Tabel 5.3. Data Change Over, Uptime, dan Jumlah Operator Lanjutan
Proses Uptime Scrap
Change Over menit
Jumlah Tim
Kerja Operator
orangtim
Perakitan 100
0,1 -
2 1
Pengepresan 100
0,1 5
2 3
Penghalusan 100
5 1
6 Finishing
100 -
20 1
Packing 100
- 1
2
Data sekunder lainnya yang digunakan untuk melengkapi current state map adalah lead time proses. Lead time untuk setiap proses pada umumnya
selama 20 menit, dengan catatan mesin yang akan digunakan pada proses selanjutnya telah tersedia. Jika mesin yang digunakan belum tersedia, maka waktu
menunggu adalah waktu untuk menunggu mesin yang sedang digunakan selesai digunakan sehingga dapat digunakan untuk proses berikutnya.
5.2. Pengolahan Data 5.2.1. Pembuatan Current State Map
Current State Map adalah gambaran dari proses produksi yang berlangsung dalam perusahaan meliputi aliran material dan aliran informasi.
Current state map terdiri atas beberapa langkah dimulai dari penentuan value stream manager hingga pembentukan peta aliran keseluruhan pabrik.
5.2.1.1. Penentuan Value Stream Manager
Value Stream Manager adalah seseorang yang memahami keseluruhan proses produksi yang terjadi secara detail dan memiliki peranan penting dalam
Universitas Sumatera Utara
proses produksi sehingga dapat memberikan informasi dengan lengkap dan dapat membantu dalam memberikan saran bagi perbaikan proses produksi. Dalam
penelitian ini, Value Stream Manager adalah Bapak Sugihartono selaku kepala bagian perencanaan produksi di PT. Mahogany Lestari.
5.2.1.2. Pembentukan Diagram SIPOC
Diagram SIPOC untuk proses produksi pintu colonial 8P di PT. Mahogany Lestari dapat dilihat pada Gambar 5.11.
SUPPLIER INPUT
PROCESS OUTPUT
CUSTOMER
Pengeringan
Cutting Molding
Pembuatan Profil Pengeboran
Penghalusan Finishing
Packing Blanking
Perakitan
Gambar 5.11. SIPOC Diagram
Raw Material
Storage
Warehouse Kayu durian
Lem Syntheco
Plastik Pembungkus,
Plat Baja, Karton
pengaman Siku Pintu
colonial 8P
Storage Tepung
Dempul Label
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.3. Penentuan Waktu Standar
Informasi yang diperlukan dalam pembuatan peta untuk setiap kategori proses door-to-door flow di sepanjang value stream antara lain adalah waktu
standar. Uji keseragaman data dan uji kecukupan data dilakukan untuk seluruh data waktu operasi pada proses produksi pintu colonial 8P. Hasil uji keseragaman
dan uji kecukupan terhadap data waktu siklus pada proses blanking dapat dilihat pada perhitungan berikut ini.
Tabel 5.4. Waktu Pengamatan Selama Tiga Hari Proses Blanking
No Pengamatan Hari
Pertama detik Pengamatan Hari
Kedua detik Pengamatan Hari
Ketiga detik 1
31,52 30,72
33,27 2
31,68 31,40
32,25 3
31,52 33,56
31,94 4
30,92 32,30
30,77 5
32,29 30,41
31,71 6
30,36 30,32
33,34 7
31,01 30,75
32,39 8
33,55 31,40
30,58 9
30,42 32,20
32,00 10
33,28 33,35
30,66 11
30,41 33,32
30,49 12
33,25 31,06
30,84 13
30,81 30,48
32,26 14
32,71 31,03
32,43 15
32,90 33,52
32,63 Total
476,63 475,82
477,56 Rata-rata
31,78 31,72
31,84 Dari tabel di atas dapat dihitung waktu siklus rata-rata untuk 3 hari pengamatan
adalah sebagai berikut : Waktu siklus rata-rata =
+ +
3 84
, 31
72 ,
31 78
, 31
= 31,78 detik
Universitas Sumatera Utara
1. Uji keseragaman data
a. Perhitungan standar deviasi
σ =
1
2
− −
∑
n X
Xi
σ 1
45 78
, 31
63 ,
32 ...
78 ,
31 68
, 31
78 ,
31 52
, 31
2 2
2
− −
+ +
− +
− =
σ = 1,0848 b.
