Analisis Sistem Perancangan sistem Informasi Georafis kebakaran : studi kasus suku dinas pemadam kebakaran jakarta timur

48 2. Sistem informasi yang dapat mencari lokasi kebakaran, lalu menampilkannya dan memberi informasi tentang pos pemadam kebakaran, pos polisi, rumah sakit yang terdekat dengan lokasi terjadinya kebakaran. 3. Sistem informasi yang dapat mengotomasi dan membuat laporan jumlah kejadian kebakaran per wilayahnya kelurahan dan kecamatan, laporan jumlah kejadian kebakaran yang dipengaruhi oleh parameter tertentu seperti penyebap terjadinya kebakaran, jenis bahan yang terbakar dan waktu kejadian kebakaran per wilayahnya kelurahan dan kecamatan .

4.2 Analisis Sistem

Pada tahap ini, proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan ke perangkat lunak. Dapat di bentuk domain informasi, fungsi dan performansi yang dibutuhkan.

4.2.1 Sistem yang Sedang Berjalan

a. Prosedur pemadaman sebagai berikut : 1. Korban atau masyarakat menelpon ke unit kebakaran dinas pemadam kebakaran yaitu 113 atau 8582150, 8580588 dan memberitahukan lokasi kebakaran. 2. Dinas pemadam kebakaran mencari lokasi kebakaran secara manual melihat pada peta kertas. 3. Memberangkatkan beberapa unit mobil kebakaran ke lokasi kebakaran, sementara personil lainnya menghubungi pemadam lainnya, polisi dan rumah sakit. 4. Sesampainya di lokasi kebakaran, proses pemadaman pun berlangsung. 49 5. Petugas membuat laporan untuk dokumentasi. b. Pengolahan data kebakaran 1. Dokumentasi kebakaran dilapangan dilaporkan ke seksi operasi SUDIN Kebakaran untuk dilakukan pencatatan data kebakaran. 2. Setelah dalam kurun waktu tertentu data tersebut di kelompokan dan di cetak untuk disertakan dalam laporan. 3. Laporan kebakaran. Kelebihan dari sistem yang berjalan antara lain : 1. Pencatatan laporan kebakaran dilakukan dengan baik. 2. Dalam proses pengolahan data kebakaran, sudah menggunakan komputer untuk mengolahnya. 3. Informasi yang dihasilkan berupa jumlah kasus kebakaran dalam bentuk tabel dan grafik. Kekurangan dari sistem yang berjalan antara lain : 1. Ketika pelapor memberitahukan lokasi terjadinya kebakaran masih dicatat dengan kertas. 2. Belum ada gambaran tentang lokasi kejadian kebakaran membuat petugas tidak dapat mengambil keputusan untuk segera menugaskan pos mana saja yang akan melakukan penanganan awal sebelum datang bantuan. 3. Kebenaran laporan tersebut belum diketahui dengan jelas. 50 4. Koordinasi yang kurang baik antara instansi yang terkait dalam penanganan kebakaran. 5. Pengolahan data kebakaran masih minim akibatnya informasi yang dihasilkan hanya sebatas informasi yang bersifat tekstual. Gambar 4.2 Diagram Alir Dokumen Sistem Yang Berjalan 51

4.2.2 Kebutuhan Sistem Yang Sedang Berjalan

Dengan sistem yang sudah berjalan, dirasa perlu untuk meningkatkan kinerja sistem demi memperbaiki pelayanan kepada masyarakat. Hal-hal yang dibutuhkan sistem yang sedang berjalan antara lain : 1. Adanya suatu sistem informasi yang dapat menampilkan informasi berupa lokasi dan data pos pemadam kebakaran, pos polisi, rumah sakit, jaringan jalan, dan batas wilayah. 2. Adanya suatu sistem informasi yang dapat mencari lokasi kebakaran, lalu menampilkannya dan memberi informasi tentang letak pos pemadam kebakaran, pos polisi, rumah sakit yang terdekat dengan lokasi terjadinya kebakaran. Sehingga instruksi secara terpusat bisa cepat diberikan kepada instansi yang terlibat untuk segera melakukan pemadaman kebakaran. 3. Sistem informasi yang dapat mengotomasi pembuatan laporan jumlah kejadian kebakaran per wilayahnya kelurahan dan kecamatan , laporan jumlah kejadian kebakaran yang dipengaruhi oleh parameter tertentu seperti penyebap terjadinya kebakaran, jenis bahan yang terbakar dan waktu kejadian kebakaran per wilayahnya kelurahan dan kecamatan . 52

4.2.3 Usulan Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis mencoba memberikan usulan pemecahan masalah dengan merancang suatu sistem informasi geografis kebakaran yang menyajikan fasilitas-fasilitas : 1. Menampilkan informasi spasial berupa peta wilayah yang dilengkapi dengan batas wilayah administrasi, informasi pos pemadam kebakaran, pos polisi, rumah sakit, jaringan jalan, sungai. 2. Pencarian lokasi kebakaran berbasis spasial, dengan menggunakan kata kunci yaitu jalan, setelah diketahui lokasi terjadinya kebakaran lalu sistem menyediakan fasilitas buffer untuk mengetahui letak lokasi pos pemadam kebakaran, pos polisi, rumah sakit yang terdekat dengan lokasi terjadinya kebakaran, Sehingga instruksi secara terpusat bisa cepat diberikan kepada instansi yang terlibat untuk segera melakukan penanganan awal dalam proses pemadaman kebakaran. Polisi, untuk mengamankan lokasi kebakaran dan mengatur jalur jalan yang akan dilalui mobil pemadam dan mobil ambulan untuk sampai di lokasi kebakaran. Pemadam kebakaran, untuk penanganan awal dan memadamkan api pada kejadian kebakaran, serta mengevakuasi korban kebakaran. Rumah Sakit RS, menyediakan ambulan dalam penanganan awal dan pengevakuasian korban kebakaran ke rumah sakit. 53 3. Pengolahan data kebakaran berbasis spasial yang menghasilkan laporan jumlah kejadian kebakaran per wilayahnya kelurahan dan kecamatan, laporan jumlah kejadian kebakaran yang dipengaruhi oleh parameter tertentu seperti penyebap terjadinya kebakaran, jenis bahan yang terbakar dan waktu kejadian kebakaran per wilayahnya kelurahan dan kecamatan . Gambar 4.3 Diagram Alir Dokumen Sistem Usulan 54

4.3 Perancangan Design