14
Manifestasi klinik reaksi alergi penisilin yang terberat adalah reaksi anafilaktis yang termasuk dalam keompok reaksi alergi immediate. Reaksi
ini umumnya akibat reaksi IgE dengan determinan minor dan lebih banyak terjadi pada pemberian parenteral, tetapi pemberian oral dan pemberian uji
kulit intradermal dapat pula menimbulkan reaksi anafilaksis yang fatal. Reaksi alergi yang lain yang sifatnya berat adalah angioderma, penyakit
serum dan fenomena Arthus.
16
Anemia hemolitik oleh penisilin juga terjadi berdasarkan mekanisme imun dengan zat anti IgG atau IgM, atau kedua-duanya terlibat dalam hal
ini.
16
Gangguan fungsi hati oleh penisilin diperkirakan berdasarkan mekanisme reaksi imun pula dapat berkembang sampai menjadi hepatitis
anikterik dengan nekrosis sel hati tanpa kolesterol. SGPT, SGOT, CPK dan fosfatase alkali meningkat cukup tinggi. Selain oleh karbenisilin, efek
samping ini dapat pula ditimbulkan oleh ampisilin dan oksasilin. Reaksi alergi yang sifatnya ringan sampai sedang berupa berbagai bentuk
kemerahan kulit, dermatitis kontak, glositis, serta gangguan lainnya pada mulut, demam yang kadang-kadang disertai menggigil. Yang paling sering
terjadi diantara semuanya adalah kemerahan kulit.
16
Tindakan yang diambil terhadap reaksi alergi adalah menghentikan pemberian obat dan memberikan terapi simtomatik dengan adrenalin. Bila
perlu ditambahkan dengan antihistamin dan kortikosteroid sesuai dengan kebutuhan. Pemberian antihistamin sebelum atau bersama-sama dengan
pemberian penisilin tidak bermanfaat untuk mencegah reaksi alergi berat anafilaktik, sebab reaksi ini diperantai oleh berbagai zat, termasuk
histamin, serotonin dan brandikinin.
16
b. Reaksi Toksik dan Iritasi Lokal.
Pada manusia, penisilin umumnya tidak toksik. Banyak diantara reaksi yang digolongkan sebagai efek toksik terjadi berdasarkan sifat
15
iritatif penisilin dalam kadar tinggi. Batas dosis tertinggi penisilin yang dapat diberikan secara aman belum dapat dipastikan.
16
Hanya sebagian kecil kemerahan kulit oleh ampisilin berdasarkan reaksi alergi dan disini pemberian ampisilin harus dihentikan. Namun
sebagian besar kemerahan kulit diperkirakan karena reaksi toksik. Kemerahan ini bersifat difus, tidak gatal, berbentuk makulo papular dan
bersifat non urtikarial. kemerahan kulit ini sering timbul 7-10 hari setelah dimulainya terapi dan menghilang sendiri walaupun pemberian ampisilin
diteruskan. Efek samping ini sering timbul bila ampisilin diberikan kepada pasien infeksi virus misalnya mononukleosis infeksiosa. Jadi sebaiknya
penisilin tidak diberikan pada pasien mononukleosis. Ampisilin dapat menyebabkan ruam kulit yang tidak berdasarkan reaksi alergi, berupa
delayed-erythema .
16
c. Perubahan Biologik.
Perubahan biologik oleh penisilin terjadi akibat gangguan flora bakteri di berbagai bagian tubuh. Abses dapat terjadi pada tempat
suntikan dengan penyebab stafilokokus atau bakteri gram-negatif. Gejala pelagra, terutama pada daerah selangkang dan skrotum, mungkin
berhubungan dengan gangguan flora usus yang mengakibatkan defesiensi asam nikotinat.
16
2.4.8. Interaksi obat
Amoksisilin merupakan antibiotik golongan penisilin. Antibiotik penisilin mempunyai beberapa interaksi bila digunakan bersamaan
dengan:
17
Kloramfenikol: interaksinya berupa efek penisilin yang berkurang.
16
Eritromisin: interaksinya berupa efek masing-masing antibiotik baik penisilin maupun eritromisin dapat meningkat ataupun
berkurang. Pil KB: interaksinya berupa efek pil KB berkurang.
Estrogen: interaksinya berupa efek estrogen dapat berkurang. Tetrasiklin: interaksinya berupa efek penisilin yang berkurang.