Perhitungan Batas Kelas Atas dan Batas Kelas Bawah Pada percobaan ini digunakan tingkat kepercayaan 95 dan tingkat
ketelitian 5. Untuk menguji keseragaman data digunakan peta kontrol dengan persamaan berikut :
x
X BKA
σ
2 +
=
= 31,78 + 2 1,0848 = 33,9476
x
X BKB
σ
2 −
=
= 31,78 – 2 1,0848 = 29,6084 c.
Pembuatan Peta Kontrol Pembuatan peta kontrol dilakukan dengan memasukkan data waktu siklus
yang dilengkapi dengan nilai BKA, BKB, dan nilai rata-rata.
27.00 28.00
29.00 30.00
31.00 32.00
33.00 34.00
35.00
1 5
9 13 17 21 25 29 33 37 41 45
BKA BKB
Rata-rata Data Waktu Siklus
Gambar 5.12. Peta Kontrol Waktu Siklus Proses Blanking
Universitas Sumatera Utara
Dari Gambar 5.12. dapat dilihat bahwa data waktu siklus proses blanking yang diamati seragam.
2. Uji Kecukupan Data
Setelah data seragam maka selanjutnya dilakukan uji kecukupan data dengan rumus sebagai berikut :
2 2
2
05 .
2
∑
∑ −
∑ =
X X
X N
N
2 2
01 ,
1430 60
, 2044928
638 ,
45494 45
40
−
= N
= N
1,823 Nilai N N’ maka disimpulkan bahwa data yang telah diamati sudah cukup.
3. Perhitungan Waktu Normal
Pada penelitian ini nilai rating factor dari tim kerja yang diukur waktu siklusnya untuk proses blanking adalah 1 rf = 1. Hal ini dikarenakan kedua
tim kerja yang bekerja pada proses blanking memiliki waktu siklus pekerjaan yang mendekati rata-rata waktu siklus dari kedua tim tersebut sehingga dinilai
bahwa harga rating factor untuk tim kerja yang diamati adalah 1. Sehingga waktu normal untuk proses blanking sama dengan waktu siklusnya.
Waktu Normal Wn = Ws x Rf
= 31,78 x 1 = 31,78 detik
Universitas Sumatera Utara
4. Perhitungan Waktu Standar
Untuk menghitung besar waktu standar dapat diperoleh dari waktu normal yang telah ditambahi dengan kelonggaran–kelonggaran allowance yang
dilakukan pekerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi, menghilangkan fatigue kelelahan, atau untuk hambatan–hambatan yang tak terhindarkan. Adapun
allowance pekerja untuk proses blanking dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Allowance Operator
No Allowance
1 Tenaga yang dikeluarkan 6
2 Sikap kerja Berdiri diatas dua kaki 1,5
3 Gerakan kerja Normal 4 Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus
5 Keadaan temperatur tempat kerja Normal 6 Keadaan atmosfer Ruang yang berventilasi baik
7 Keadaan lingkungan Siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik 1
8 Kebutuhan pribadi 2,5
Jumlah 11
Perhitungan waktu standar adalah sebagai berikut: Ws
− =
Allowance Wn
100 100
− =
11 100
100 78
, 31
= 35,71 detik Maka diperoleh waktu standar untuk proses Blanking satu potong kayu selama
35,71 detik. Perhitungan waktu siklus blanking untuk setiap komponen berbeda, tergantung ukuran batch untuk masing-masing komponen dalam satu
siklus pekerjaan. Misalnya untuk ST, untuk satu siklus pekerjaan diproses
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 120 potong kayu, maka waktu siklus blanking untuk komponen ST adalah 120
× 35,71 detik = 4285,2 detik = 71,42 menit. Untuk perhitungan uji keseragaman dan kecukupan data proses lainnya
dapat dilihat pada lampiran 1, dimana diperoleh hasil bahwa seluruh data seragam dan cukup.
5.2.1.4. Pembuatan Peta untuk Setiap Kategori Proses Door-to Door Flow
Setelah diperoleh waktu standar untuk setiap proses, langkah selanjutnya adalah pembuatan peta untuk setiap kategori proses dengan menggunakan data
waktu standar setiap proses ditambah dengan data lainnya seperti changeover time, scrap, uptime, dan jumlah operator. Berikut ini akan diberikan contoh
pembuatan peta kategori proses untuk pembuatan panel dimulai dari proses blanking. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Meletakkan nama proses di bagian atas process box.
2. Memasukkan jumlah operator pada proses tersebut.
3. Melengkapi process box dengan data waktu standar, changeover time,
scrap, uptime, jam kerja, dan ukuran batch. 4.
