E. Citra Merek
Supaya dikenal oleh pasar, merek harus memiliki identitas. Identitas merek adalah seperangkat sosial yang unik yang ingin diciptakan dan dipelihara pemasar.
Tujuannya adalah untuk menciptakan citra merek. Kalau gambaran merek diperoleh, maka merek sudah hidup dalam pikiran konsumen. Kalau tidak merek hanya
merupakan sesuatu yang mati, yang tidak punya aura atau kekuatan mempengaruhi konsumen Simamora, 2003:62.
Pengertian citra merek menurut Kotler dalam Simamora 2003:63 adalah sejumlah keyakinan tentang merek. Sedangkan Aaker dalam Simamora 2003:63
menganggap citra merek sebagai “bagaimana merek dipersepsikan oleh konsumen”. Berkenaan dengan persepsi, menurut Davis Simamora, 2000:21, seperti halnya
manusia, merek juga bisa digambarkan sebagai kata sifat adjective, kata keterangan adverb atau frase phrase.
Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek. Kotler dan Fox
Setiadi, 2003:180 mendefinisikan citra sebagai jumlah gambaran – gambaran, kesan - kesan dan keyakinan – keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap
suatu objek. Citra merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan
preferensi terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian oleh karena kegunaan
utama dari iklan diantaranya adalah membangun citra positif terhadap merek Setiadi, 2003:180. Citra merek brand image dapat dianggap sebagai jenis
asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana, dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra
tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek, sama halnya ketika kita berpikir mengenai orang lain.
F. Produk
Kotler Armstrong 2001:346 mendefenisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk itu lebih dari sekedar barang berwujud. Dalam defenisi secara luas produk
meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk – bentuk tadi.
Kismono 2001:326 menyatakan produk dalam istilah pemasaran marketing adalah bentuk fisik barang yang ditawarkan dengan seperangkat citra
image dan jasa service yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan. Jadi produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Stanton Angipora, 1999:201 membagi produk ke dalam dua pengertian, yaitu :
Sempit : sekumpulan atribut fisik nyata tangibel, yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diklasifikasikan.
Luas : sekumpulan atribut fisik nyata tangibel dan tak nyata, di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan
dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.
Menurut Gitosudarmo 2000:179 produk dapat mencakup benda fisik, jasa, prestise, tempat, organisasi, maupun ide. Produk yang berwujud biasa disebut
sebagai barang, sedangkan yang tidak berwujud disebut jasa. Berdasarkan pengertian di atas maka terdapat tiga aspek dalam sebuah produk yang perlu
diperhatikan, yakni : 1. Produk inti Core Product
Produk inti merupakan manfaat inti yang ditampilkan oleh sesuatu produk kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta keinginannya.
2. Produk yang diperluas Argumented Product Produk yang diperluas mencakup berbagai tambahan manfaat yang dapat
dinikmati oleh konsumen dari produk inti yang dibelinya 3. Produk formal Formal Product
Produk formal adalah produk yang merupakan “penampilan atau perwujudan” dari produk inti maupun perluasan produknya. Produk
formal inilah yang dikenal oleh kebanyakan pembeli sebagai daya tarik yang tampak langsung atau tangibel offer di mata konsumen. Dalam hal
ini ada lima komponen yang terdapat dalam produk formal, yaitu : a.
Desainbentukcoraknya b.
Daya tahanmutunya c.
Daya tarikkeistimewaannya d.
Pengemasanbungkus e.
Nama merekbrand name
Kotler Armstrong 2001:349 mengklasifikasikan produk sebagai berikut : 1. Produk Konsumen
Produk konsumen adalah produk yang dibeli konsumen akhir untuk dikonsumsi pribadi. Pemasar biasanya mengklasifikasikan barang –
barang ini menurut cara membeli konsumen. Produk konsumen meliputi : a.
Produk sehari – hari Convenience Products adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat dibeli oleh pelanggan dan
disertai dengan usaha yang sedikit dalam membandingkan dan membeli.
b. Produk Shopping Shopping Products adalah produk dan jasa
konsumen yang jarang dibeli, sehingga pelanggan membandingkan kecocokan, kualitas, harga dan gayanya dengan cermat.
c. Produk spesial Specialty Products adalah produk konsumen dengan
karakteristik unik atau identifikasi merek yang dicari oleh kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka mau mengeluarkan usaha khusus
untuk memperolehnya. d.
Produk yang tidak dicari Unsought Products adalah produk konsumen dimana keberadaannya tidak diketahui atau jika diketahui
oleh konsumen pun, tidak terpikir oleh mereka untuk membelinya. 2. Produk Industri
Produk industri adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis. Tiga kelompok produk dan
jasa industri meliputi :
a. Bahan dan suku cadang meliputi bahan baku, bahan manufaktur, dan
suku cadang. b.
Barang modal adalah produk industri yang membantu produksi atau operasi termasuk pemasangan dan peralatan tambahan.
c. Perlengkapan dan jasa. Perlengkapan meliputi perlengkapan operasi
dan alat-alat perbaikan dan pemeliharaan serta jasa konsultasi bisnis, konsultasi manajemen, iklan.
G. Pengambilan Keputusan Pembelian