Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Teori-teori yang berhubungan dengan struktur modal, antara lain : teori irrelevent, teori keagenan, teori trade-off, teori free cash flow dan teori pecking
order Keown, 2000 :556-558 :
1. Teori Trade-off Trade-off Theory
Menurut teori trade-off, setiap perusahaan harus menetapkan target struktur modalnya, yaitu pada posisi keseimbangan biaya dan keuntungan dari
pendanaan dengan utang, sebab pada posisi itu nilai perusahaan menjadi maksimum. Menurut teori trade-off, faktor-faktor yang mempengaruhi
penentuan target struktur modal optimal perusahaan adalah keuntungan dari pajak, biaya tekanan financial dan biaya keagenan. Selain itu teori trade-off
menjelaskan bahwa posisi struktur modal optimal perusahaan terletak pada titik dimana nilai perusahaan maksimum, dan dimana biaya modal minimum.
Struktur modal optimal adalah suatu kesimbangan optimal antara risiko dengan pengembalian yang dapat memaksimumkan harga saham.
2. Teori Free Cash Flow Free Cash Flow Theory
Menjelaskan bahwa “teori free cash flow” memprediksi bahwa penambahan utang akan menurunkan kas, oleh karena itu memaksa manajer untuk lebih
memperhatikan kinerja dari sumber daya yang ada. Pandangan teori ini menyatakan bahwa pada saat perusahaan membutuhkan
dana, pemegang saham lama lebih suka menerbitkan utang baru daripada menerbitkan ekuitas, sebab persyaratan pembayaran bunga utang akan
memaksa manajer bertindak sejalan dengan kepentingan pemegang saham. Pada pembayaran utang tetap, penyalahgunaan utang investor berisiko
Nila Permata Hati Simbolon : Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kemampulabaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti Dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
terhadap kegagalan pembayaran utang yang menyebabkan kepailitan perusahaan.
3. Teori Keagenan Agency Theory
Konflik yang sering terjadi pada perusahaan besar adalah antara pemegang saham dan kreditur. Kreditur memiliki hak atas sebagian laba yang diperoleh
perusahaan dan sebagian asset perusahaan terutama dalam kasus kebangkrutan. Sementara itu pemegang saham memegang pengendalian
perusahaan yang mungkin akan sangat menentukan profitabilitas dan risiko perusahaan. Misalnya ekspansi yang mengakibatkan risiko perusahaan
menjadi lebih besar daripada perkiraan kreditur. Jika investasi ini berhasil, maka sebagian besar keuntungan akan menjadi hak pemegang saham karena
bunga atas utang bersifat tetap, ditentukan atas risiko asset lama. Tetapi jika ekspansi gagal, maka kreditur harus turut menanggung kerugian tersebut.
4. Teori Irrelevan Irrelevan Theory