Memasukkan lead time proses sebagai non value added time di depan process box dan waktu standar sebagai value added time di bawah process
box. Setelah keempat di atas dilakukan, maka akan diperoleh peta kategori proses
blanking untuk pembuatan panel seperti yang terlihat pada Gambar 5.13.
Universitas Sumatera Utara
Blanking CT = 124,98 min
CO = 5 min
Uptime = 100 Available = 8 jam
2
30 124,98
Lot = 210 unit Scrap = 1
Gambar 5.13. Peta Kategori Proses Blanking pada Pembuatan Panel
Untuk peta kategori proses berikutnya yaitu proses pemotongan juga dilakukan keempat langkah tersebut. Kedua peta tersebut kemudian dihubungkan dengan
tanda panah yang berarti perpidahan material ke proses selanjutnya dan dilengkapi dengan jumlah persediaan di antara kedua proses tersebut. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 5.14. berikut.
Pemotongan CT = 77,63 min
CO = 5 min
Uptime = 100 Available = 8 jam
2 Blanking
CT = 124,98 min CO = 5 min
Uptime = 100 Available = 8 jam
2
30 124,98
20 77,63
I
Lot = 210 unit
207 unit
Scrap = 0,5 Scrap = 1
Gambar 5.14. Peta Kategori Proses Blanking dan Pemotongan pada Pembuatan Panel
Demikian selanjutnya hingga proses pembuatan pintu colonial 8P selesai. Lead time proses akan disesuaikan dengan tersedianya mesin yang akan digunakan.
Semakin lama material menunggu untuk diproses maka lead time juga akan semakin panjang.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.5. Pembentukan Peta Aliran Keseluruhan Pabrik
Setelah peta kategori proses selesai dibuat, selanjutnya pada tahap ini setiap proses sepanjang value stream digabungkan dengan aliran material dan
aliran informasi sehingga menjadi satu kesatuan aliran dalam pabrik. Pengertian mengenai kedua aliran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aliran Material
Aliran material menggambarkan pergerakan material utama dalam proses produksi disepanjang value stream. Material utama yang digunakan adalah
kayu potong. 2.
Aliran Informasi Aliran informasi yang digunakan perusahaan ada dua jenis, yaitu:
a. Manual Information Flow
Berupa aliran informasi yang terjadi secara manual. Aliran informasi ini terjadi antara bagian perencanaan produksi dengan kepala produksi, dan
kepada setiap mandor di lantai produksi. Secara garis besar, lantai produksi dibagi atas empat bagian dimana masing-masing bagian dikepalai
oleh seorang mandor. Keempat bagian tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Proses I, meliputi proses pembuatan seluruh komponen pintu kecuali panel.
2. Proses II, meliputi proses pembuatan panel
3. Assembling, meliputi proses setting, perakitan, dan pengepresan
4. Finishing dan Packing, meliputi proses penghalusan, finishing, dan
packing.
Universitas Sumatera Utara
Bagian perencanaan produksi akan menurunkan surat perintah kerja SPK kepada kepala produksi untuk kemudian diteruskan kepada masing-masing
mandor. SPK dikeluarkan secara berkala dan mandor akan memberikan laporan dari bagiannya masing-masing di setiap akhir jam kerja untuk
setiap harinya kepada kepala produksi kemudian dilanjutkan ke bagian perencanaan produksi.
b. Electronic Information Flow
Merupakan informasi yang disampaikan dengan menggunakan perangkat elektronik. Aliran informasi ini terjadi antara bagian perencanaan produksi
dengan bagian pemasaran, supplier bahan baku, dan antara bagian pemasaran dengan para pelanggan. Waktu pemesanan dari pelanggan tidak
tetap. Setiap order yang diterima bagian pemasaran tidak akan langsung disetujui karena bagian pemasaran akan menanyakan bagian perencanaan
dan bagian produksi mengenai keadaan di lantai pabrik apakah dapat memenuhi permintaan dalam jangka waktu yang diinginkan pihak
pelanggan, jika tidak, bagian pemasaran biasanya akan meminta tambahan waktu kepada pelanggan.
Current State Map produk pintu colonial 8P dapat dilihat pada Gambar 5.15.
