dipergunakanlah kata Kahyangan atau Hyang. Dalam keterangan lebih lanjut kata Pura disamping kata Kahyangan Parahyangan dengan pengertian sebagai tempat
suci untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa dengan segala manifestasinya dan Bhatara atau Dewa Pitara yaitu suci leluhur.
5
Secara umum, berdasarkan fungsinya sebagai tempat suci untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa dan Bhatara, dapat dikelompokkan menjadi:
1. Pura yang berfungsi sebagai tempat untuk memuja Sang Hyang Widhi dengan
segala manifestasi-Nya dewata.
2. Pura yang berfungsi sebagai tempat untuk memuja bhatara yaitu roh suci
leluhur. Sekelompok Pura yang telah disebutkan di atas, bukan tidak mungkin
terdapat pula Pura yang berfungsi ganda, yaitu selain untuk memuja Sang Hyang Widhi dan para dewa, juga untuk memuja bhatara atau leluhur. Hal ini
dimungkinkan mengingat adanya kepercayaan bahwa setelah melalui upacara penyucian, roh leluhur tersebut telah mencapai tingkatan Siddhadewata telah
memasuki alam dewata dan disebut bhatara raja atau yang dipertuankanpelindung.
6
Selain yang telah disebutkan diatas berdasarkan ciri-ciri khas tertentu, Pura juga dapat dikelompokkan sebagai berikut:
5
I Made Titib, Teologi dan Simbol-simbol dalam Agama Hindu, Jakarta: Paramita,2001h.93-94
6
Titib, Teologi dan Simbol-simbol dalam Agama Hindu, h. 95
1. Pura Umum
Disebut dengan Pura umum, artinya adalah suatu Pura yang didukung dan disungsung oleh umat Hindu yang ada di seluruh Indonesia pada khususnya dan
seluruh umat Hindu pada umumnya. Di Indonesia Pura yang paling besar yang tergolong Kahyangan Jagat ini adalah Pura Besakih. Disamping Pura Besakih,
tempat suci yang juga tergolong Kahyangan Jagat, sebagaimana disebutkan dalam lontar-lontar di Bali adalah Pura Batur.
7
2. Pura Teritorial
Pura ini mempunyai ciri kesatuan teritorial sebagai tempat pemujaan dari anggota masyarakat satu desa adat pada dasarnya memiliki tiga buah Pura disebut
Kahyangan Tiga, yaitu Pura Desa Balai Agung ialah tempat pemujaan Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya, Pura Puseh tempat pemuja Hyang Widhi dalam
manifestasi-Nya sebagai Visnu yaitu pemelihara dan Pura Dalem tempat pemujaan Tuhan dalam manifestasi-Nya sebagai Ciwa yang berfungsi sebagai
pemralina atau pelebur
8
yang merupakan tempat pemujaan bersama.
7
Netra, Tuntunan Dasar Agama Hindu, h.89
8
Netra, Tuntunan Dasar Agama Hindu,h. 88
3. Pura Fungsional