Wakaf Di Desa Babakan

14 Bpk. H. Saferi alm 2000 m 2 Pesantren Riyadlul Irfan, kemudian menjadi Kebun wakaf mutlak Sumber: Hasil survei pribadi penulis Jika melihat data di atas dapat dilihat betapa cukup banyak tanah wakaf yang ada di desa Babakan yang akan sangat lebih bermanfaat jika dikelola dengan lebih professional lagi. Tanah wakaf yang ada diatas mayoritas adalah tanah wakaf yang sudah ada sejak lama, sedangkan untuk tahun-tahun sekarang praktis belum muncul lagi tanah wakaf yang baru. Tentu saja hal ini menimbulkan 2 pertanyaan, pertama apakah jiwa berderma masyarakat Babakan sudah semakin menurun atau yang kedua, kegiatan ekonomi yang terjadi sekarang sedang mengalami masa sulit. Namun meski begitu pengembangan wakaf terus dilakukan oleh para tokoh yang ada di desa Babakan, seperti yang terjadi di Rt 003 Rw 004. Para tokoh masyarakat disana berusaha menggerakan penggalangan dana wakaf dengan cara wakaf tunai. Setiap penduduk yang ingin berwakaf difasilitasi dengan baik dengan nominal minimal 100.000 rupiah, hasilnya cukup baik dan terkumpul dana yang cukup besar. Namun dana tersebut hanya digunakan untuk membeli atau menambah tanah wakaf lama yang sudah ada. Meski begitu kegiatan tersebut perlu diapresiasi mengingat kegiatan tersebut kembali berusaha untuk membangkitkan semangat perwakafan. Kalau pada saat ini orang tidak bisa berwakaf dengan tanahnya, maka saat ini telah ada alternative baru dengan wakaf uang yang dapat dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat. 60

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI DESA BABAKAN

CISEENG BOGOR

A. Strategi Pengelolaan Tanah Wakaf Di Desa Babakan

Seperti sudah diketahui sebelumnya, bahwa memang persoalan wakaf di Indonesia sangat kompleks, dari mulai masalah regulasi, hingga masalah ketidak profesionalan nazhir dalam mengelola wakaf selalu menjadi masalah selama ini. Oleh karena itu butuh keseriusan lebih dalam mengelola wakaf ini agar bisa menjadi alat untuk memangkas kemiskinan di negeri kita. Selama ini yang paling sering mendapat sorotan dalam pengelolaan wakaf adalah ketidak profesionalan nazhir dalam mengelola wakaf itu sendiri. Bahkan kadang tidak jarang ada nazhir yang frustasi dalam mengelola tanah wakaf karena berbagai masalah yang akhirnya menyebabkan tanah wakaf itu terbengkalai tak terawat. Oleh karena itu dibutuhkan kreasi-kreasi baru dalam mengelola wakaf tersebut agar tanah wakaf tersebut bisa terus produktif. Dari berbagai pengamatan yang telah dilakukan penulis, selama ini pengelolaan wakaf di wilayah perkotaan memiliki berbagai macam kelebihan yang menguntungkan serta mempunyai dampak positif terhadap pengelolaan wakaf tersebut untuk terus bergerak kearah pengelolaan yang profesional. Hal ini agak sedikit berbanding terbalik jika penulis melihat pengelolaan wakaf yang ada di wilayah pedesaan yang mempunyai banyak kesulitan dalam pengembangannya. Hal ini disebabkan berbagai macam faktor, diantaranya yang paling berpengaruh adalah kurang strategisnya lokasi wakaf yang berakibat pada sulitnya mengembangkan asset wakaf itu sendiri untuk dikelola secara professional dan lebih modern. Di perkotaan sangat memungkinkan tanah wakaf tersebut dibangun untuk apartemen, ataupun membuat hotel, real estate, pertokoan dan sebagainya yang tentunya hasilnya tidak sedikit. Dan model pengelolaan seperti itu sangat memungkinkan jika wilayah tanah wakaf tersebut berada di tempat yang strategis dalam hal ini adalah perkotaan. Namun jika wilayah tanah wakaf tersebut berada ditempat yang kurang strategis maka para nazhir harus memutar otak untuk memikirkan cara apa yang harus ditempuh agar tanah wakaf tersebut bisa terus produktif. Dalam hal pengembangan wakaf di pedesaan seperti yang dijelaskan diatas, desa Babakan dapat dijadikan contoh. Wilayah tanah wakaf yang kurang strategis terus diupayakan untuk bisa produktif oleh para nazhirnya, satu hal yang patut di apresiasi tentunya. Pendekatan pengelolaan yang dipakai adalah dengan cara agribisnis. Para nazhir yang juga kebanyakan bisa bercocok tanam mencoba menggunakan cara tersebut untuk memproduktifkan tanah wakaf yang ada. Kegiatan agribisnis menjadi pilihan para nazhir untuk mengembangkan harta wakaf memiliki banyak alasan, salah satu yang paling utama adalah hasil dari kegiatan agribisnis tersebut yang dapat menghasilkan omset ratusan juta rupiah per panennya. Dari berbagai macam kegiatan agribisnis yang ada, budidaya menanam pohon sengon lah yang dipilih. Alasan mengapa budidaya pohon sengon yang dipilih untuk memproduktifkan wakaf Menurut bapak Enjar adalah bahwa selama dia aktif di Institut Pertanian Bogor, ia melihat bahwa budidaya penghijauan tanaman sengon adalah pertanian paling menguntungkan dan paling mudah di masa sekarang. 1 Sehingga tidak heran pada saat mengelola tanah wakaf ide kreatifnya muncul, saat ia sedang mengelola komplek pemakaman yang ada di wilayah Babakan ternyata masih ada sebagian tanah wakaf yang masih kosong. Saat itu beliau berkata: “saya melihat tanah ini mubazir, sebelum di isi oleh jenazah lebih baik tanah ini dimanfaatkan, kalaupun ada hasilnya, hasilnya bukan untuk saya, tapi untuk makam-makam juga ”. Begitulah penuturan beliau, hal-hal seperti inilah yang tentunya harus ditiru oleh nazhir-nazhir yang lain yang ada di seluruh Indonesia. Kreatifitas juga merupakan modal utama agar pengelolaan wakaf dapat terus produktif. Pada saat ini memang mayoritas tanah wakaf yang ada di desa Babakan adalah tanah wakaf yang sudah lama diwakafkan, bahkan dari sekitar tahun 1959 2 . Dan mayoritas peruntukannya adalah untuk kegiatan keagamaan seperti untuk masjid, pemakaman, maupun untuk kegiatan pendidikan seperti untuk sekolah dan pesantren. Berikut adalah datanya: 1 Wawancara Pribadi dengan Enjar. Bogor, 21 April 2011. 2 Ibid