Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
terhadap kegagalan pembayaran utang yang menyebabkan kepailitan perusahaan.
3. Teori Keagenan Agency Theory
Konflik yang sering terjadi pada perusahaan besar adalah antara pemegang saham dan kreditur. Kreditur memiliki hak atas sebagian laba yang diperoleh
perusahaan dan sebagian asset perusahaan terutama dalam kasus kebangkrutan. Sementara itu pemegang saham memegang pengendalian
perusahaan yang mungkin akan sangat menentukan profitabilitas  dan risiko perusahaan. Misalnya ekspansi yang mengakibatkan risiko  perusahaan
menjadi lebih besar daripada perkiraan kreditur. Jika investasi ini berhasil, maka sebagian besar keuntungan akan menjadi hak pemegang saham  karena
bunga atas utang bersifat tetap, ditentukan atas risiko  asset lama. Tetapi jika ekspansi gagal, maka kreditur harus turut menanggung kerugian tersebut.
4. Teori Irrelevan Irrelevan Theory
Teori  ini  dikemukakan  oleh Modligiani dan Miller 1958 yang menyatakan bahwa “sejauh pembayaran bunga bisa dipergunakan untuk mengurangi beban
pajak, maka penggunaan utang memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan”.
5. Teori Pecking Order Pecking Order Theory
Teori ini menyatakan  bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan yang berasal dari internal daripada eksternal dan menjelaskan bahwa mengapa
perusahaan-perusahaan yang profitabel  umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal ini bukan disebabkan karena mereka mempunyai target debt
ratio yang rendah, tetapi mereka memerlukan external financing  yang sedikit.
Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Perusahaan yang profitabel akan cenderung mempunyai utang yang lebih besar karena dua hal, yaitu : dana internal tidak cukup dan utang merupakan
sumber eksternal yang disukai.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Faktor-faktor yang umumnya dipertimbangkan oleh perusahaan ketika mengambil keputusan mengenai struktur modal adalah Bringham  Houston,
2001:39, yaitu :
1. Stabilitas Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan umum, karena permintaan atas produk atau jasanya stabil, secara historis
mampu menggunakan lebih banyak leverage    keuangan daripada perusahaan industri.
2. Struktur Aktiva
Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna yang dapat
digunakaan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu
baik untuk dijadikan jaminan.  Karena itu, perusahaan real estate  biasanya mempunyai  leverage  yang tinggi, sedangkan perusahaan yang terlibat dalam
penelitian teknologi tidak demikian.
3. Leverage Operasi