52
BAB IV KEBERADAAN PUTUSAN BASYARNAS DALAM MENYELESAIKAN
SENGKETA EKONOMI SYARIAH
A. Analisis Putusan BASYARNAS No.16 Tahun 2008.
Badan Arbitrase Syariah Nasional Basyarnas yang telah ditunjuk oleh para pihak yang berperkara, yang bersidang di Kantor Sekretariat Basyarnas di Gedung
Majelis Ulama Indonesia, Jalan Dempo No.19 Pegangsaan Jakarta Pusat 10320, telah menjatuhkan putusan dalam perkara :
YAYASAN PENDIDIKAN BHAKTI POS INDONESIA, berkedudukan di Jalan Sari Asih No.54 Bandung 40151 Kelurahan Sarijadi, Kecamatan Sukarasa Kota
Bandung, dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya, Saryono S.E berkantor di Jalan Sari Asih No.54 Bandung 40151 Kelurahan Sarijadi, Kecamatan Sukarasa Kota Bandung
berdasarkan Surat Kuasa Nomor 235YBPI0312 tanggal 08 Maret 2012 dan Akhmad Hussein, S.E berkantor di Jalan Sari Asih No.54 Bandung 40151 Kelurahan Sarijadi,
Kecamatan
Sukarasa Kota
Bandung, berdasarkan
Surat Kuasa
Nomor
751YBPI0712 tanggal 30 Juli 2012, selanjutnya disebut sebagai PEMOHON;
LAWAN PT.ASURANSI SYARIAH MUBARAKAH beralamat di Jl.Irian No.7
Menteng Jakarta
Pusat, dalam
hal ini
dihadiri oleh,
Parmin Sastro
Wijono,AAAIJ.,AIIS sebagai Direktur Utama PT.Asuransi Syariah Mubarakah dan Kuasanya, Anton Wartono dan Sudarno dengan Surat Kuasa Nomor
006DIRASM07.12 tanggal 12 Juli 2012 berkantor di Jl.Irian No.7, Menteng Jakarta Pusat, selanjutnya disebut sebagai TERMOHON;
BADAN ARBITRASE SYARIAH NASIONAL tersebut;
Memperhatikan Surat Penetapan Ketua Pengurus Badan Arbitrase Syariah Nasional No.18PenBASYARNASTahun 2012 tanggal 13 Juni 2012 tentang
Penunjukkan dan Penetapan Majelis Arbitrase yang memutus dan memeriksa Perkara No.18Tahun 2012BASYARNASKa.Jak, yakni :
1. Hj. Fatimah Achyar, S.H
Sebagai Ketua
Majelis 2.
H. Abdul Rahman Saleh, S.H.M.H. Mkn Sebagai Anggota
Majelis 3.
Dr.H.Endy M. Astiwara, MA,AAAIJ, CPLHI, ACS, FIIS Sebagai Anggota Majelis
Telah mendengar keterangan kedua belah pihak yang pada pokoknya menyatakan setuju agar sengketa mereka diperiksa dan diadili oleh Badan Arbitrase
53 Syariah Nasional dengan memberikan putusan yang bersifat final dan mengikat final
and binding dan karena itu Majelis Arbiter kemudian melanjutkan pemeriksaan perkara ini dan telah memberikan putusan yang bersifat final dan mengikat final and
binding berdasarkan Prinsip Syariah yang bersumber utama dari al- Qur’an dan as-
Sunnah, hukum positif, keadilan, dan kepatutan sebagaiman di bawah ini :
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Menimbang, bahwa bunyi surat permohonannya secara lengkap adalah sebagai berikut :
1. Bahwa pada tanggal 17 april 2008 Termohon telah mengadakan Perjanjian
Kerjasama dengan Pemohon, dengan Nomor :442YPBPI048 dan 025ASMPKS04.08 tentang penutupan Tabungan Wadi’ah Annama
Mubarakah, dengan No Polis 1000000.0000000065 sebesar Rp.500.000.000 BUKTI P-1.
