Akhlak Mahmudah Akhlak Madzmumah
Tabel 5 Rincian Kategorisasi Akhlak
No. BabParagraph Halaman
Kutipan Keterangan
1. III2557
“Ya sudah Nyi, kalau sliramu tidak bisa cerita,” Asy’ari mulai menumbuhkan
kesabarannya. Ia mencoba beranjak dari gigir dipan dan berdiri untuk
melangkah keluar. Namun tiba-tiba Halimah menarik tangan suaminya.
Seakan tak mau ditinggal sendirian
hingga Asy’ari duduk kembali. Akhlak
Mahmudah
2. III5065
Setelah mereka
berkumpul dan
mengepung tumpukan batu, kini giliran Hasyim
memeriksa kebenaran
tumpukan batu itu. Ternyata, setelah dihitung ada yang ganjil. “Kalian
curang, tumpukan batu tidak sampai sepuluh,
hanya sembilan.
Jadi, kemenangan kalian tidak sah”
Akhlak Madzmumah
3. III5667
Hasyim kecil dikenal sebagai anak yang pemurah. Ia sering memberikan
mainan atau benda miliknya , berupa baju atau sarung kepada teman-
temannya
tanpa sepengetahuan
bapaknya, Kiai Asy’ari. Suatu ketika, pernah mata Kiai Asy’ari terbelalak
setelah mengetahui baju baru yang ia belikan untuk anaknya dipakai oleh
salah satu anak orang kampung yang paling tidak mampu. Atas peristiwa itu,
Kiai Asy’ari tidak jadi bertanya, juga tidak marah kepada Hasyim, justru ia
bersyukur atas perbuatan Hasyim. Akhlak
Mahmudah
4. III5767
Ada lagi perilaku Hasyim yang disukai oleh kedua orangtuanya, meski dalam
keadaan tertentu, kedua orangtuanya tidak bisa menerima. Ya, Hasyim kecil
punya
kebiasaan mengumpulkan
teman-temannya untuk
diajak ke
pelataran pesantren bapaknya di Keras. Setelah lapar, ia membawa teman-
Akhlak Mahmudah
temannya ke rumah, dan makan ramai- ramai di dapur. Kebiasaan itu sudah
diketahui oleh
ibunya, Halimah.
Karenanya, kadang
si ibu
menyembunyikan beberapa lauk untuk persediaan,
kalau-kalau ada
tamu datang dan menginap.
5. III7269
Mendengar penjelasan ini, hati ibu mana yang tega melihat anaknya
merasa bersalah terus-terusan. Begitu juga
yang dialami
Halimah, ia
kemudian memaafkan Hasyim, dan diam-diam
bersyukur karena
ia mempunyai anak dengan akhlak yang
baik dan mau mengakui kesalahannya. Akhlak
Mahmudah
6. IV975
“Abah…” dengan hati-hati Hasyim menemui ayahnya, Kiai Asy’ari, di
malam yang sudah beranjak sunyi. “Ada apa?” jawab Kiai Asy’ari sambil
membetulkan duduknya di atas tikar pandan.
“Nuwun sewu, permisi Abah, kawula hendak matur,” kata Hasyim
Akhlak Mahmudah
7. IV1275
“Yo wis, besok siap-siap, aku sama ibumu akan antar kowe ke Gedang,
mohon restu sama simbah Kiai,” kata
Kiai Asy’ari. Akhlak
Mahmudah 8.
IV2779 Kiai Asy’ari memahami apa yang
diinginkan anaknya.
Ia hanya
menyelidiki kemauan sang anak dan mendorong sekuat tenaga agar anak
tersebut menjadi pemuda yang baik dan semakin mengerti lingkungannya.
Akhlak Mahmudah
9. IV3581
Salah satu
kepatuhan dan
penghormatan kepada keluarga Kiai, Hasyim tak segan-segan melakukan apa
saja untuk sang Kiai hingga pada suatu pagi, cincin milik Nyai Kholil jatuh di
kakus keluarga ndalem. Saat itu, betapa panik dan sedihnya sang Nyai, sebab
cincin itu hadiah mas kawin dari Kiai Kholil saat menikahinya. Jadi tentu
punya nilai sejarah yang sangat penting. Lalu diumumkannya peristiwa
itu kepada para santri melalui lurah pondok.
Akhlak Mahmudah
10. IV6791
Dua santri ini saban hari hampir selalu berlomba-lomba berkhidmat kepada
gurunya, misalnya setiap Kiai Sholeh datang, keduanya berlari dan saling
mendahului untuk menata sandal kayu sang Kiai. Selain itu, dua santri ini
sering
berlama-lama membantu
keluarga Kiai, menggarap sawah- ladangnya.
Akhlak Mahmudah
11. VI21123
“Anakku, Bagus Hasyim, cobaan harus dihadapi dengan sabar. Sebab hanya
orang yang banyak bersabar yamg akan lahir sebagai pemenang.
Akhlak Mahmudah
12. VIII8153
Kemeriahan Tebuireng pada malam hari melebihi suara katak dan jangkrik
yang memecah keheningan malam. Suara perempuan dan laki-laki yang
sedang
bercumbu-rayu sering
mengalahkan suara berbagai jenis hewan melata yang bersuara di malam
hari itu. karena angin berhembus kencang, sampailah canda tawa dan
cekikikan bergelimang syahwat itu ke telinga penduduk desa Diwek.
Akhlak Madzmumah
13. VIII38161
Kalau sudah demikian suasana menjadi kian ramai dan semarak. Mereka
berpesta-pora. Lelaki-perempuan
berjoget, menggelinjang-gelinjangkan tubuhnya, bersenggol-senggolan penuh
nafsu dan gairah, dibarengi dengan aroma sahwat dan minuman keras.
Suasana
yang penuh
gairah itu
kemudian diteruskan dengan memilih pasangan
secara bebas,
guna menuntaskan nafsu mereka. Mereka
kemudian berbuat mesum di sana-sini tanpa rasa malu. Kalau uangnya tak
cukup untuk di dalam kamar, mereka berbuat mesum di pinggir jalan atau di
tengah sawah. Akhlak
Madzmumah
14. X1185
Suatu hari, orang-orang jahat itu berkumpul menyusun strategi guna
menyingkirkan Kiai Hasyim dan para santrinya.
Setelah menemukan
kesepakatan, mulailah
mereka melakukan
serangan dengan
cara Akhlak
Madzmumah
menghasut dan
memfitnah. Kiai
Hasyim dan para santrinya menerima segala tuduhan yang keji. Orang-orang
yang sedang belajar shalat diganggu bahkan
dibubarkan secara
paksa. Mereka menganggap perbuatan itu sia-
sia dan tak bisa membawa kesenangan. 15.
X2185 Ketika Kiai Hasyim sedang memenuhi
undangan dari masyarakat, memberi doa selamatan, mereka ganggu dengan
berbagai
macam cara.
Termasuk dengan cemoohan, cibiran, dan kata-
kata kasar. Akhlak
Madzmumah
16. X20191
“Santri-santriku yang baik, ngaji pagi ini libur sementara. Sebab di pesantren
akan ada tamu penting. Mohon kiranya para
santri menghormati
kedatangannya.” Akhlak
Mahmudah
17. XI25205
“Sebagai saudara, alangkah baiknya kalau kita saling khusnudzan, dan
menjauhkan diri dari prasangka yang tidak baik. Sebab merasa baik dan
benar
sendiri inilah
asal-muasal perpecahan.”
Akhlak Mahmudah
18. XII42227
Obor segera dilemparkan ke bangunan pesantren. Mereka membakar apa saja,
merusak bangunan-bangunan penting dalam
pesantren, minyak
tanah disiramkan di sana-sini. Dalam sekejap
api membumbung
tinggi, asap
mengepul tebal. Akhlak
Madzmumah
19 XV57275
Keesokan harinya logo itu di bawa ke Kebondalem,
Surabaya, untuk
diperlihatkan pada Kiai Hasyim dan Kiai Wahab Hasbullah. Dua ulama
kharismatik ini langsung memuji usaha Kiai Ridwan.
“Kang Mas memang seniman tulen.” Puji Kiai Hasyim.
Akhlak Mahmudah
Tabel 6 Nilai Kesepakatan Juri Mengenai Pesan Akhlak
Antar Juri Item
Kesepakatan Ketidaksepakatan
Nilai 1 dan 2
224 57
167 0,24
1 dan 3 224
54 170
0,24 2 dan 3
224 58
166 0,26
Total 0,74
Komposit Reliabilitas= N x antar juri .
1 + N-1 x antar juri Nilai rata-rata= 0,24 : 3 = 0,25
Komposit Reliabilitas= 3 x 0,24 = 0,75= 0,50 1+20,24 1,48
Dengan demikian, pesan akhlak yang terkandung dalam novel Penakluk Badai berjumlah 0,50 berdasarkan kesepakatan juri. Hal ini menunjukkan bahwa
telah terjadi kesepakatan yang cukup tinggi dari ketiga dewan juri tentang pesan akhlak.
Tabel 7 Kalkulasi Jika Ketiga Pesan Berikut Diakumulasikan berdasarkan
Kesepakatan Antarjuri
Antarjuri Item
Kesepakatan Ketidaksepakatan
Total Kesepakatan
Aqidah Syariah Akhlak 1 dan 2
224 20
106 57
41 183
1 dan 3 224
21 102
54 47
177 2 dan 3
224 19
111 58
36 188
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kesepakatan yang terjadi antarjuri 1 dan 2 sebanyak 183 item, dari total 224 item yang diteliti, itu berarti
terdapat kesepakatan yang tinggi antarjuri. Kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 177 item, itu menunjukkan kesepakatan yang cukup tinggi juga antar kedua juri,
sedangkan kesepakatan antarjuri 2 dan 3 sebanyak 188 item, itu juga berarti menunjukkan kesepakatan yang sangat tinggi antar juri.