c. Tugas guru Agama Islam
Guru akan menunaikan tugasnya dengan baik atau dapat bertindak sebagai tenaga pengajar yang efektif, jika padanya terdapat berbagai
kompetensi keguruan, dan melaksanakan fungsinya sebagai guru.
1. Kompetensi Guru
Pada mulanya kompet ensi ini diperoleh dari “preservice training”
yang kemudian dikembangkan dalam pekerjaan professional guru dan dibina me
lalui “in service training”. Pada dasarnya guru harus memiliki tiga kompetensi, yaitu: kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan
kompetensi dalam cara-cara mengajar.
a. Kompetensi Kepribadian
Setiap guru memiliki kepribadiaannya sendiri-sendiri yang unik. Tidak ada guru yang sama, walaupun mereka sama-sama memiliki pribadi
keguruan. Jadi pribadi keguruan itu pin “unik” pula, dan perlu diperkembangkan secara terus menerus agar guru itu terampil dalam:
1 Mengenal dan mengakui harkat dan potensi dari setiap individu atau
murid yang diajarkannya. 2
Membina suatu suasana sosial yang meliputi interaksi belajar-mengajar sehingga amat bersifat menunjang secara moral batiniah terhadap
murid bagi terciptanya kesepahaman dan kesamaan arah dalam pikiran serta perbuatan murid dan guru.
3 Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung
jawab dan saling mempercayai antara guru dan murid.
4
b. Kompetensi penguasaan atau bahan pengajaran
Penguasaan yang mengarah kepada spesialisasi takhasus atas ilmu atau kecakapan pengetahuan yang diajarkan.
4
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001, Cet. II, h.263.
Penguasaan yang meliputi bahan bidang studi sesuai dengan kurikulum dan bahan pendalaman aplikasi bidang studi. Kesemuanya ini
amat perlu dibina karena selalu dibutuhkannya dalam: 1
Menguraikan ilmu pengetahuan atau kecakapan dan apa-apa yang harus diajarkannya ke dalam bentuk komponen-komponen dan informasi-
informasi yang sebenarnya dalam bidang ilmu atau kecakapan yang bersangkutan.
2 Menyusun komponen-komponen atau informasi-informasi itu
sedemikian rupa baiknya sehingga akan memudahkan murid untuk mempelajari pelajaran yang diterimanya.
c. Kompetensi dalam cara-cara mengajar
Kompetensi dalam cara-cara mengajar atau keterampilan mengajar sesuatu bahan pengajaran sangat diperlukan guru. Khususnya keterampilan
dalam: 1
Merencanakan atau menyusun setiap progam satuan pelajaran, demikian pula merencanakan atau menyusun keseluruhan kegiatan
untuk satu satuan waktu catur wulansemester atau tahun ajaran 2
Mempergunakan dan mengembangkan media pendidikan alat bantu atau alat peraga bagi murid dalam proses belajar yang diperlukannya.
3 Mengembangkan dan mempergunakan semua metode-metode mengajar
sehingga terjadilah kombinasi-kombinasi dan variasinya yang efektif. Ketiga aspek kompetensi tersebut di atas harus berkembang secara
selaras dan tumbuh terbina dalam kepribadian guru. Dengan demikian itu dapat diharapkan dari padanya untuk mengerahkan segala kemampuan dan
keterampilannya dalam mengajar secara professional dan efektif.
5
Menurut Rostiyah yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah, bahwa guru dalam mendidik anak didik bertugas untuk:
a Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian,
kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
5
Ibid., h. 264.
b Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan
dasar Negara kita Pancasila. c
Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik sesuai Undang- Undang Pendidikan yang merupakan Keputusan MPR No. II Tahun
1983. d
Sebagai perantara dalam belajar. Di dalam proses belajar guru hanya sebagai perantaramedium, anak
harus berusaha sendiri mendapatkan suatu pengertian, sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku, dan sikap.
e Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik ke arah
kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya.
f Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
Anak nantinya akan hidup dan bekerja, serta mengabdikan diri dalam masyarakat, dengan demikian anak harus dilatih dan dibiasakan di
sekolah di bawah pengawasan guru. g
Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib bisa berjalan bila guru dapat menjalani lebih dahulu.
h Guru sebagai administrator dan manajer.
Di samping mendidik, seorang guru harus dapat mengerjakan urusan tata usaha seperti membuat buku kas, daftar induk, raport, daftar gaji
dan sebagainya, serta dapat mengkoordinasi segala pekerjaan di sekolah secara demokratis, sehingga suasana pekerjaan penuh dengan
rasa kekeluargaan. i
Pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Orang yang menjadi guru karena terpaksa tidak dapat bekerja dengan
baik, maka harus menyadari benar-benar pekerjaannya sebagai suatu profesi.
j Guru sebagai perencana kurikulum
Guru menghadapi anak-anak setiap hari, gurulah yang paling tahu kebutuhan anak-anak dan masyarakat sekitar, maka dalam penyusunan
kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh ditinggalkan. k
Guru sebagai pemimpin guidance worker Guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab dalam banyak
situasi untuk membimbing anak kearah pemecahan soal, membetuk keputusan, dan menghadapkan anak-anak pada problem.
l Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.
Guru harus turut aktif dalam segala aktifitas anak, misalnya dalam ekstrakulikuler membentuk kelompok belajar dan sebagainya.
6
Dengan meneliti poin-poin tersebut, tahulah bahwa tugas guru tidak ringan. Profesi guru harus berdasarkan panggilan jiwa, sehingga dapat
menunaikan tugas dengan baik, dan ikhlas. Guru harus mendapatkan haknya secara proporsional dengan gaji yang patut diperjuangkan melebihi profesi-
profesi lainnya, sehingga keinginan peningkatan kompetensi guru dan kualitas belajar anak didik bukan hanya sebuah slogan di atas kertas.
d. Fungsi Guru Agama Islam