Identitas Farmakodinamik Farmakokinetik Indikasi

10  Senyawa yang memengaruhi fungsi subunit ribosom 30S atau 50S sehingga menyebabkan penghambatan sintesis protein yang reversibel misalnya kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin, dan klindamisin.  Senyawa yang berikatan dengan subunit ribosom 30S dan mengubah sintesis protein, yang pada akhirnya akan mengakibatkan kematian sel contohnya aminoglikosida.  Senyawa yang mempengaruhi metabolisme sintesis asam nukleat bakteri contohnya rifamisin, gol. Kuinolon.  Kelompok antimetabolit, termasuk diantaranya trimetoprin dan sulfonamida.  Beberapa senyawa antivirus misanya analog asam nukleat, inhibitor transkriptase balik non-nukleosida, dan inhibitor enzim-enzim esensial virus.

2.4. Amoksisilin

Amoksisilin merupakan penisilin semisintetik yang rentan teradap penisilinase dan secara kimia serta farmakologisnya berhubungan erat dengan ampisilin. 13

2.4.1. Identitas

Rumus Kimia : C 16 H 19 N 3 O 5 S 14 Rumus Bangun : 11 Gambar 2.1. Struktur Kimia Amoksisilin Sumber: DepKes RI. Farmakope Indonesia Edisi IV Jakarta: DepKes RI; 1995. Sinonim :2S,5R,6R- 6-{[2R-2-amino- 2-4-hydroxyphenyl- acetyl]amino}- 3,3-dimethyl- 7-oxo- 4-thia- 1- azabicyclo[3.2.0]heptane- 2-carboxylic acidhydrochloride 14 Berat Molekul : 365.4 gmol 14 Pemerian : Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau. 14 Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol,tidak larut dalam benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform. 14 Baku Pembanding :Amoksisilin BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. 14 PH : Antara 3,5 sampai 6,0 lakukan penetapan menggunakan larutan 2 mg per ml. 14 Sifat-sifat Fisika : Amoksisilin dalam larutan asam, mengandung tiga proton yang dapat terdisosiasi, masing-masing terikat pada gugus karboksil, hidroksil aromatik dan pada gugus α-amonium. Kelembapan dan suhu yang tinggi memberikan efek merugikan pada stabilitasnya. Satu gram dapat larut dalam kira-kira 370 mL air dan kira- kira 2000 mL alkohol. 15

2.4.2. Farmakodinamik

Obat ini stabil dalam suasana asam dan dirancang untuk penggunaan oral. Absorpsinya dari saluran gastrointestinal lebih cepat dan lebih sempurna daripada ampisilin. 13

2.4.3. Farmakokinetik

Konsentrasi puncak amoksisilin dalam plasma adalah dua setengah kali lebih tinggi daripada ampisilin setelah pemberian oral dengan dosis 12 yang sama; konsentrasi tersebut dicapai dalam waktu 2 jam dan rata-rata sekitar 4 μgml jika diberikan 250 mg. Adanya makanan tidak mempengaruhi absorpsinya. Sekitar 20 amoksisilin terikat oleh protein plasma. Sebagian besar dosis antibiotik ini diekskresikan dalam bentuk aktif dalam urin. Probenesid dapat menunda ekskresi obat ini. 13

2.4.4. Indikasi

Amoksisilin aktif terhadap S. Pyogenes dan berbagai galur S. Pneumoniae dan H. Influenzae yang merupakan bakteri patogen utama pada saluran pernafasan atas. Obat ini memberikan terapi yang efektif untuk sinusitis, otitis media, bronkitis kronis yang memburuk secara akut, dan epiglotitis yang disebabkan galur-galur organisme ini yang peka. Amoksisilin merupakan senyawa yang paling aktif diantara senyawa antibiotik β-laktam terhadap S. Pneumoniae yang peka maupun yang resisten terhadap penisilin. Bedasarkan peningkatan prevalensi resistensi pneumokokus terhadap penisilin, dianjurkan untuk melakukan peningkatan dosis amoksisislin oral yaitu mulai dari 40 sampai 45 mgkg hingga 80 sampai 9- mgkg per hari untuk pengobatan empiris otitis media akut pada anak-anak. H. Influenzae yang resisten terhadap ampisilin dapat menjadi masalah di banyak daerah. Penambahan inhibitor β-laktamase dalam hal ini amoksisilin-klavulanat yang memperluas spektrum terhadap H. Influenzae dan Enterobacteriaceae yang menghasilkan β-laktamase. 13

2.4.5. Kontraindikasi