Latar Belakang Perancangan sistem Informasi Georafis kebakaran : studi kasus suku dinas pemadam kebakaran jakarta timur

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah kotamadya Jakarta Timur yang merupakan bagian dari kota Jakarta yang telah memainkan peranan penting dalam menunjang pembangunan kota Jakarta. Kotamadya Jakarta Timur telah berperan sebagai kawasan perdagangan dan jasa baik dalam skala pelayanan nasional maupun regional, serta telah berfungsi sebagai kawasan hunian. Berbagai peran dan fungsi tersebut mengakibatkan perkembangan wilayah tersebut menjadi sangat pesat, baik dari perkembangan fisik dan aktifitasnya. Resiko dari perkembangan yang pesat adalah munculnya berbagai macam masalah sosial yang tidak dapat dihindari, misalnya kejahatan, kesehatan serta salah satu hal yang terpenting adalah ancaman bahaya kebakaran. Di kota-kota besar seperti Jakarta khususnya kotamadya Jakarta Timur tidak akan luput dari musibah kebakaran, karena sebagaian wilayahnya sudah berfungsi sebagai kawasan hunian padat penduduk, banyak berdirinya pabrik-pabrik dan gedung-gedung. Yang dalam pendiriannya tidak memperhatikan aturan tata ruang kota yang baik, banyaknya pencurian listrik dari tiang listrik di pinggir jalan. Hal-hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh dalam terciptanya kebakaran. Kotamadya Jakarta Timur sebagai wilayah terbesar di ibukota Jakarta yang memiliki 10 kecamatan dan 65 kelurahan serta memiliki unit pos pemadam kebakaran terbanyak dibandingkan dengan wilayah kotamadya 2 lainnya, yaitu dengan jumlah 20 unit pos pemadam kebakaran yang tersebar diseluruh wilayah kotamadya Jakarta Timur. Namun dengan melihat luasnya wilayah kotamadya Jakarta Timur akan menjadi suatu masalah apabila terjadi kebakaran di suatu wilayah tapi lamban dalam penanganannya. G ra fik K e ja d ia n K e b a k a ra n T a h u n 2 0 0 0 -2 0 0 8 1 0 6 9 6 8 3 1 8 7 5 3 1 4 0 1 8 8 1 4 5 1 6 1 5 0 1 0 0 1 5 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 Gambar 1.1 Grafik Kejadian Kebakaran tahun 2000 – 2008 di wilayah Jakarta Timur 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Bangunan Perumahan Bangunan Industri Bangunan Umum Kendaraan Lain-lain Gambar 1.2 Grafik Kerugian yang disebabkan Kebakaran, tahun 2000 – 2008 di wilayah Jakarta Timur Keterbatasan informasi tentang lokasi kebakaran merupakan salah satu penyebab pengolahan data dalam penanganan kejadian kebakaran menjadi lamban, sehingga membuat pengambil keputusan mengalami kesulitan untuk mengetahui lokasi kebakaran dan ketika menugaskan pemadam kebakaran yang akan melakukan penanganan awal pada kejadian kebakaran. Dan juga minimnya informasi tentang lembaga terkait yang 3 menjadi fungsi pendukung dalam penanganan kejadian kebakaran menjadi masalah penting, karena lembaga seperti polisi dan rumah sakit sangat berperan dalam proses penanganan kebakaran. Penyajian laporan kebakaran yang sederhana dan belum terotomasi, membuat kebutuhan informasi pada Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Timur kurang, sehingga untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat menjadi kurang optimal. Berdasarkan hal tersebut, pengolahan data kebakaran yang baik merupakan salah satu jenis pelayanan yang perlu ada di Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Timur. Sebagai instansi yang bertanggung jawab pada kejadian kebakaran di wilayahnya merasa perlu adanya dukungan sistem informasi yang dapat membantu dalam pengolahan data kebakaran. Pesatnya kemajuan teknologi informasi yang diikuti oleh pesatnya perkembangan piranti lunak membawa perubahan di berbagai bidang, yang meningkatkan kebutuhan akan kemudahan untuk mendapatkan informasi. Mengingat perlu adanya pengolahan data yang baik pada Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Timur, mendorong penulis untuk membuat suatu sistem informasi yang mempermudah proses pengolahan data dalam penanganan kebakaran yaitu mencari lokasi kebakaran dan menentukan unit pemadam kebakaran serta fungsi-fungsi pendukung terdekat dengan lokasi atau wilayah terjadinya kebakaran, dan mempermudah proses pengolahan data untuk menghasilkan laporan penyebaran kebakaran yaitu dengan mengkalkulasi jumlah data kebakaran dan elemen data kebakaran tertentu yang dikelompokan berdasarkan waktu dan wilayahnya. 4 Penulis berharap sistem informasi ini dapat bermanfaat bagi Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur dalam menangani kebakaran dan berkoordinasi dengan lembaga-lembaga yang terkait dalam melakukan penanganan kebakaran, serta pengolahan data kebakaran lanjut yang berguna untuk mengolah laporan penyebaran kebakaran sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur. Dengan dukungan sistem informasi geografis kebakaran, Sebagai instansi yang bertanggung jawab pada kejadian kebakaran di wilayahnya diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.

1.2 Perumusan Masalah