Nana Gustiana : Pengaruh Insider Ownership, Dispersion Of Ownership, Free Cash Flow, Collaterizable Assets Dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Dividend Payout Ratio D P R P a d a P e r u s a h a a n – P e r u s a h a a n
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008, 2009.
lain, MM berpendapat bahwa pendapatan tersebut dibagi diantara dividen dan laba yang ditahan.
2. Teori Bird in the Hand Teori yang dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Mereka
berpendapat bahwa tingkat pengembalian atas ekuitas akan turun apabila rasio pembagian dividen dinaikkan karena para investor kurang yakin terhadap
penerimaan keuntungan modal capital gain yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan dengan seandainya mereka menerima dividen. Gordon dan
Lintner berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dividen daripada pendapatan dari keuntungan modal
capital gain. 3. Teori Preferensi Pajak
Teori yang menyatakan bahwa investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada tinggi. Hal ini karena adanya pajak yang dikenakan
pada dividen. Investor menganggap bahwa pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal capital gain yang
pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi.
J. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain Sundjaja dan Barlian, 2002: 339 :
a. Peraturan hukum
1. Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa dividen dapat dibayar
dari laba tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan.
Nana Gustiana : Pengaruh Insider Ownership, Dispersion Of Ownership, Free Cash Flow, Collaterizable Assets Dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Dividend Payout Ratio D P R P a d a P e r u s a h a a n – P e r u s a h a a n
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008, 2009.
2. Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal dengan melarang
pembayaran dividen yang berasal dari modal. 3.
Peraturan mengenai tak mampu bayar artinya perusahaan boleh tidak membayar dividen jika tidak mampu.
b. Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar,
maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
c. Membayar pinjaman
Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau untuk pembayaran lainnya maka ia dapat melunasi pinjamannya pada saat
jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman. Jika diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya
harus ada laba ditahan. d.
Kontrak pinjaman Kontrak pinjaman, apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang
seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai. e.
Pengembangan aktiva Semakin cepat pertumbuhan perusahaan semakin besar kebutuhannya untuk
membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak dana yang dibutuhkan di kemudian hari, semakin banyak laba yang harus ditahan dan
tidak dibayarkan.
Nana Gustiana : Pengaruh Insider Ownership, Dispersion Of Ownership, Free Cash Flow, Collaterizable Assets Dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Dividend Payout Ratio D P R P a d a P e r u s a h a a n – P e r u s a h a a n
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008, 2009.
f. Tingkat pengembalian
Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali
di dalam perusahaan maupun tempat lain. g.
Stabilitas keuntungan Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur seringkali dapat
memperkirakan bagaimana keuntungan di kemudian hari. Maka perusahaan seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya dalam
bentuk dividen dengan presentasi yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi.
K. Kebijakan Pemberian Dividen