Nana Gustiana : Pengaruh Insider Ownership, Dispersion Of Ownership, Free Cash Flow, Collaterizable Assets Dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Dividend Payout Ratio D P R P a d a P e r u s a h a a n – P e r u s a h a a n
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008, 2009.
Sesuai dengan teori keagenan, konflik antara manager dan pemegang saham timbul karena adanya pemisahan atas kepemilikan dan kontrol, pihak
inider atau manajemen cenderung menginginkan pembagian deviden kecil, karena mereka menginginkan kelebihan aliran kas untuk membiayai investasi
perusahaan, namun pihak insider cenderung memanfaatkan kelebihan aliran kas tersebut untuk memperkaya diri sendiri dan melakukan kegiatan yang tidak ada
kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan tanpa memikirkan kesejahteraan pemegang saham, dan cenderung merugikan pemegang saham. Perusahaan yang
mempunyai kinerja investasi yang baik cenderung menahan pendapatan perusahaan sebagai laba yang ditahan daripada membagikannya kepada pemilik
saham dalam bentuk deviden.
E. Dispersion of Ownership
Dispersion ownership adalah penyebaran kepemilikan saham biasa. Dispersion of ownership dihitung dengan rumus variance, untuk menunjukkan
penyebaran kepemilikan saham. Semakin besar dispersion of ownership saham semakin terkonsentrasi pada kelompok tertentu. Sesuai dengan teori keagenan,
Pemegang saham yang semakin menyebar akan mengakibatkan kesulitan dalam proses monitoring perusahaan sehingga akan menimbulkan masalah keagenan
yang penyelesaiannya melalui pembayaran deviden dan akan mengurangi jumlah laba yang ditahan Taswan, 2003.
Nana Gustiana : Pengaruh Insider Ownership, Dispersion Of Ownership, Free Cash Flow, Collaterizable Assets Dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Dividend Payout Ratio D P R P a d a P e r u s a h a a n – P e r u s a h a a n
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008, 2009.
F. Free Cash Flow
Jensen 2002 mendefinisikan free cash flow adalah aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan net present
value NPV positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan. Free cash flow yang sering menjadi pemicu timbulnya perbedaan kepentingan
antara pemegang saham dan manajer. Ketika free cash flow tersedia, manajer disinyalir akan menghamburkan free cash flow tersebut sehingga terjadi
inefisiensi dalam perusahaan atau akan menginvestasikan free cash flow dengan return yang kecil.
Walsh 2003 mendefinisikan free cash flow sebagai aliran kas diskresioner yang tersedia bagi perusahaan. Free cash flow adalah kas dari
aktivitas operasi dikurangi capital expenditures yang dibelanjakan perusahaan untuk memenuhi kapasitas produksi saat ini. Free cash flow dapat digunakan
untuk penggunaan diskresioner seperti akuisisi dan pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan growth-oriented, pembayaran hutang, dan pembayaran
kepada pemegang saham baik dalam bentuk dividen. Semakin besar free cash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan
tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang, dan dividen.
G. Collaterizable Aseets