Tahap-tahap pemberdayaan Indikator pemberdayaan

43 3 Penilaian komunitas yang diperoleh dari pengertian mereka tentang tujuan agen pembangunan. 4 Konsepsi komunitas tentang needs Sedangkan untuk tercapainya kondisi ekonomi masyarakat yang baik perlu adanya pendekatan non direktif partisipatif maka community woker dapat melakukan tugas di bawah ini, yaitu: a. Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk berwiraswasta bergelut dalam aspek ekonomi, bertindak dengan merancang munculnya diskusi tentang apa yang menjadi masalah dalam masyarakat. b. Memberikan informasi tentang pengalaman kelompok lain yang telah sukses dan sejahtera. c. Membantu masyarakat untuk membuat analisis situasi usaha yang prospektif secara sistematik tentang hakekat dan penyebab dari masalah berbisnis. d. Menghubungkan masyarakat dengan sumber yang dapat dimanfaatkan. 34

4. Tahap-tahap pemberdayaan

Guna mencapai perubahan yang lebih baik maka tahapan siklikal pemberdayaan haruslah melewati beberapa tahapan yaitu: a. Tahapan pengenalan masyarakat terhadap ekonomi 34 Ibid, h. 56 44 b. Tahapan pengenalan permasalahan dan identifikasi kebutuhan wirausaha. c. Tahapan penyadaran masyarakat akan pentingnya pengusaha d. Tahapan implementasi rencana kegiatan e. Tahapan evaluasi implementasi rencana kegiatan f. Tahapan perluasan pemberdayaan masyarakat Tahapan di atas merupakan tahapan siklikal yang dapat berputar seperti suatu siklus guna mencapai perubahan yang lebih baik. Merujuk pada berbagai literatur, maka upaya memberdayakan masyarakat haruslah: a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang dalam berwirausaha skala kecil dan menengah. Dalam menciptakan iklim ini kebijaksanaan harus berpihak pada masyarakat, disertai dukungan infrastruktur dan kelembagaan social, ekonomi, politik yang memadai. b. Pemberdayaan dengan cara membangun daya, mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia harus menjadi fokus diprioritaskan. c. Memperkuat potensi atau daya yang yang dimiliki oleh masyarakat, dalam kontek ini maka pembangunan kelembagaan social, ekonomi politik menjadi penting artinya. d. Menyediakan berbagai masukan input. 45 e. Pembukaan akses kepada berbagai peluang opportunities yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya. 35

5. Indikator pemberdayaan

Indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah proses seringkali diambil dari tujuan sebuah pemberdayaan yang menunjukan pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu: masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun social seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi, dalam kegiatan social, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. 36 Sedangkan indikator keberhasilan program yang dipakai untuk mengukur pelaksanaan program-program dari sebuah pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut: 37 35 Ibid, h. 61 36 Achmad Subianto, Ringkasan Dan Bagaimana Membayar Zakat, Yayasan bermula dari kanan: Jakarta, 2004, h. 40 37 Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat Dan Jaringan Pengaman Social, Gramedia pustaka utama: Jakarta, 1999, h. 29 46 a. Berkurangnya jumlah penduduk miskin. b. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. c. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin dilingkungannya. d. Meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai dengan semakin berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, semakin kuatnya permodalan kelompok, makin rapih system administrasi kelompok, serta semakin luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain di dalam masyarakat. e. Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang ditandai oleh peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mempu memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya. Dapat disimpulkan dari indikator di atas, yang disebut dengan masyarakat itu berdaya, jika masyarakat itu mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan mampu mensejahterakan masyarakat sekitarnya. 47

BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH ZAKAT

A. Sejarah Berdirinya Rumah Zakat

Rumah Zakat Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf secara profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan. Memulai kiprahnya sejak Mei 1998 di Bandung, lembaga yang awalnya bernama Dompet Sosial Ummul Quro’ DSUQ yang berdiri pada tanggal 2 Juli 1998 dan dipelopori oleh Ustadz Abu Syauqi. Hal ini lah DSUQ semakin menguat eksistensinya sebagai lembaga amil zakat. Legalitas untuk melakukan ekspansi semakin kuat ketika lembaga ini telah mendapat sertifikasi pengukuhan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003. 38 Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan muzakki dan mustahiq. Antara yang memberi dan menerima, antara para aghniya orang kaya dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin dikurangi jaraknya. Harmoni ini semakin hangat dengan dukungan para muzakki 38 Hasil wawancara oleh bapak Edisman Adiguna sebagai BMKCU Rumah Zakat Jakarta Barat, pada hari Rabu, 08 Juni 2011.