2. Bahwa pada tanggal 06 Mei 2009 Termohon telah mengadakan perjanjian
kerjasama dengan Pemohon, dengan Nomor 451YPBPI0509 dan 191ASMPKS05.09 tentang Penutupan Tabungan Wadi’ah Annama
Mubarakah, dengan No.Polis 1000000.0000000065 sebesar Rp.559.871.700 BUKTI P-2.
3. Bahwa Termohon dengan surat tanggal 29 Oktober 2012 Nomor
:457KeuASM1010 telah menjawab surat Pemohon tanggal 25 Oktober 2010 Nomor 815YPBPI1010 yang berjanji pembayaran akan dilakukan
secara bertahap sampai dengan bulan Januari 2011, namun pencairan hanya terealisai pada 24 November 2010 saja sebesar Rp.200.000.000 BUKTI P-5.
4. Bahwa upaya musyawarah telah dilakukan oleh Pemohon seperti disebutkan
dalam Minutes of Meeting tanggal 1 November 2010 Point 2, Minutes of Meeting tanggal 28 Desember 2010 Point 7 dan Minutes of Meeting pada
tanggal 14 Februari 2012 BUKTI P-6, P-7, P-8.
5. Bahwa Termohon disamping telah melakukan pembayaran pada tanggal 24
November 2010 sebesar Rp.200.000.000 juga telah melakukan pembayaran kepada Pemohon pada tanggal 21 Aprill 2011 sebesar Rp.66.838.814 dan
tanggal 5 Juli 2011 sebesar Rp.50.000.000 sehingga saldo menjadi Rp.350.000.000. setiap tanggal 24 bulan berjalan, Pemohon mendapatkan
bonus Wadi’ah sebesar 12 per tahun, sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kerjasama pasal 4 BUKTI P-2 sehingga saldo tabungan Annama
pada tanggal 24 Februari 2012 sebesar Rp.372.005.227 BUKTI P-9.
6. Bahwa dengan demikian Termohon masih mempunyai kewajiban kepada
Pemohon untuk membayar tabungan Annama sebesar Rp.327.005.227 ditambah dengan bo
nus Wadi’ah sebesar 12 per tahun. 7.
Bahwa Pemohon sangat mengkhawatirkan Termohon akan menagalahkan seluruh harta kekayaannya untuk menghindari gugatan ini, dan oleh karena itu
untuk menjaga agar gugatan ini tidak menjadi sia-sia, kiranya berkenanlah Arbiter BASYARNAS menetapkan dan meletakkan penyitaan jaminan atas
54 seluruh harta kekayaan Termohon, baik harta yang bergerak maupun yang
tidak bergerak yang hingga saat ini Pemohon belum ketahui. 8.
Bahwa upaya musyawarah telah dilakukan BUKTI P-6, P-7 dan P-8 namun tidak berhasil, maka tidak ada jalan lain bagi Pemohon untuk menyelesaikan
permasalahan ini kecuali menyerahkannya kepada Badan Arbitrase Syariah Nasional BASYARNAS, sebagaiman telah diatur dalam Pasal 15 perjanjian
Menimbang, bahwa selanjutnya Pemohon telah menyerahkan repliknya
tanggal 12 Juli 2012, kesimpulan tanggal 19 November 2012, Termohon menyerahkan duplik tertanggal 6 Agustus 2012, kesimpulan tertanggal 19 November
2012.
Menimbang, bahwa Pemohon telah menyerahkan surat-surat bukti yang telah diberi materai secukupnya dan dicocokkan dengan aslinya masing-masing.
Menimbang, bahwa selanjutnya untuk membuktikan dalil-dalilnya kedua belah pihak telah menyerahkan surat-surat bukti yang diberi tanda :
A. PEMOHON: YAYASAN PENDIDIKAN BHAKTI INDONESIA
P-1, P-2a, P-2b, P-3, P-4, P-5, P-6, P-7, P-8, P-9, P-10a, P-10b, P-11,P-12,P- 13
B. TERMOHON: PT.ASURANSI SYARIAH MUBARAKAH
T-1, T-2, T-3, T-4, T-5, T-6, T-7, T-8, T-9, T-10, T-11, T-12, T-13, T-14, T- 15, T16, T-17, T-18, T19.
Menimbang, bahwa kecuali bukti surat-surat tersebut, BASYARNAS juga
memanggil saksi-saksi, Dr. H. Ibdalsyah, MA. Dari Dewan Pwngawas Syariah, Drs. H. Mohammad Hidayat, MBA.
Dari Dewan Syariah Nasional dan Yatty Nurhayati
dari BAPEPAM LK Biro Pengawas Asuransi Syariah yang didengar dipersidangan dibawah sumpah;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 15 perjanjian kerjasama penutupan tabungan wadi’ah annama mubarakah bahwa keputusan arbitrase akan merupakan
keputusan terakhir dan mengikat final and binding. Menimbang, bahwa oleh karena dalam perjanjian tersebut khususnya Pasal 15
kedua belah pihak dengan tegas menunjuk BASYARNAS sebagai badan yang memutus dan menyelesaikan sengketa ini, maka sesuai Pasal 7 ayat 1 Peraturan dan
Prosedur BASYARNAS, maka Majelis Arbiter menyatakan berwenang untuk memeriksa dan memutus sengketa antara kedua belah pihak.
Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonanya tertanggal 27 Juli 2010 BUKTI P-3 perihal Penarikan Deposito Annama yang dimaksud adalah
penarikan tabungan wadi’ah annama sebesar Rp.627.347.180 yang isinya sebgai berikut :
1. Untuk keperluan operasional kami, dimohon bantuan saudara untuk mendebit
rekening kami nomor polis 100000000000000256 a.n Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia sebesar Rp.627.347.180 ditambah dengan bagi hasil
yang selama ini di investasikan kembali ke nomor polis tersebut.
55 2.
Besar uang dimaksud ayat 1, mohon ditransfer ke rekening kami nomor 0028676942 pada BNI Cabang Polban-ITB a.n Yayasan Pendidikan Bhakti
Pos Indonesia BUKTI P-3. Menimbang, atas kedua surat Pemohon tersebut, Termohon menjawab dengan
suratnya tertanggal 29 Oktober 2010 perihal Realisasi pembayaran Klaim yang ditujukan kepada Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia yang isinya sebagai
berikut :
1. Kami mohon maaf atas keterlambatan proses pembayaran Klaim An-nama
Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia yang jatuh tempo tanggal 20 Agustus 2010 dikarenakan keadaan keuangan yang belum stabil.
2. Bagi hasil annama tersebut tetap dibayarkan sampai dengan bulan Oktober
2010 ini rekening Koran terlampir. 3.
Realisasi pembayaran klaim an-nama mubarakah dengan total Rp.649.688.957 akan dibayarkan secara bertahap yaitu :
a. Tahap I dibulan November 2010 Rp.200.000.000
b. Tahap II dibulan Desember 2010 Rp.200.000.000
c. Tahap III dibulan Januari 2010 seharusnya 2011 Rp.249.000.000,-
BUKTI P-5. Menimbang selama dalam persidangan Majelis Arbiter selalu berusaha untuk
menyelesaikan sengketa Pemohon dan Termohon ini dengan cara musyawarah. Menimbang, bahwa Majelis Arbiter akan memeriksa dan memutus perkara ini
dengan memperhatikan bagian akhir permohonan Pemohon yang meminta putusan yang seadil-adilnya maka Majelis akan memutus dengan bukti-bukti yang ada dan
berdasarkan keterangan-keterangan saksi-saksi serta rasa keadilan dan kepatutan.
Menimbang, bahwa sesuai keterangan saksi Bapak Dr.H.Ibdalsyah, MA Anggota Dewan Pengawas Syariah PT. Asuransi Syariah Mubarakah di Persidangan
tertanggal 8 Oktober 2012, bahwa perjanjian kerja sama antara Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia dengan PT.Asuransi Syariah Mubarakah tanggal 17 April 2008
tentang penutupan tabungan wadi’ah annama Mubarakah BUKTI P-1 tidak pernah diperlihatkandiminta persetujuan kepada Dewan Pengawas Syariah demikian pila
polis nomor 10000000000000065 tanggal 24 April 2008 juga tidak pernah diperlihatkan kepada Dewan Pengawas Syariah.
Menimbang, bahwa menurut DPS, akad wadi’ah dengan memperjanjikan imbalan dana dalam jumlah tertentu adalah dilarang dalam syariat islam.
Menimbang, bahwa menurut Termoho n bahwa akad tabungan wadi’ah
annama Mubarakah itu dibuat berdasarkan referensi dari Malaysia, Majelis Arbiter tidak sependapat karena dalam akad wadi’ah annama Mubarakah tidak boleh
menjanjikan imbal jasa titipan, apalagi dalam jumlah tertentu, selain itu Majelis Arbiter berpedoman kepada Fatwa-fatwa DSN-MUI.
Menimbang, bahwa berdasarkan semua pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas adalah patut dan adil apabila jumlah klaim Pemohon pada Termohon yang
telah disepakati di persidangan antara Pemohon dan Termohon sejumlah
56 Rp.372.005.227 dikurangi Rp.50.000.000 menjadi Rp.322.005.227 dikabulkan oleh
Majelis. Menimbang, bahwa karena Majelis Arbiter tidak mempunyai juru sita
sehingga permohonan sita jaminan Pemohon dapat diajukan sita eksekusi ke Pengadilan Negeri setempat.
MEMUTUSKAN
1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk sebagian.
2. Menghukum Termohon untuk membayar hutangnya sebesar Rp.322.005.227
secara tunai dan seketika selambat-lambatnya 30 hari setelah putusan ini dibacakan.
3. Menyatakan permohonan Pemohon mengenai sita jaminan mobil Ford Escape
tahun 2007 dapat diterima. 4.
Menyatakan permohonan Pemohon mengenai sita jaminan saham BPRS milik Termohon di Balikpapan tidak dapat diterima.
5. Menghukum Pemohon dan Termohon untuk membayar biaya administrasi
dan pemeriksaan serta honorarium arbiter masing-masing setengah bagian. 6.
Menyatakan putusan ini bersifat final dan mengikat dan oleh karena itu mempunyai kekuatan hukum yang tetap sejak diucapkan.
7. Menolak permohonan Pemohon untuk selebihnya.
8. Memerintahkan kepada Sekretaris Sidang selaku kuasa Arbiter untuk
mendaftarkan turunan resmi putusan arbitrase ini di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam tenggang waktu sebagaimana ditetapkan dalam
UU No.3099. Pada putusan ini pokok yang menjadi perkara adalah tentang adanya
wanprestasi yang dilakukan oleh pihak asuransi syariah mubarakah yang lalai dalam mencairkan klaim dan bonus yang telah dijanjikan oleh pihak asuransi tersebut.
Wanprestasi lahir dari suatu perjanjian antara kedua belah pihak dan perjanjian tersebut merupakan perjanjian yang didasarkan atau kehendak atau kata sepakat,
untuk dapat menyatakan telah terjadi wanprestasi harus terlebih dahulu ada pernyataan lalai ingebreke stelling sebagaimana dimaksud dalam pasal 1234 KUH
Perdata.
1
Atas inisiatif dari pemohon, pemohon mengajukan musyawarah karna tidak
1
Ahmad Mujahidin, Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di Indonesia, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010 Cetakan ke-1.h 40
57 dijawabnya surat permohonan pencairan klaim asuransi dan tidak mendapatkan
kesepakatan musyawarah tersebut, maka pemohon mendaftarkan permasalahan ini kepada Basyarnas karena menurut anggapan pemohon sudah tidak ada jalan lain lagi
selain diselesaikan melalui basyarnas, dan hal itu sesuai dengan akta perjanjian dari akad tersebut pada pasal 15 yang menyatakan bahwa apabila dikemudian hari
terdapat perselisihan, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui Basyarnas.
Langkah pemohon tersebut merupakan satu kepercayaan yang diberikan kepada basyarnas sebagai lembaga penyelesaian sengketa ekonomi syariah dengan
cara mencantumkan klausul arbitrase dalam melakukan hubungan bisnis yang berbasiskan syariah islam, dan itu pula yang menjadi dasar bagi DSN untuk
mengeluarkan fatwa-fatwa bagi lembaga keuangan syariah, agar didapat kepastian hukum mengenai setiap akad dalam perbankan syariah. Dalam setiap akad
dicantumkan klausul arbitrase yang berbunyi “jika salah satu pihak tidak menunaikan
kewajibannya atau jika terjadinya perselisihan diantara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah ”. Dengan adanya fatwa-fatwa Dewan Syariah
Nasional tersebut, dimana setiap bank syariah atau lembaga keuangan syariah, dalam setiap produk akadnya harus mencantumkan klausul arbitrase , maka semua sengketa
yang terjadi antara perbankan syariah atau lembaga keuangan syariah dengan nasabah, maka penyelesaian harus melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional
58 Basyarnas.
2
Selain karna kepercayaan yang diberikan, menyelesaikan sengketa ekonomi syariah melalui Basyarnas tidak memerlukan biaya yang banyak, karena
penyelesaiannya hanya membutuhkan biaya yang relatif terjangkau dan murah serta didukung dengan SDM yang menguasai dalam bidang ekonomi syariah. Alasan
utama para pihak memilih cara arbitrase untuk menyelesaikan perselisihan bukanlah sekedar karena cepatnya proses atau murahnya biaya yang harus dikeluarkan, yang
banyak tergantung dari rumit tidaknya perkara, tetapi dari kecakapan dan keahlian para arbiternya, terutama dalam menangani perkara-perkara yang memerlukan
pengetahuan teknis yang bersifat khusus. Arbiter yang bersangkutan sepenuhnya menguasai permasalahan yang menjadi sengketa.
3
Selain itu juga penyelesaian sengketa ekonomi syariah telah diatur dalam UU No.21 tahun 2008 penjelasan pasal
55 ayat 2 yang dimaksud dengan penyelesaian sengketa dilakukan sesuai isi akad adalah upaya sebagai berikut :
a. Musyawarah
b. Mediasi perbankan
c. Melalui badan arbitrase syariah nasional Basyarnas atau lembaga arbitrase
lain. d.
Melalui pengadilan dalam lingkungan peradilan umum.
4
2
Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Perspektif Hukum Syariah Hukum Adat dan Hukum Nasional, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, Cetakan ke-1.h 360
3
Krisna Harahap, Hukum Acara Perdata Mediasi Class Action Arbitrase Alternatif, Bandung: Grafiti Budi Utami, 2009, Cetakan ke-7.h 152
4
Undang-undang 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.h 20
59 Setelah majelis arbiter mendengarkan keterangan dari kedua belah pihak,
maka Majelis arbiter menegaskan kepada para pihak bahwa keputusan yang dikeluarkan oleh basyarnas merupakan putusan yang bersifat final and binding.
Penegasan tersebut dilakukan oleh majelis guna mencegah adanya tindakan upaya hukum untuk membatalkan putusan yang telah dikeluarkan oleh basyarnas. Ini
menunjukkan bahwa majelis arbiter yang dimiliki Basyarnas telah menjalankan tugasnya sesuai dengan kriteria arbiter seperti yang dikualifikasikan. Secara spesifik
yang dapat ditunjuk atau diangkat sebagai arbiter menurut pasal 12 UU No.301999 adalah mereka yang memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Cakap melakukan tindakan hukum
b. Berumur paling rendah 35 tahun
c. Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau semenda sampai dengan
derajat kedua dengan salah satu pihak yang bersengketa d.
Tidak mempunyai kepentingan financial atau kepentingan lain atau putusan arbitrase
e. Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif dibidangnya paling sedikit
15 tahun.
5
Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa dalam penyelesaian perkara ini Basyarnas telah menjalankan tugasnya sebagai lembaga arbitrase dengan baik
5
Gatot Soemartono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006.h 59
60 karena kedua belah pihak telah secara sukarela menjalankan putusan ini dan pihak
Termohon telah membayar apa yang menjadi tuntutan pemohon dengan hal itu menunjukkan bahwa kualitas basyarnas sudah optimal hanya perlu menambahkan
serta menyediakan juru sita jaminan yang bertujuan untuk menunjang proses penyelesaian sengketa ekonomi syariah.
B. Analisis Pembatalan Putusan BASYARNAS No.18Tahun 2012.