a. Bahan dan suku cadang meliputi bahan baku, bahan manufaktur, dan
suku cadang. b.
Barang modal adalah produk industri yang membantu produksi atau operasi termasuk pemasangan dan peralatan tambahan.
c. Perlengkapan dan jasa. Perlengkapan meliputi perlengkapan operasi
dan alat-alat perbaikan dan pemeliharaan serta jasa konsultasi bisnis, konsultasi manajemen, iklan.
G. Pengambilan Keputusan Pembelian
Tipe – tipe perilaku keputusan membeli dapat dikelompokkan sebagai berikut KotlerArmstrong, 2001:219 :
1. Perilaku membeli yang kompleks Complex Buying Behaviour Perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi bercirikan
keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli, dan adanya perbedaan pandangan yang signifikan antara merek yang satu dengan yang lain.
2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan Dissonance- Reducing Buying Behaviour
Perilaku membeli konsumen dalam situasi bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara
merek – merek yang ada. 3. Perilaku membeli karena kebiasaan Habitual Buying Behaviour
Perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang dirasakan diantara
merek-merek yang ada.
4. Perilaku membeli yang mencari variasi Variety-Seeking Buying Behaviour
Perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen tetapi perbedaan diantara merek dianggap besar.
Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut Setiadi, 2003:16
Perilaku pasca
pembelian Keputusan
membeli Evaluasi
alternatif Pencarian
Informasi Mengenali
Kebutuhan
Sumber : Setiadi, 2003:16 Gambar 2.1 : Proses Pembelian
Secara rinci tahap – tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
Pengenalan Masalah Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan.
Pembeli. Menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh
rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga atau seks meningkat hingga suatu tingkat tertentu
berubah dan menjadi dorongan. 2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu
keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang – sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia
mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-temannya, dan melakukan
kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen
berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif.
3. Evaluasi Alternatif Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk
membuat keputusan akhir? Ternyata tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh satu
konsumen pada seluruh situasi membeli. Ada beberapa proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen
sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
4. Keputusan Membeli Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek
yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun demikian, dua
faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan
mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal: 1 Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan
konsumen dan 2 motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain tersebut akan
semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan menyelesaikan tujuan pembeliannya.
Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor – faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor –
faktor seperti : pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin
bertindak, faktor – faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.
5. Perilaku Sesudah Pembelian Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan
mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan – tindakan sesudah pembelian dan
penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus
berlangsung hingga periode sesudah pembelian.
BAB III Gambaran Umum Produk
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Aqua Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 oleh Bapak Tirto Utomo, sebagai produsen pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia. Pabrik
pertama didirikan di Bekasi. Setelah beroperasi selama 30 tahun, kini Aqua memiliki 14 pabrik di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1998, Aqua yang berada di bawah naungan PT. Tirta Investama melakukan langkah strategis untuk bergabung dengan Group DANONE, yang
merupakan salah satu kelompok perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di dunia dan ahli dalam nutrisi. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas
produk, market share, dan penerapan teknologi pengemasan air terkini. Di bawah bendera DANONE-AQUA, kini Aqua memiliki lebih dari 1.000.000 titik distribusi
yang dapat diakses oleh pelanggannya di seluruh Indonesia. 1973
PT. Aqua Golden Mississippi didirikan sebagai pioner perusahaan air minum mineral pertama di Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Bekasi.
1974 Produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950
ml dari pabrik di Bekasi. Harga per botol adalah Rp.75,- 1984
Pabrik Aqua kedua didirikan di Pandaan di Jawa Timur, sebagai upaya agar lebih mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut.