Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum
Pertama, satu lapis sel granulosa pada folikel primer berproliferasi untuk membentuk beberapa lapisan yang mengelilingi oosit. Sel-sel granulosa ini mengeluarkan zona pelusida
yang membungkus oosit dan memisahkannya dari sel granulosa sekitar. pada saat yang sama ketika oosit sedang membesar dan sel-sel granulosa berproliferasi, sel-sel jaringan ikat
ovarium khusus yang berkontak dengan sel granulosa berproliferasi dan berdiferensiasi membentuk suatu lapisan luar sel teka. Sel teka dan sel granulosa, yang secara kolektif
disebut sel folikel, berfungsi sebagai satu kesatuan untuk mengeluarkan estrogen.
9
Lingkungan hormon pada fase folikular mendorong terjadinya pembesaran dan pengembangan kemampuan sekresi sel-sel folikel, mengubah folikel primer menjadi folikel
sekunder, atau folikel antrum, yang dapat mengeluarkan estrogen. Sewaktu sel folikel mulai mengeluarkan estrogen, sebagian dari hormon ini disekresikan ke dalam darah untuk
disebarkan ke seluruh tubuh. Namun, sebagian dari estrogen ini terkumpul di cairan antrum yang kaya hormon.
9
Oosit telah mencapai ukuran penuh saat antrum mulai terbentuk. Perubahan ke folikel antrum ini memicu suatu periode pertumbuhan folikel yang cepat.
Salah satu folikel biasanya tumbuh lebih cepat daripada yang lain, berkembang menjadi folikel matang praovulasi, tersier, atau Graaf dalam waktu sekitar 14 hari setelah
dimulainya pembentukan folikel. Pada folikel matang, antrum menempati sebagian besar ruang. Oosit, yang dikelilingi oleh zona pelusida dan satu lapisan sel granulosa, tergeser
asimetris ke salah satu sisi folikel, dalam suatu gundukan kecil yang menonjol ke dalam antrum.
9
Folikel matang yang telah sangat membesar ini menonjol dari permukaan ovarium, menciptakan suatu daerah tipis yang kemudian pecah untuk membebaskan oosit saat ovulasi.
Pecahnya folikel ditandai dengan pelepasan enzim-enzim dari sel folikel untuk mencerna jaringan ikat di dinding folikel. Karena itu dinding yang menonjol tersebut melemah sehingga
semakin menonjol hingga ke tahap dimana dinding tersebut tidak lagi mampu menahan isi folikel yang semakin membesar.
9
Tepat sebelum ovulasi, oosit menyelesaikan pembelahan meiotik pertamanya. Ovum masih dikelilingi oleh zona pelusida dan sel-sel granulosa korona radiata, tersapu keluar
folikel yang pecah ke dalam rongga abdomen oleh cairan antrum yang bocor. Ovum yang dibebaskan ini cepat tertarik ke dalam tuba uterina.
9
Folikel-folikel lain yang sedang berkembang namun gagal mencapai kematangan dan berovulasi kemudian mengalami degenerasi dan tidak pernah menjadi aktif kembali. Folikel
yang pecah yang tertinggal di ovarium setelah mengeluarkan ovum segera mengalami perubahan. Sel-sel granulosa dan sel teka yang tertinggal di sisi folikel mula-mula kolaps ke
dalam ruang antrum yang kosong dan telah terisi sebagian oleh darah. Sel-sel folikel lama ini akan mengalami transformasi struktural drastis untuk membentuk korpus luteum, suatu
proses yang disebut luteinisasi. Sel-sel folikel yang berubah menjadi sel luteal ini membesar dan berubah menjadi jaringan yang sangat aktif menghasilkan hormon steroid.
9
Korpus luteum mengalami vaskularisasi hebat seiring dengan masuknya pembuluh- pembuluh darah dari daerah teka ke daerah granulosa yang mengalami luteinisasi. Sekresi
estrogen pada fase folikular diikuti oleh sekresi progesteron pada fase luteal penting untuk mempersiapkan uterus untuk implantasi ovum yang akan dibuahi.
Jika ovum yang dibebaskan tidak dibuahi dan tidak terjadi implantasi maka korpus luteum akan berdegenerasi dalam waktu sekitar 14 hari setelah pembentukannya. Sel-sel
luteal berdegenerasi dan difagositosis, vaskularisasi berkurang, dan jaringan ikat segera masuk untuk mebentuk massa fibrosa yang dikenal sebagai korpus albikans. Fase luteal usai,
dan satu siklus ovarium telah selesai. Suatu gelombang baru pembentukan folikel, yang dimulai ketika degenerasi korpus luteum selesai, menandai dimulainya fase folikular baru.
9