Faktor yang paling mempengaruhi waktu mulai terjadinya pubertas adalah genetik, tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi usia onset pubertas dan perkembagan
pubertas. Yaitu status nutrisi, lokasi geografis, kesehatan tubuh secara umum, pajanan terhadap matahari, dan keadaan psikologis.
10
2.1.6 Antropometri Gizi 2.1.6.1 Definisi
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometri sangat
umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbagan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi
jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
16
2.1.6.2 Jenis Parameter
Antropometri dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter, antara lain:, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak
di bawah kulit.
16
Tinggi Badan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur tinggi badan, baik langsung maupun tidak langsung. Metode langsung dapat berupa statiometer, dan individu
yang diperiksa harus berdiri tegak. Metode tidak langsung, termasuk dengan jengkal, panjang ketika berbaringdengan pita pengukur, dan pengukuran panjang lutut dapat digunakan bagi
individu yang tidak bisa berdiri maupun berdiri tegak seperti skoliosis, kifosis, cerebral palsy, distrofi muskular, ataupun paralisis.
17
Berat Badan
Berat badan merupakan pengukuran yang mudah dilakukan namun sangat bermafaat. Pada anak pengukuran berat badan lebih sensitif jika dibandingkan dengan tinggi badan, dan
menggambarkan asupan nutrisi yang terbaru. Berat badan juga memperlihatkan evaluasi kasar dari simpanan lemak keseluruhan.
17
Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, terutama
jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks status gizi; 1 baku lingkar lengan atas yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang memadai untuk dilakukan
di Indonesia, 2 kesalahan pengukuran pada LLA relatif lebih besar jika dibandingkan dengan pengukuran tinggi badan, mengingat batas antara baku dengan gizi kurang, lebih
sempit pada LLA daripada tinggi badan, 3 Lingkar lengan atas sensitif pada golongan tertentu prasekolah tetapi kurang sensitif pada golongan lain terutama dewasa.
16
Cara mengukur: o
Yang diukur adalah pertengahan lengan atas sebelah kiri. Pertengahan ini dihitung jarak dari siku sampai batas lengan kemudian dibagi dua.
o Lengan dalam keadaan tergantung bebas, tidak tertutup kain atau pakaian.
o Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup terukur keliling
lingkar lengan, tetapi pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar.
Jaringan Lemak Subkutan
Penelitian komposisi tubuh, termasuk mengenai informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak subkutan, dapat dilakukan dengan berbagai macam metode:
1. Analisis kimia dan fisik melalui analisis seluruh tubuh pada autopsi 2. Ultrasonik
3. Radiological Anthropometry dengan menggunakan jaringan yang lunak 4. Physical anthropometry menggunakan skin-fold calipers
Dari metode tersebut di atas, hanya antropometri fisik yang sering digunakan di lapangan dan praktis untuk dilakukan. Jenis alat yang sering digunakan adalah Harpenden
Calipers.
16
2.1.6.3 Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Di Indonesia ukuran baku hasil pengukuran
dalam negeri belum ada, maka untuk berat badan BB dan tinggi badan TB digunakan
baku Harvard yang disesuaikan untuk Indonesia dan untuk lingkar lengan atas LLA digunakan baku Wolanski.
16
Berdasarkan ukuran baku tersebut, penggolongan status gizi menurut indeks antropometri adalah seperti tercantum dalam tabel
Tabel 2.2 Penggolongan Keadaan Gizi menurut Indeks Antropometri
1
Status gizi Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks
BBU TBU
BBTB LLAU
LLATB Gizi baik
80 85
90 85
85
Gizi kurang 61-80
71-85 81-90
71-85 76-85
Gizi buruk
≤60 ≤70
≤80 ≤70
≤75
2.1.6.3 Berat Badan Menurut UmurBBU
Berat badan merupakan salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena
infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Dalam keadaan normal, dimana kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan
kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan berat
badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah
satu pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini current nutritional status.
16
Kelebihan indeks BBU: 1. Lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum
2. Baik untuk mengukur status gizi akut maupun kronis 3. Sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil