27 dalam  menjalankan  fundraising  maka  tidak  akan  maksimal  dalam
memperoleh dana.
2. Dasar hukum Fundraising
Dasar  hukum  berdirinya  lembaga  pengelola  zakat  di  Indonesia merupakan dasar hukum fundraising juga, karena fundraising sangat berkaitan
sekali  dengan  lembaga  pengelola    zakat.  Lembaga  pengelola  zakat  tanpa adanya  dana  tidak  akan  bisa  menjalankan  programnya.  Dasar  hukum  ini
dilihat  dengan  adanya    Undang-Undang  No. 38  tahun 1999  tentang pengelolaan  zakat,  keputusan  Menteri  Agama  No. 581  tahun 1999  tentang
pelaksanaan  UU  No. 38  tahun 1999,  dan  keputusan  Direktur  Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. D291 tahun 2000 tentang
pedoman  teknis  pengelolaan  Zakat.  Sedangkan  dasar  hukum  lain  yang memiliki  kaitan  pengelolaan  zakat.  Sedangkan dasar  hukum  lain  yang
memiliki kaitan erat dengan zakat adalah Undang-Undang No. 17 tahun 2000 tentang  pajak  penghasilan.  Undang-undang  ini  menjelaskan  bahwa  zakat
merupakan pengurangan penghasilan kena pajak. Pengelolaan  zakat  sebagaimana  tertuang  dalam pasal 1  ayat 1
Undang-undang  No. 38  tahun 1999,  didefinisikan  sebagai  kegiatan perencanaan,  pengorganisasian,  pelaksanaan  dan  pengawasan  terhadap
pengumpuilan  dan  pendistribusian  serta  pendayagunaan  zakat.  Sedangkan zakat  sendiri  dalam  pasal 1  ayat 2 diartikan  sebagai  harta  yang  disisihkan
28 oleh seorang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada
yang  berhak  menerimanya.  Organisasi  pengelola  zakat  yang  diakui pemerintah  terdiri  atas  dua  lembaga,  yaitu  Badan  Amil  Zakat  dan  Lembaga
Amil Zakat.
21
Dari  beberapa  penjelasan  mengenai  Undang-Undang  tentang  zakat  di atas, bahwasanya fundraising juga memang benar-benar di diatur.adanya  UU
No.38  tahun 1999  tentang  pengelolaan  zakat  di  dalamnya  pula  membahas banyak  poin  di  antaranya  dalam  bab  VI  dijelaskan  mengenai  pengumpulan
dan penyaluran zakat. Dijelaskan pula dalam Al-Qur’an surat At-Taubah:103
 
 
 
 
 
 
 
 
 
٩ :
١ ٠ ٣
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan  mensucikan  mereka  dan  mendoalah  untuk
mereka.  Sesungguhnya  doa  kamu  itu  menjadi  ketenteraman  jiwa bagi  mereka.  dan  Allah  Maha  mendengar  lagi  Maha  Mengetahui.
Q.S. at-Taubah9: 103
Selain  ayat  di  atas,  ada  beberapa  hadist  pula  yang  menerangkan tentang  zakat,  bahwa  sanya  zakat  adalah  merupakan  kewajiban  yang  Allah
turunkan untuk hambanya. Maka dari itu  salah satu tugas dari lembaga adalah membantu para agniya untuk menyalurkan danannya.
21
Sudirman, Zakat  Dalam  Pusaran  Arus  Modernitas, Malang:  UIN    Malang  Press, 2007, h. 94-95
29 a. Dari sunnah, perintah Rosulullah SAW kepada Muadz bin Jabal:
Artinya: Hai  Muadz,  beritahulah  mereka  orang-orang  kaya  itu,  bahwa Allah  telah  mewajibkan  zakat  atas  harta  mereka  yang  diambil
dari  orang-orang  kaya  untuk  diberikan  kepada  orang-orang fakirmiskin” HR. Bukhari.
b. Atsar Sahabat Khulafaurrasyidin Diriwayatkan,  bahwa  Abu  Bakar  As-Siddiq  dalam  awal
pemerintahannya telah memerangi orang-orang yang membangkang zakat, yang didukung oleh para sahabat senior seperti Umar, Usman, Ali seraya
berucap:
Artinya: Kata  Abu  Bakar  r.a:  demi  Allah  kalau  mereka  membangkang tidak  mau  menyerahkan  seekor  cempe  kambing  kacangan
kepadaku, yang justru pernah diserahkan Rosulullah SAW pasti mereka  akan  kuperangi  karena  pembangkangnya  itu.”  HR.
Bukhori.
Dari  ayat   dan  hadist di  atas,  di  jelaskan tentang  pengambilan  zakat. Maka,  dari  pengambilan  itu zakat  dikumpulkan  diambil  dari  orang-orang
agniya mempunyai  harta  yang  telah  mencapai  nisab,  dan  untuk
mengumpulkan zakat ini, maka butuh fundraising yang bagus agar terkumpul secara maksimal.
30
3. Ruang Lingkup Serta Tujuan Fundraising