Fungsi Guru Agama Islam Peranan Guru Agama Islam Kode Etik Guru Agama Islam

Guru menghadapi anak-anak setiap hari, gurulah yang paling tahu kebutuhan anak-anak dan masyarakat sekitar, maka dalam penyusunan kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh ditinggalkan. k Guru sebagai pemimpin guidance worker Guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak kearah pemecahan soal, membetuk keputusan, dan menghadapkan anak-anak pada problem. l Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak. Guru harus turut aktif dalam segala aktifitas anak, misalnya dalam ekstrakulikuler membentuk kelompok belajar dan sebagainya. 6 Dengan meneliti poin-poin tersebut, tahulah bahwa tugas guru tidak ringan. Profesi guru harus berdasarkan panggilan jiwa, sehingga dapat menunaikan tugas dengan baik, dan ikhlas. Guru harus mendapatkan haknya secara proporsional dengan gaji yang patut diperjuangkan melebihi profesi- profesi lainnya, sehingga keinginan peningkatan kompetensi guru dan kualitas belajar anak didik bukan hanya sebuah slogan di atas kertas.

d. Fungsi Guru Agama Islam

Pekerjaan jabatan guru agama sangatlah luas, yaitu untuk membina seuruh kemampuan-kemampuan dan sikap-sikap yang baik dari murid sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini berarti bahwa, perkembangan sikap dan kepribadian tidak terbatas pelaksanaannya melalui pembinaan di dalam kelas saja. Dengan kata lain, tugas guru atau fungsi guru dalam membina murid tidak terbatas pada interaksi belajar-mengajar saja. Fungsi sentral guru adalah mendidik fungsi educational. Fungsi sentral ini berjalan sejajar dengan atau dalam melakukan kegiatan mengajar 6 Djamarah,op. cit., h.39. fungsi intruksional dan kegiatan bimbingan, bahkan setiap tingkah lakunya dalam berhadapan dengan murid interaksi edukatif senantiasa terkandung fungsi mendidik. Mengingat lingkup pekerjaan guru seperti yang dilukiskan di atas, maka fungsi atau tugas guru itu meliputi, pertama, tugas pengajaran atau guru sebagai pengajaran, kedua, tugas bimbingan dan penyuluhan atau guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan, dan ketiga, tugas administrasi atau guru sebagai “pemimpin” manajer kelas. 7 Ketiga tugas itu dilaksanakan sejalan secara seimbang dan serasi. Tidak boleh ada satu pun yang terabaikan, karena semuanya fungsional dan saling kait-berkaitan dalam menuju keberhasilan pendidikan sebagai suatu keseluruhan yang tidak terpisahkan.

e. Peranan Guru Agama Islam

Banyak peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidik, atau siapa saja yang telah menerjunkan diri sebagai guru. Semua peranan yang diharapkan dari guru seperti diuraikan di bawah ini: 1 Korektor 2 Inspirator 3 Informator 4 Organisator 5 Motivator 6 Inisiator 7 Fasilitator 8 Pembimbing 9 Demonstrator 10 Pengelola kelas 11 Mediator 12 Supervisor 7 Daradjat, op. cit., h. 265. 13 Evaluator. 8

f. Kode Etik Guru Agama Islam

Kalau istilah “kode etik” itu dikaji, maka terdiri dari dua kata, yakni “kode” dan “etik”. Perkataan “etik” berasal dari bahasa Yunani, ”ethos” yang berarti watak, adab atau cara hidup. Dapat diartikan bahwa etik itu menunjukkan “cara berbuat yang menjadi adat, karena persetujuan dari kelompok manusia”. Dan etik biasanya dipakai untuk pengkajian sistem nilai- nilai yang disebut “kode”, sehingga terjelmalah apa yang disebut “kode etik”. Atau secara harfiah “kode etik” berarti sumber etik. Etika artinya tata susila etika atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Jadi, “kode etik guru” diartikan sebagai “aturan tata susila keguruan”. Berbicara mengenai “Kode Etik Guru Indonesia” berarti kita membicarakan guru di Negara kita. Berikut akan dikemukakan kode etik guru Indonesia sebagai hasil rumusan kongres PGRI XIII pada tanggal 21- 25 November 1973 di Jakarta, terdiri dari Sembilan item, yaitu: 1 Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-pancasila. 2 Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik masing-masing. 3 Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan. 4 Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua anak didik sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik. 5 Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan 8 Djamarah,op. cit., h. 48. 6 Guru sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya. 7 Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkunan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan. 8 Guru secara hukum bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya. 9 Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan. 9 Kode etik guru merupakan suatu yang harus dilaksanakan sebagai barometer dari semua sikap dan perbuatan guru dalam berbagai segi kehidupan, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.

2. Kreativitas Belajar