Periode Profesional STRATEGI PENGELOLAAN WAKAF

yanah wakaf yang memiliki posisi strategis harus diberdayakan ekonominya secara maksimal, untuk kemudian hasilnya digunakan untuk kepentingan kesejahteraan umum. Dalam mengelola wakaf secara profesional paling tidak ada tiga filosofi dasar yang harus ditekankan ketika kita hendak memberdayakan wakaf secara produktif. Pertama, pola manajemennya harus dalam bingkai proyek yang terintegrasi, bukan bagian-bagian dari biaya yang terpisah- pisah. Dengan bingkai proyek, sesungguhnya dana wakaf akan dialokasikan untuk program-program pemberdayaan dengan segala macam biaya yang terangkum didalamnya. 45 Kedua, asas kesejahteraan nazhir. Sudah terlalu lama nazhir seringkali diposisikan kerja asal-asalan alias lillahi ta‟ala. Oleh karena itu sudah saatnya menjadikan nazhir sebagai profesi yang memberikan harapan kepada lulusan terbaik ummat dan profesi yang memberikan kesejahteraan, bukan saja di akhirat, tetapi juga di dunia. Di Turki misalnya, badan pengelola wakaf mendapatkan alokasi lima persen 5 dari net income wakaf. Angka yang sama juga diterima Kantor Administrasi Wakaf Bangladesh. Sementara itu, The Central Waqf Council India mendapatkan 6 dari net income pengelolaan dana wakaf. Dan alhamdulillah di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang No.41 Tahun 2004 tentang wakaf, nazhir 45 Ibid, hal. vii berhak mendapatkan 10 dari hasil bersih pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf. 46 Ketiga, asas transparansi dan accountability dimana badan wakaf dan lembaga yang dibantunya harus melaporkan setiap tahun akan proses pengelolaan dana kepada umat dalam bentuk audited financial report termasuk kewajaran dari masing-masing pos biayanya. 47 Melihat hal-hal seperti yang terjadi diatas tentunya diperlukan strategi yang lebih tepat agar pengelolaan wakaf dapat lebih maksimal, beberapa yang harus dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut: 1 Membenahi Aspek Manajemen, yang terdiri dari 48 : a Kelembagaan Untuk mengelola benda-benda wakaf agar lebih produktif yang pertama harus dilakukan adalah membentuk suatu badan atau lembaga yang khusus mengelola wakaf dan bersifat nasional, dalam hal ini Indonesia telah memilikinya dengan nama Badan Wakaf Indonesia BWI. Tugas BWI adalah membina nazhir yang sudah ada di seluruh Indonesia. BWI bersama Kementrian Agama mengawasi pengelolaan wakaf diseluruh Indonesia dengan membuat kebijakan- kebijakan yang mengarah pada peningkatan kemampuan nazhir 46 Ibid, hal. viii 47 Ibid, hal. viii 48 Depag RI, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI, 2006, hal. 106 sehingga mereka dapat mengelola wakaf yang menjadi tanggung jawabnya secara produktif. Selain BWI yang menjadi pioner pengelolaan wakaf, lembaga-lembaga nazhir yang sudah ada selama ini harus ditata sedemikian rupa agar bisa melaksanakan tugas-tugas kenazhiran secara lebih maksimal. b Pengelolaan Operasional 49 Yang dimaksud dengan standar operasional pengelolaan wakaf adalah batasan atau garis kebijakan dalam mengelola wakaf agar menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kepentingan masyarakat banyak. Dalam istilah manajemen dikatakan bahwa yang disebut dengan pengelolaan operasional adalah proses-proses pengambilan keputusan berkenaan dengan fungsi operasi. Pengelolaan ini sangat penting dan menentukan berhasil tidaknya manajemen pengelolaan secara umum. Adapun standar operasional itu meliputi seluruh rangkaian program kerja yang dapat menghasilkan sebuah produk barang atau jasa. Standar keputusan operasional merupakan tema pokok dalam operasi kelembagaan nazhir yang ingin mengelola secara produktif. Keputusan yang dimaksud disini berkenaan dengan lima fungsi utama 49 Ibid, hal. 108 manajemen operasional, yaitu proses, kapasitas, sediaan inventory, tenaga kerja dan mutu. c Kehumasan 50 Dalam mengelola benda-benda wakaf, maka peran kehumasan pemasaran dianggap menempati posisi penting. Fungsi dari kehumasan itu sendiri dimaksudkan untuk: 1 Memperkuat image bahwa benda-benda wakaf yang dikelola oleh nazhir profesional betul-betul dapat dikembangkan dan hasilnya untuk kesejahteraan masyarakat banyak. 