Iman Kepada Rasul Allah Iman Kepada Hari Akhir
“Setelah membumi-hanguskan pesantren Tebuireng, komplotan preman dan opsir Belanda boleh saja puas. Tapi jika mereka
beranggapan, kalau sudah hangus seperti itu, Kiai Hasyim dan para santrinya akan berdiam diri, adalah salah besar. Justru dari musibah
inilah, beberapa Hikmah bisa didapatkan.”
Kutipan di atas diambil dari paragraph setelah Belanda menghancurkan dan membakar pesantren Tebuireng. Pengarang ingin
menyampaikan pesan bahwa beriman kepada qadha dan qadar merupakan kunci dalam menghadapi setiap cobaan hidup. Itu
dibuktikan setelah terjadinya peristiwa pembakaran tersebut, kalangan muslim khususnya kalangan pesantren mulai bahu-membahu dan terus
memperjuangkan tegaknya Islam di bumi pertiwi. Itu berarti, ada hikmah yang akan terjadi setelah mendapatkan sebuah cobaan, atau
dengan kata lain, setelah kesulitan pasti akan terdapat kemudahan. Allah SWT. berfirman:
Artinya: “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
QS. Al-Insyirah: 5
Berikut ini adalah tabel rincian pesan yang mengandung kategori Aqidah menurut kesepakatan 3 juri.
Tabel 1 Rincian Kategorisasi Aqidah
No. BabParagraf Halaman
Kutipan keterangan
1. III1153
“Kira-kira anak kita laki-laki atau perempuan, Nyi?” kata-kata itulah yang
sering dibisikkan Asy’ari pada Halimah, begitu juga pada kehamilan ketiga ini.
Mendengar pertanyaan itu, Halimah hanya tersenyum simpul seakan menaut
malu manja.
“Perempuan atau laki-laki sama saja,” begitu jawaban Halimah setelah beberapa
kali didesak suaminya. Iman Kepada
Qadha dan Qadar
2. III4463
Begitulah waktu terus menuntun Hasyim kecil, tumbuh dan berkembang dari detik
ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hingga hri menjadi minggu, minggu
menjadi bulan, dan bulan menjelma tahun. Sampai ia berumur enam tahun.
Sampailah dunia kanak-kanak yang ceria itu tiba. Hasyim kecil terpisahkan dengan
anak-anak tetangga yang seusia dengan dirinya, terpisahkan dari santri-santri
Gedang yang sangat menyayanginya, dari lingkungan
Gedang yang
sudah membesarkannya hingga usia enam
tahun. Ini terjadi lantaran Hasyim kecil harus ikut bapak
nya Asy’ari pindah ke Keras, sebab di sanalah bapaknya
mendirikan pesantren. Iman Kepada
Qadha dan Qadar
3. IV5787
Kiai Sholeh Darat dikenal sebagai pemikir di bidang ilmu kalam. Ia
pendukung teologi Asy’ariyah dan Maturidiyah. Pembelaannya terhadap
paham ini jelas kelihatan dalam bukunya, Iman Kepada
Rasulullah