Universitas Sumatera Utara
Pemotongan CT = 56,46 min
Pengeboran CT = 27,66 min
Profil CT = 53,79 min
CO = 5 min CO = 10 min
CO = 5 min Uptime = 100
Uptime = 100 Uptime = 100
Available = 8 jam Available = 8 jam
Available = 8 jam 2
1 2
Pemotongan CT = 65,30 min
Profil Sisi Pendek CT = 75,94 min
Pengeboran Sisi Panjang
CT = 20,67 min CO = 5 min
CO = 5 min CO = 5 min
Uptime = 100 Uptime = 100
Uptime = 100 Available = 8 jam
Available = 8 jam Available = 8 jam
2 1
1 Pengeboran Sisi
Pendek CT = 6,54 min
Profil Sisi Panjang CT = 10,35 min
CO = 5 min CO = 5 min
Uptime = 100 Uptime = 100
Available = 8 jam Available = 8 jam
1 2
Pengeboran Sisi Panjang
CT = 97,08 min CO = 5 min
Uptime = 100 Available = 8 jam
1 Pengeboran Sisi
Pendek CT = 19,95 min
Profil Sisi Panjang CT = 31,96 min
Pemasangan Dowel CT = 37,04 min
CO = 5 min CO = 5 min
CO = - Uptime = 100
Uptime = 100 Uptime = 100
Available = 8 jam Available = 8 jam
Available = 8 jam 1
2 2
Pemotongan CT = 65,82 min
Pembelahan CT = 13,74 min
CO = 5 min CO = 5 min
Uptime = 100 Uptime = 100
Available = 8 jam Available = 8 jam
2 2
Profil Sisi Pendek CT = 36,02 min
Pengeboran Sisi Panjang
CT = 37,70 min CO = 5 min
CO = 5 min Uptime = 100
Uptime = 100 Available = 8 jam
Available = 8 jam 1
1 Pengeboran Sisi
Pendek CT = 11,70 min
Profil Sisi Panjang CT = 19,84 min
Pemasangan Dowel
CO = 5 min CO = 5 min
Uptime = 100 Uptime = 100
Available = 8 jam Available = 8 jam
1 2
Pemotongan CT = 46,98 min
Profil Sisi Pendek CT = 83,66 min
Pengeboran Sisi Pendek
CT = 48,94 min CO = 5 min
CO = 5 min CO = 5 min
Uptime = 100 Uptime = 100
Uptime = 100 Available = 8 jam
Available = 8 jam Available = 8 jam
2 1
1 Profil Sisi Panjang
CT = 25,40 min Pemasangan Dowel
CT = 53,58 min CO = 5 min
CO = - Uptime = 100
Uptime = 100 Available = 8 jam
Available = 8 jam 2
1 Pemotongan
CT = 77,63 min Pembelahan
CT = 23,37 min CO = 5 min
CO = 5 min Uptime = 100
Uptime = 100 Available = 8 jam
Available = 8 jam 2
2 Pemotongan
CT = 45,95 min Profil
CT = 41,25 min CO = 5 min
CO = 5 min Uptime = 100
Uptime = 100 Available = 8 jam
Available = 8 jam 2
Sanding Profil CT = 30,33 min
Sanding Permukaan
CT = 33,27 min CO = -
CO = 5 min Uptime = 100
Uptime = 100 Available = 8 jam
Available = 8 jam 6
Pembelahan CT = 23,12 min
CO = 5 min Uptime = 100
Available = 8 jam
2 Proses Dowel
CT = 41,91 min Pemotongan
CT = 13,22 min CO = -
CO = - Uptime = 100
Uptime = 100 Available = 8 jam
Available = 8 jam 1
2 Pengeringan
CT = 21 hari CO = -
Uptime = 100 Available = 24 Jam
Kepala Produksi Perencanaan Produksi
Mandor 1 Proses I
Mandor 2 Proses II
Mandor 3 Assembling
Mandor 4 Finishing,
Packing
Supplier
Raw Material
Setting CT = 34,30 min
CO = - Uptime = 100
Available = 8 jam
1 Perakitan
CT = 38,07 min Pengepresan
CT = 32,00 min CO = -
CO = 5 min Uptime = 100
Uptime = 100 Available = 8 jam
Available = 8 jam 3
Penghalusan CT = 76,72 min
CO = 5 min Uptime = 100
Available = 8 jam
Finishing CT = 41,65 min
Packing CT = 45,94 min
CO = - CO = -
Uptime = 100 Uptime = 100
Available = 8 jam Available = 8 jam
1 2
Molding CT = 63,45 min
CO = 5 min Uptime = 100
Available = 8 jam
3 Molding
CT = 105,43 min CO = 5 min
Uptime = 100 Available = 8 jam