2 Meyakinkan kepada calon wakif yang masih ragu-ragu apakah benda-benda yang ingin diwakafkan dapat dikelola secara baik atau tidak. Dan juga dapat menarik para wakif baru. 3 Memperkenal aspek wakaf yang tidak hanya berorientasi pada pahala oriented, tapi memberikan bukti juga bahwa ajaran islamn sangat menonjolkan aspek kesejahteraan bagi umat manusia lain, khususnya bagi kalangan yang kurang mampu. d Sistem Keuangan 51 Penerapan sistem keuangan yang baik dalam sebuah proses pengelolaan manajemen lembaga kenazhiran sangat terkait dengan: 50 Ibid, hal. 110 51 Ibid, hal. 112 Akuntansi, dengan adanya pencatatan tentang laporan keuangan wakaf secara akuntansi maka administrasi keuangan akan lebih tertata dengan rapi, serta memudahkan dalam pengelolaan. Auditing,dengan adanya audit baik dari internal maupun eksternal maka akan menambah kepercayaan para wakif dan juga masyarakat luas terhadap pengelolaan wakaf. Dengan demikian diharapkan tujuan dari wakaf untuk mensejahterakan masyarakat dapat tercapai. 2 Regulasi Perwakafan 52 Sepanjang sejarah islam, wakaf merupakan sarana dan modal yang amat penting dalam memajukan perkembangan agama. Di Indonesia, perwakafan diatur dalam PP No.28 tahun 1977 sebelum lahir UU No.41 Tahun 2004 tentang Wakaf, tentang Perwakafan Tanah milik dan sedikit disinggung dalam UU No.5 Tahun1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria. Namun peraturan perundang-undangan tersebut hanya mengatur benda- benda wakaf tak bergerak, dan peruntukannya lebih banyak untuk kepentingan ibadah mahdah, seperti masjid, mushala, pesantren, kuburan dan lain-lain. 52 Achmad Djunaidi Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah Upaya Progresif untuk Kesejahteraan Umat, Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006, hal. 89 Karena keterbatasan cakupannya, kedua peraturan perundang-undangan tersebut belum memberikan peluang yang maksimal bagi tumbuhnya pemberdayaan benda-benda wakaf secara produktif dan profesional. Akhirnya pada tanggal 27 okober 2004 UU No.41 Tahun 2004 tentang wakaf diundangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dengan adanya UU tersebut diharapkan akselerasi perkembangan wakaf menjadi lebih cepat karena memiliki payung hukum yang jelas. 3 Pembentukan Kemitraan Usaha 53 Untuk lebih mengefektifkan harta wakaf dalam rangka menyejahterakan masyarakat, maka wakaf perlu didorong ke arah model pemanfaatan dana tersebut untuk sektor usaha yang produktif terutama wakaf tunai. Sedangkan untuk benda-benda wakaf yang tidak bergerak yang belum terberdayakan seperti tanah dan yang lain-lain, nazhir perlu didorong untuk lebih kreatif memberdayakan tanah wakaf tersebut. Karena menurut Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar sejatinya permasalahan umat di Indonesia bukanlah masalah dana tetapi masalah kreasi 54 . Oleh karena itu nazhir perlu dibina secara terus menerus agar mampu mengeluarkan ide dan kreasi baru dalam hal pengelolaan tanah wakaf. 53 Ibid, hal. 102 54 “Menag: Jangan Jadikan Agama Sebagai Beban”, Artikel diakses tanggal 18 april 2011 dari depagkabsi.blogspot.com2009_05_01_archive.html Untuk dana wakaf tunai sendiri pemanfaatan dana wakaf bisa bekerja sama dengan perusahaan modal ventura, dimana nanti penggunaan dana bisa memakai skim akad yang ada yang diperbolehkan syar’i. 52

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BABAKAN

A. Profil Desa Babakan

1. Letak Geografis

Babakan adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Ciseeng kabupaten Bogor dengan luas desa sebesar 456,442 Ha 1 . Mayoritas daerah Babakan adalah kolam empang atau balong. Dengan ketinggian tanah 100 meter diatas permukaan laut dpl menyebabkan kelembaban udara yang ada disini berkisar pada 27-32 Celcius. Sebagai desa yang bertempat di kota hujan, curah hujan yang tinggi sering menyebabkan banjir tiap tahunnya, yaitu sebanyak 24.533 mmtahun 2 . Adapun batas-batas desa Babakan adalah sebagai berikut: Sebelah utara : Berbatasan dengan desa Parigi Mekar desa Ciseeng kecamatan Ciseeng Sebelah selatan : Berbatasan dengan desa Tegal kec. Kemang desa Cibeuteng Udik kec. Ciseeng Sebelah barat : Berbatasan dengan desa Putat Nutug desa Cibeuteung Muara kec. Ciseeng 1 Laporan Bulanan Desa Babakan Tahun 2010. 2 Ibid Sebelah timur : Berbatasan dengan desa Iwul kec. Parung desa Jampang kec. Kemang Bentuk wilayah dataran rendah berbukit bergunung-gunung memiliki kemiringan sekitar 20 . Namun letak desa ini memiliki letak yang lebih dekat ke ibukota negara Indonesia yaitu berjarak 45 km dibanding ke Ibukota Propinsi Jawa Barat yaitu sekitar 120 km.

2. Keadaan Demografis

3 Dengan wilayah yang cukup luas, wilayah administratif desa Babakan terdiri dari 6 dusun 14 Rw dan 46 Rt. Jumlah penduduk desa Babakan yaitu sebanyak 13.041 jiwa dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 6.787 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak 6.254 jiwa, dan terbagi menjadi 3.442 KK. Jumlah penduduk ini merupakan yang terbesar di kecamatan Ciseeng. Mayoritas penduduk desa Babakan adalah pemeluk agama islam dengan jumlah 12.978 orang, sedangkan agama katolik 7 orang, protestan 17 orang, serta pemeluk budha sebanyak 39 orang. Melihat data diatas tentunya sangat potensial dalam pengembangan ekonomi syariah di desa ini. Penduduk desa Babakan paling banyak hanya berpendidikan lulusan SLTP sederajat sebanyak 1.772 orang, sedangkan yang berpendidikan tamat SMU sederajat sebanyak 851, sedangkan yang tamat D2 sebanyak 57 orang, 3 Ibid D3 3 orang, S1 57 orang dan S2 4 orang. Artinya masih banyak sekali masyarakat desa Babakan yang belum mengenyang pendidikan yang tinggi. Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah setempat, karena mayoritas anak-anak desa Babakan terutama anak-anak perempuan, ketika mereka lulus dari Sekolah Dasar banyak yang bekerja di pabrik- pabrik menjadi pengrajin ataupun menikah. Hal ini terjadi karena memang pemahaman para orang tua tentang kesetaraan gender di desa Babakan belum terlalu baik, akhirnya yang terjadi adalah hal yang seperti diceritakan diatas.

B. Perekonomian Desa Babakan

4 Denyut utama perekonomian desa Babakan adalah pertanian, hampir seluruhnya masyarakat desa Babakan adalah petani ikan, bahkan desa Babakan sangat terkenal sebagai sentra komoditas unggulan benih ikan lele. Hal ini dapat dimengerti karena memang mayoritas petani memilih ikan lele sebagai komoditas utama, tetapi ikan lele juga bukan satu-satunya komoditas yang ditawarkan oleh desa Babakan, diantaranya adalah ikan bawal, patin, dan berbagai macam jenis ikan hias seperti ikan cupang, ikan mas koki dan masih banyak lagi yang lainnya. Lahan pertanian yang banyak yaitu sekitar 167 Hektar memang menjadi tempat mata pencaharian utama masyarakat Babakan. Namun lahan sebesar itu pun tidak dimiliki oleh semua masyarakat Babakan, hanya sekitar 20 orang yang 4 Ibid