PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Langkat merupakan salah satu Daerah Tujuan Pariwisata DTW primadona di Indonesia khususnya di Sumatera Utara. Pemerintah telah mencanangkan sektor
pariwisata sebagai sektor andalan dalam pemasukan devisa negara. Hal ini sangat tepat karena Indonesia memiliki sumberdaya alam, budaya, serta peninggalan sejarah
yang sangat potensial dan banyak dikagumi oleh wisatawan. Hal ini juga didukung dengan sumberdaya manusia yang sangat besar. Tentunya dengan pengelolahan yang
efektif dan efisien pariwisata dapat menjelma menjadi suatu aset yang paling berharga di Negara tercinta ini.
Untuk mengembangkan pariwisata tidak mungkin dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan hanya dengan kerja sama beberapa pihak saja.
Pengembangan pariwisata perlu dengan perencanaan yang matang, sehingga dalam pelaksanaannya dapat terlaksana dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian
kertas karya dengan judul “Pengembangan Mesjid azizi, Sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Langkat”.
Penulis melihat ada empat tantangan dalam pengembangan pariwisata, yakni: 1. Premanisme
Premanisme merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja dengan kekerasan,banyak premanisme di daerah objek wisata yang masih tidak terkontrol
1
Universitas Sumatera Utara
oleh karna itu hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan agar para wisatawan merasa nyaman di daerah tujuan wisata.
2. Kebiasaan Buruk Sebahagian warga masyarakat mempunyai kebiasaan buruk mengotori
lingkungan pariwisata, yakni membuang sampah dan kotoran, baik dari manusia maupun industri, ke sungai atau aliran-aliran air lainnya. Kalau kita melintas di
sepanjang sebuah sungai, misalnya di aliran Sungai Wampu atau Sungai Bingei, kita akan melihat WC-WC bersusun di sepanjang bantaran sungai. Rumah-rumah
dibangun dengan membelakangi sungai. Untuk pengembangan pariwisata, kebiasaan buruk ini harus diubah atau dihilangkan. Rumah-rumah warga harus dibangun dengan
menghadap sungai. Sampah-sampah dan kotoran tidak boleh dibuang ke sungai tapi ditempat-tempat pembuangan sampah untuk kemudian ditimbun atau dibakar.
3. Distorsi Budaya Lokal Budaya-budaya lokal bisa hilang dengan masuknya budaya-budaya asing
yang masuk bersama para wisatawan mancanegara. Ini bisa mengakibatkan pergesekan atau benturan budaya, yang juga berpotensi merusak keamanan dan
ketertiban lokasi pariwisata. Untuk meredam ini, solusinya adalah menghadirkan budaya-budaya tradisional atau masyarakat setempat sebagai penarik. Dengan
demikian perekonomian warga dan pemerintah meningkat, begitu juga kebudayaan tradisional daerah setempat.
4. Pembalakan Liar Dalam konteks wilayah Kabupaten Langkat, penghentian pembalakan liar
2
Universitas Sumatera Utara
illegal logging mutlak harus dilakukan. Primadona pariwisata Langkat, seperti Bukit Lawang dan Tangkahan sangat mengandalkan hutan gunung Leuser dan alam di
sekitarnya. Pembalakan liar akan mengakibatkan hilangnya habitat hewan-hewan liar, seperti orang utan, dan menghancurkan ekosistem sungai.
Dalam pengembangan pariwisata, perlu diadakan beberapa renovasi atau perbaikan atas peninggalan bangunan bersejarah yang telah memudar keindahannya.
Seperti Masjid Azizi di Kabupaten Langkat. Semenjak tahun 1991 hingga 2009, tidak pernah lagi diadakan renovasi. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi bangunan yang
masih bagus dan pendanaan yang juga terbatas. Saat ini pengelola masjid hanya sebatas melakukan pemeliharaan rutin, seperti pengecatan dinding-dinding masjid,
pergantian lampu penerangan yang sudah mulai mati, dan perawatan saluran air untuk kelancaran berwudhu bagi para jemaah.
1.2 Batasan Masalah