk jalan khusus, yaitu jalan yang tidak diperuntukkan bagi lalu lintas umum, antara lain jalan inspeksi
pengairan, jalan inspeksi minyak atau gas, jalan perkebunan, jalan pertambangan, jalan kehutanan, jalan komplek bukan untuk umum,
jalan untuk keperluan pertahanan dan keamanan Negara.
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam pembuatan sistem ini, selain itu pada tahap ini kita bisa mengetahui
proses sistem yang sedang berjalan. Sehingga kita bisa menganalisa kekurangan dan kelebihan dari sistem yang sedang berjalan. Dari hal tersebut
kita dapat mengetahui permasalahan yang terjadi kemudian dibuat suatu pemecahan masalahnya.
Dalam metode pengumpulan data ini terdiri dari tiga tahap meliputi studi pustaka, observasi lapangan dan wawancara.
3.1.1 Studi Pustaka
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah
dengan mempelajari dan meneliti 12 buku teori tahun 1996 sampai 2007, 1
buku laporan tahunan kegiatan Sudin Kebakaran Jakarta Timur, 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 keputusan mentri dan 5 sumber
bacaan dari internet, yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang dihadapi dan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian
ini. Adapun sumber bacaan yang dibaca dapat dilihat pada daftar pustaka.
39
3.1.2 Observasi Lapangan
Berikut adalah deskripsi lokasi dan waktu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan sistem informasi geografis kebakaran SIGK :
Lokasi : Suku Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta
Timur Seksi Operasi Kotamadya Jakarta Timur. Alamat
: JL. Matraman Raya No.132 Waktu
: 14 Desember 2007 - 25 Januari 2008 Pada tahap ini yang dilakukan penulis adalah dengan mengamati
kegiatan pencatatan laporan kebakaran dan pengolahan data kebakaran serta proses penanganan kasus kejadian kebakaran yang dilakukan oleh
Seksi Operasi Kotamadya Jakarta Timur, untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan sistem yang berjalan.
Selain itu, kegiatan ini di
perlukan guna mencari dan mengumpulkan data-data sekunder yang di butuhkan langsung dari
sumbernya. Berikut adalah data-data yang diperoleh dari observasi lapangan:
a. Laporan kasus kejadian kebakaran. b. Data Statistik, terdiri dari data kejadian kebakaran per kelurahan dan
kecamatan. c. Data Statistik kejadian kebakaran yang dipengaruhi beberapa faktor.
penyebab kebakaran, jenis benda terbakar, dan waktu kejadian.
40
3.1.3 Wawancara
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah dengan membuat serangkaian diskusi dan tanya jawab kepada Kepala Sudin Kebakaran
Jakarta Timur, yang bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang menjadi kendala dalam penanggulangan kebakaran di wilayah Jakarta
Timur. Adapun hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran. Adapun rancangan pertanyaan yang penulis lakukan pada
wawancara ini, adalah sebagi berikut : a. Bagaimana prosedur pelaporan kejadian kebakaran dari masyarakat,
sehingga informasi terjadinya kebakaran samapai ke SUDIN Pemadam Kebakaran.
b. Apakah setiap informasi kebakaran yang diterima SUDIN Pemadam Kebakaran itu benar valid. Dan bagaimana mengatasi masalah
tersebut. c. Tindakan apa yang akan diambil SUDIN Pemadam Kebakaran dari
informasi yang sudah valid untuk segera menanggulangi kebakaran tersebut.
d. Bagaimana cara mendapatkan data tambahan kebakaran dari suatu kejadian kebakaran di suatu daerah.
e. Bagaimana mengolah data kebakaran tersebut agar bisa bermanfaat.
41
3.2 Metode Pengembangan Sistem