2.5. Spektrofotometer Uv-Vis 2.5.1. Definisi
Spektrofotometri UV-VIS adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel.
Penyerapan sinar tampak dan ultraviolet oleh suatu molekul akan menghasilkan transisi di antara tingkat energi. Transisi tersebut pada
umumnya antara orbital ikatan bonding atau orbital pasangan bebas non- bonding dan orbital bukan ikatan atau orbital anti ikatan anti-bonding.
18
Gambar 2.2. Perpindahan Energi Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009
Panjang gelombang serapan merupakan ukuran perbedaaan tingkat- tingkat energi dari orbital yang bersangkutan.
18
17
2.5.2. Cara Kerja Spektrofotometri UV-Vis
Gambar 2.3. Mekanisme Kerja Spektrofotometer Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009
Keterangan Gambar:
Sumber sinar yang diperlukan adalah sumber sinar yang menyediakan seluruh spektrum tampak dan ultra-ungu dekat sehingga didapatkan
spektrum pada daerah 200 nm – 800 nm. Karena alasan tersebut maka
sumber sinar yang digunakan adalah kombinasi dari lampu deutrium untuk mendapatkan spektrum UV dan lampu tungstenhalogen untuk mendapatkan
spektrum tampak. Kemudian hasil kombinasi kedua lampu tersebut difokuskan pada kisi difraksi. Tanda panah biru menunjukan jalur berbagai
panjang gelombang sinar diteruskan dengan arah yang berbeda. Celah slit hanya menerima sinar pada daerah panjang gelombang yang sangat sempit
untuk diteruskan ke spektrometer. Sinar datang dari kisi difraksi dan celah akan mengenai lempeng putar dan satu dari tiga hal berikut dapat terjadi:
19
1. Jika sinar mengenai bagian transparan, sinar akan mengarah
langsung dan melewati sel yang mengandung sampel. Kemudian sinar akan dipantulkan oleh cermin ke lempeng putar kedua.
Lempeng ini berputar ketika sinar datang dari lempeng yang pertama, sinar akan mengenai bagian cermin lempeng kedua.
Yang kemudian sinar akan dipantulkan ke detektor.Selanjutnya sinar mengikuti jalur merah pada diagram diatas.
18
2. Jika berkas asli sinar dari celah mengenai bagian cermin
lempeng putar pertama, berkas akan dipantulkan sepanjang jalur hijau. Setelah cermin, sinar melewati sel referens. Akhirnya
sinar mencapai lempeng kedua yang berputar, sehingga sinar mengenai bagian transparan. Selanjutnya sinar akan melewati
detektor. 3.
Jika sinar mengenai bagian hitam lempeng pertama, sinar akan dihalangi dan untuk sesaat tidak ada sinar yang melewati
spektrometer. Komputer akan memroses arus yang dihasilkan oleh detektor karena tidak ada sinar yang masuk.
Sel sampel dan referens
Keduanya adalah berupa wadah gelas atau kuarsa kecil, sering juga dibuat sedemikian rupa sehingga jarak yang dilalui berkas sinar adalah 1
cm. Sel sampel berisi larutan materi yang akan diuji dan biasanya sangat encer. Pelarut dipilih yang tidak menyerap sinar secara signifikan pada
daerah panjang gelombang yang digunakan yaitu antara 200 nm sampai 800 nm. Sel referens hanya berisi pelarut murni.
20
2.5.3. Mekanisme pembentukkan spektrum
Spektrometri molekular dapat digunakan dalam penentuan kualitatif untuk memberikan informasi struktural, seperti adanya gugus fungsional
dalam suatu unsur tertentu. Informasi ini dapat diperoleh dengan mengukur besarnya radiasi yang diserap oleh suatu unsur pada panjang gelombang
tertentu. Hasil pengukuran berupa grafik antara absorbansi versus panjang gelombang inilah yang disebut spektrum absorpsi.
19
Ada 3 jenis orbital keadaan dasar yang mungkin terlibat : a. Orbital molekular ikatan s
19
Gambar 2.4. Orbital molekular ikatan S Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009
b. Orbital molekular ikatan p
Gambar 2.5. Orbital Molekular Ikatan P Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009
c. Orbital atomik non-bonding n
Gambar 2.6. Orbital Atomik Non Bonding Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009
Dua jenis orbital anti-bonding yang terlibat dalam transisi adalah :
o
orbital s sigma star
o
orbital p pi star
Orbital anti bonding n tidak terlibat karena elektron-elektron ini tidak
membentuk ikatan. Transisi yang terjadi dalam absorpsi sinar UV dan sinar tampak adalah :
20
Gambar 2.7. Transisi energi dalam absorpsi sinar UV dan Sinar Tampak Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009
transisi s → s dan n → s memerlukan energi yang besar dan oleh karena
itu terjadi pada UV jauh atau lemah pada daerah 180-240 nm. Oleh karena itu kelompok-kelompok jenuh seperti yang dibawah ini tidak akan terjadi
absorbsi yang kuat pada daerah UV – tampak.