3 Pemasangan Dowel
CT = 22,81 min CO = -
Uptime = 100 Available = 8 jam
1
Molding CT = 52,97 min
CO = 5 min Uptime = 100
Available = 8 jam
3 Pemasangan Dowel
CT = 59,73 min CO = -
Uptime = 100 Available = 8 jam
1 Molding
CT = 58,60 min CO = 5 min
Uptime = 100 Available = 8 jam
3 Rolling
CT = 26,05 min CO = -
Uptime = 100 Available = 8 jam
1
Rolling CT = 58,14 min
CO = - Uptime = 100
Available = 8 jam
1 Laminating
CT = 33,90 min CO = -
Uptime = 100 Available = 8 jam
4
Laminating CT = 135,61 min
CO = - Uptime = 100
Available = 8 jam
4 Molding
CT = 45,46 min CO = 5 min
Uptime = 100 Available = 8 jam
3 Pengepresan
Pemasangan Dowel
Gudang Penyimpanan
6
Customer
Weekly
Proses II
Daily
Proses I
Assembling Finishing,
Packing
Daily Order Order
per Order
ST TR
MR BR
M
P D
Blanking CT = 53,57 min
CO = 5 min Uptime = 100
Available = 8 jam
2 Blanking
CT = 71,42 min CO = 5 min
Uptime = 100 Available = 8 jam
2 Blanking
CT = 53,57 min CO = 5 min
Uptime = 100 Available = 8 jam
2
Penyimpanan Sementara
Blanking CT = 35,71 min
CO = 5 min Uptime = 100
Available = 8 jam
2 Blanking
CT = 124,98 min CO = 5 min
Uptime = 100 Available = 8 jam
2
160 71,42
25 56,46
63 63,45
30 27,66
20 53,79
90 53,57
20 65,30
20 107,41
20 75,94
65 20,67
20 108
6,54 20
10,35 20
22,81 97,08
20 19,95
20 31,96
20 37,04
20
Setting Setting
Setting Setting
Perakitan
53,57 20
65,82 20
26,05 30
33,90 25
13,74 20
52,97 20
36,02 20
37,70 20
11,70 20
19,84 20
59,73 175
35,71 20
46,98 20
58,60 20
83,66 20
48,94 20
25,40 20
53,58 30
124,98 20
77,63 20
58,14 45
135,61 20
23,37 20
45,46 20
45,95 20
41,25 15
30,33 30
33,27 20
23,12 15
41,91 20
13,22 34,30
40 38,07
30 32,00
20 76,72
20 41,65
15 45,94
20
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I I
I
I I
I I
I
2 2
2
I I
I I
I
Lot = 120 unit Lot = 90 unit
Lot = 90 unit Lot = 60 unit
Lot = 210 unit Lot = 55 unit
118 unit
117 unit
115 unit
114 unit
113 unit
89 unit
265 unit
262 unit
65 unit
64 unit
195 unit
62 unit
61 unit
61 unit
194 unit
193 unit
191 unit
191 unit
89 unit
265 unit
265 unit
62 unit
123 unit
121 unit
120 unit
119 unit
118 unit
116 unit
116 unit
59 unit
294 unit
291 unit
289 unit
287 unit
284 unit
284 unit
207 unit
617 unit
617 unit
231 unit
229 unit
226 unit
449 unit
446 unit
446 unit
446 unit
226 unit
449 unit
444 unit
2220 unit
55 unit
54 unit
53 unit
I 53
unit 53
unit 53
unit
Gambar 5.15. Current State Map PT. Mahogany Lestari
427 53,79
178 10
170 168
74 10
V-24
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.6. Peramalan Jumlah Permintaan dengan Metode Time-Series
Untuk dapat melakukan peramalan terhadap jumlah permintaan produk pintu colonial 8P satu periode berikutnya yaitu untuk Juni 2010, akan dilakukan
beberapa langkah peramalan. Langkah-langkah peramalan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mendefenisikan tujuan peramalan
Tujuan peramalan adalah untuk mengestimasi atau memperkirakan jumlah permintaan produk pintu colonial 8P pada Juni 2010.
2. Pembuatan scatter diagram
Melalui scatter diagram, dapat dilihat bagaimana pola dari data yang digunakan. Gambar diagram pencar jumlah permintaan produk pintu
colonial 8P selama 12 periode sebelumnya dapat dilihat pada Gambar 5.16.
Scatter Diagram Produksi Pintu Colonial 8P tahun 2009-2010
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500
2 4
6 8
10 12
14
Periode
J lh
P ro
d u
k s
i u
n it
Gambar 5.16. Scatter Diagram Jumlah Permintaan Produk Pintu Colonial 8P
Universitas Sumatera Utara
3. Memilih metode peramalan
Dalam melakukan peramalan jumlah permintaan produk pintu colonial 8P untuk periode Juni 2010 akan digunakan dua metode berdasarkan pola dari
scatter diagram. Metode peramalan yang akan digunakan adalah kuadratis dan siklis.
4. Perhitungan parameter peramalan
Berikut akan dihitung nilai dari setiap parameter-parameter dari metode peramalan yang akan digunakan.
a. Metode Kuadratis
Fungsi peramalan : Y = a + bx + cx
2
Tabel 5.6. Perhitungan Parameter Peramalan untuk Metode Kuadratis X
Y X
2
X
3
X
4
XY X
2
Y
1 1876
1 1
1 1876
1876 2
1442 4
8 16
2884 5768
3 2574
9 27
81 7722
23166 4
1204 16
64 256
4816 19264
5 1252
25 125
625 6260
31300 6
1542 36
216 1296
9252 55512
7 1758
49 343
2401 12306
86142 8
1128 64
512 4096
9024 72192
9 1382
81 729
6561 12438
111942 10
1562 100
1000 10000
15620 156200
11 1756
121 1331
14641 19316
212476 12
3078 144
1728 20736
36936 443232
78 20554
650 6084
60710 138450
1219070 α =
∑ ∑ ∑
−
3 2
X n
X X
= 78650 – 126084 = -22308 β =
∑ ∑
−
2 2
X n
X = 78
2
– 12650 = -1716 γ =
∑ ∑
−
4 2
2
X n
X = 650
2
– 1260710 = -306020
Universitas Sumatera Utara
δ =
∑ ∑ ∑
− XY
n Y
X
= 7818767 – 12138450 = -58188 θ =
∑ ∑ ∑
− Y
X n
Y X
2 2
= 65020554 – 121219070 = -1268740
b =
2
. .
. α
β γ
α θ
δ γ
− −
= 22308
1716 306020
22308 1268740
58188 306020
2
− −
− −
− −
− −
− = -381,92
c = γ
α θ b
− =
306020 22308
92 ,
381 1268740
− −
− −
−
= 31,99
a = n
X c
X b
Y
∑ ∑ ∑
− −
2
=
12 650
99 ,
31 78
92 ,
381 20554
− −
−
= 2462,68
Fungsi peramalan untuk metode kuadratis adalah : Y = 2462,68 - 381,92x + 31,99 x
2
b. Metode Siklis
Fungsi peramalan : Y = a + b sin
n
X π
2 + c cos
n X
π 2
Tabel 5.7. Perhitungan Parameter Peramalan untuk Metode Siklis
X Y
2πxn Sin
Y. Sin Cos
Y. Cos Sin . Cos
Sin2 Cos2
1 1876
30 0,500
938,000 0,866
1624,664 0,433
0,250 0,750
2 1442
60 0,866
1248,809 0,500
721,000 0,433
0,750 0,250
3 2574
90 1,000
2574,000 0,000
0,000 0,000
1,000 0,000
4 1204
120 0,866
1042,695 -0,500
-602,000 -0,433
0,750 0,250
5 1252
150 0,500
626,000 -0,866
-1084,264 -0,433
0,250 0,750
6 1542
180 0,000
0,000 -1,000
-1542,000 0,000
0,000 1,000
7 1758
210 -0,500
-879,000 -0,866
-1522,473 0,433
0,250 0,750
8 1128
240 -0,866
-976,877 -0,500
-564,000 0,433
0,750 0,250
9 1382
270 -1,000
-1382,000 0,000
0,000 0,000
1,000 0,000
10 1562
300 -0,866
-1352,732 0,500
781,000 -0,433
0,750 0,250
11 1756
330 -0,500
-878,000 0,866
1520,741 -0,433
0,250 0,750
12 3078
360 0,000
0,000 1,000
3078,000 0,000
0,000 1,000
78,000 20554
2340 0,000
960,895 0,000
2410,668 0,000
6,000 6,000
Universitas Sumatera Utara
∑
Y
= na + b
∑
n X
π 2
sin + c
∑
n X
π 2
cos 20554 = 12a + b0 + c0
20554 = 12a a = 1712,833
∑ ∑
∑ ∑
+
+
=
n
X n
X c
n X
b n
X a
n X
Y π
π π
π π
2 cos
2 sin
2 sin
2 sin
2 sin
2
960,895 = a0 + b 6+ c 0 960,895 = 6b
b = 160,149
∑ ∑
∑ ∑
+
+
=
n
X c
n X
n X
b n
X a
n X
Y π
π π
π π
2 cos
2 cos
2 sin
2 cos
2 cos
2
2410,668 = a 0 + b 0 + c 6 2410,668 = 6c
c = 401,778 Fungsi peramalan untuk metode siklis adalah :
Y = 1712,833+ 160,149 sin
n
X π
2 + 401,778 cos
n X
π 2
5. Menghitung kesalahan dari setiap metode peramalan
Perhitungan kesalahan dari setiap metode peramalan adalah dengan menggunakan metode SEE Standard Error of Estimation dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
f n
Y Y
SEE −
− =
∑
2
dimana: f = derajat kebebasan
untuk metode kuadratis, f = 3 untuk metode siklis, f = 3
a. Metode kuadratis
Derajat kebebasan f = 3
Tabel 5.8. Perhitungan SEE untuk Metode Kuadratis X
Y Y
Y-Y Y-Y
2
1 1876 2112,7527 -236,7527
56051,8633 2
1442 1826,7967 -384,7967 148068,503
3 2574 1604,8137 969,18631 939322,111
4 1204 1446,8037 -242,8037
58953,6349 5
1252 1352,7667 -100,7667 10153,9345
6 1542 1322,7028
219,2972 48091,2632
7 1758 1356,6119 401,38811 161112,416
8 1128
1454,494 -326,494
106598,336 9
1382 1616,3492 -234,3492 54919,5245
10 1562 1842,1773 -280,1773 78499,3321 11 1756 2131,9785 -375,9785 141359,849
12 3078 2485,7527 592,24725 350756,808
Total 2153887,58
SEE
kuadratis
= 3
12 58
, 2153887
− = 489,20
Universitas Sumatera Utara
b. Metode siklis
Derajat kebebasan f = 3
Tabel 5.9. Perhitungan SEE untuk Metode Siklis X
Y Y
Y-Y Y-Y
2
1 1876
2140,86 -264,858
70149,672 2
1442 2052,42
-610,416 372607,139
3 2574
1872,98 701,018
491425,563 4
1204 1650,64
-446,638 199485,128
5 1252
1444,96 -192,958
37232,782 6
1542 1311,06
230,945 53335,424
7 1758
1284,81 473,191
223909,880 8
1128 1373,25
-245,251 60148,112
9 1382
1552,68 -170,684
29133,091 10
1562 1775,03
-213,029 45381,392
11 1756
1980,71 -224,709
50493,993 12
3078 2114,61
963,389 928117,787
Total
2561419,963
SEE
siklis
= 3
12 963
, 2561419
− = 533,481
6. Memilih metode terbaik
Untuk memilih metode terbaik adalah dengan melihat nilai SEE yang terkecil dari kedua metode tersebut. Dua nilai SEE yang terkecil akan
dibandingkan, dan dilakukan pengujian hipotesa. Ho : SEE kuadratis
≤ SEE siklis Hi : SEE kuadratis SEE siklis
α = 0.05 F
tabel
= F
0.05,11,11
= 2,82
Universitas Sumatera Utara
Uji statistik :
F
hitung
=
2
siklis kuadratis
SEE SEE
F
hitung
=
2
481 ,
533 20
, 489
= 0,84 Kesimpulan: Nilai F
hitung
F
tabel
sehingga Ho diterima, dan metode yang digunakan adalah metode kuadratis dengan persamaan :
Y = 2462,68 - 381,92x + 31,99 x
2
7. Verifikasi peramalan
Tujuan dilakukannya proses verifikasi adalah untuk mengetahui apakah fungsi yang telah ditentukan dapat mewakili data yang akan diramalkan.