19
Gambar 2.8. Kelompok molekul Jenuh Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009
Transisi n→p dan p→p
terjadi dalam molekul tak jenuh dan memerlukan energi lebih sedikit dari pada transisi ke orbital antibonding s
.
19
Dua jenis gugus yang mempengaruhi spektrum absorpsi suatu senyawa
a. Kromofor
Kromofor adalah suatu gugus fungsi, tidak terhubung dengan gugus lain, yang menampakkan spektrum absorpsi karakteristik pada daerah sinar
UV-sinar tampak. Ada 3 jenis Kromofor sederhana :
19
Ikatan ganda antara dua atom yang tidak memiliki pasangan elektron bebas
Contoh :
Gambar 2. 9 Ikatan ganda pada dua atom yang tidak memilliki pasangan elektron bebas Sumber; Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009
Ikatan ganda antara dua atom yang memiliki pasangan elektron bebas
21
Contoh :
Gambar 2. 10. Ikatan Rangkap pada atom yang memiliki pasangan elektron bebas Sumber: Clark, Jim. Edexcel IGCSE Chemistry.UK: Pearson company; 2009
Cincin Benzena. Jika beberapa Kromofor berhubungan maka absorpsi menjadi lebih kuat dan berpindah ke panjang gelombang yang lebih
panjang.
19
a Auksokrom
Auksokrom tidak menyerap pada panjang gelombang 200-800nm, namun mempengaruhi spektrum chromophore dimana auxochrome tersebut
terikat- CH3 – OH -NH2 – NO2. Auksokrom dapat mempengaruhi sebagai
berikut :
Menggeser ke panjang gelombang lebih panjang red shift disebut efek batokromik
Menggeser ke panjang gelombang lebih pendek blue shift disebut efek hipsokromik
a
max
meningkat atau peningkatan intensitas disebut hiperkromik. a
max
menurun atau penurunan intensitas disebut hipokromik.
21
2.5.4. Variasi Absorpsivitas dengan Panjang Gelombang
Absorpsivitas atau absorpsivitas molar adalah konstan untuk suatu unsur atau senyawa pada panjang gelombang tertentu. Ini merupakan ukuran
seberapa kuat suatu unsur menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu. Karena suatu unsur akan menyerap cahaya lebih kuat pada panjang
gelombang tertentu daripada yang lainnya, dikatakan absorpsivitas bervariasi sesuai dengan panjang gelombang. Absorpsivitas akan
maksimum pada panjang gelombang absorbansi maksimum.
19
22
2.5.5. Kelebihan dan Kekurangan Spektrofotometer UV-Vis a. Kelebihan Spektrofotometri UV-Vis:
22
Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi Caranya sederhana
Dapat menganalisa larutan dengan konsentrasi yang sangat kecil
a. Kekurangan Spektrofotometri UV-Vis:
22
Absorbsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan adanya zat
pengganggu dan kebersihan dari kuvet
Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang 185 nm
Pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung elektron valensi dengan energi eksitasi rendah
Sinar yang dipakai harus monokromatis 2.6. Kerangka Konsep
Pada kerangka konsep ini dijelaskan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi panjang gelombang serapan maksimum amoksisilin sampel. Faktor-faktor tersebut
diantaranya: kandungan amoksisilin, pengotor, pelarut, vehikulum, proses pembuatan tablet. Penelitian kali tidak dibahas pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap panjang
gelombang serapan maksimum amoksisilin. Penelitian kali ini hanya bersifat kualitatif, yaitu hanya melihat puncak panjang gelombang berdasarkan hasil
perekaman panjang gelombang sampel dengan spektrofotometer Uv-vis. Berikut
bagan kerangka konsep pada penelitian kali ini:
23 : Diteliti pada penelitian ini
: tidak diteliti pada penelitian ini
Bagan 2.1. Skema Kerangka Konsep Penelitian
2.7. Definisi Operasional