Tabel 5.10. Perhitungan Hasil Verifikasi X
Y Y
Y-Y MR
1 1876
2113 -237
2 1442
1827 -385
148 3
2574 1605
969 1354
4 1204
1447 -243
1212 5
1252 1353
-101 142
6 1542
1323 219
320 7
1758 1357
401 182
8 1128
1455 -327
728 9
1382 1617
-235 92
10 1562
1842 -280
46 11
1756 2132
-376 96
12 3078
2486 592
968
Total 5288
73 ,
480 1
12 5288
1 =
− =
− =
∑
n MR
MR BKA = 2.66 x
MR = 2.66 x 480,73 = 1278,74
Universitas Sumatera Utara
13 BKA = 13 x 1278,74= 426,25 23 BKA = 23 x 1278,74= 852,5
BKB = -2.66 x MR = -2.66 x 480,73 = -1278,74
13 BKB = 13 x -1278,74 = -426,25 23 BKB = 23 x -1278,74 = -852,5
Moving Range Chart
-1500 -1000
-500 500
1000 1500
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Periode
BKA 13 BKA
23 BKB Y-Y
BKB 13 BKB
23 BKB
Gambar 5.17. Moving Range Chart Penjualan Pintu Colonial 8P
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada data yang berada di luar batas kontrol sehingga metode peramalan sudah representatif. Sehingga peramalan
jumlah permintaan untuk periode bulan Juni 2010 atau periode ke-13 dilakukan dengan menggunakan metode kuadratis dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut : Y = 2462,68 - 381,92 x + 31,99 x
2
= 2462,68 - 381,92 13 + 31,99 13
2
= 2904.03 ≈ 2905 unit.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.7. Perhitungan Takt Time
Takt time menunjukkan seberapa sering seharusnya suatu produk harus diproduksi dalam sehari untuk memenuhi rata-rata permintaan pelanggan. Sesuai
dengan hasil peramalan, jumlah pintu colonial 8P yang akan diproduksi untuk Juni 2010 adalah 2905 unit. Dalam satu bulan terdiri atas empat minggu dan di
setiap minggu terdapat 40 jam kerja. Penggunaan rata-rata mingguan karena pengiriman kepada konsumen dilakukan sekali dalam seminggu
week per
demand Customer
week per
time work
Available Time
Takt =
=
4 2905
month unit
= 727 unitweek Dikarenakan PT. Mahogany Lestari juga memproduksi produk lainnya, maka
dalam hal ini jam kerja yang tersedia untuk produksi pintu 8P akan dilihat dari perbandingan rata-rata produksi total dengan rata-rata produksi pintu 8P selama
setahun. Dari Tabel 5.15. diperoleh informasi bahwa produksi pintu 8P memiliki porsi sebesar 34,12 dari keseluruhan produksi dalam sebulan. Persentase ini
kemudian digunakan untuk menghitung ketersediaan jam kerja untuk memproduksi produk ini dalam satu minggu. Dalam satu minggu terdapat 40 jam
kerja atau sama dengan 2400 menit, sehingga jumlah jam kerja yang tersedia untuk produksi pintu 8P adalah 34,12 dari 2400 menit, yaitu 818,88 menit.
Perhitungan takt time dilakukan pada setiap proses, dimulai dari proses paling akhir yaitu proses packing.
Uptime = 100 dan Scrap = 0
Universitas Sumatera Utara
Customer demand rate per week =
− 1
scrap Uptime
Output
=
−
1 100
727 week
unit
= 727 unitweek
727 88
. 818
= =
week per
rate demand
Customer week
per time
working Available
time Takt
= 1,13 menitunit Customer demand rate per day pada proses pengepakan akan menjadi dasar
perhitungan customer demand rate per day pada proses sebelumnya, yaitu proses finishing sesuai dengan prinsip pull system. Bagian finishing memiliki 20 tim
kerja, sehingga jam tersedia dikali 20 menjadi 16377,6 menit. Uptime = 100 dan Scrap = 0
Customer demand rate per week =
− 1
scrap Uptime
Output
=
−
1 100
727 week
unit
= 727 unitweek
727 6
, 16377
= =
week per
rate demand
Customer week
per time
working Available
time Takt
= 22,53 menitunit
Universitas Sumatera Utara
Dengan cara yang sama, dilakukan perhitungan takt time untuk proses penghalusan, pengepresan, perakitan, dan setting yang dapat dilihat pada Tabel
5.11. berikut.
Tabel 5.11. Takt Time Untuk Proses Penghalusan, Pengepresan, Perakitan, dan Setting
Proses Uptime Scrap
Customer Rateweek unit
Takt Time menitunit
Penghalusan 100 727
1,13 Pengepresan 100 0,1
728 2,25
Perakitan 100 0,1
729 2,25
Setting 100
729 1,12
Setelah diketahui jumlah pintu yang dibutuhkan di bagian setting sebanyak 729 unit, maka untuk bagian selanjutnya, takt time akan dihitung berdasarkan jumlah
komponen yang dibutuhkan. Misalnya untuk perhitungan untuk bagian ST, jika diproduksi sebanyak 729 unit pintu, maka dibutuhkan sebanyak 2
× 729 = 1458 unit ST untuk di bagian setting. Begitu juga perhitungan jumlah kebutuhan
komponen untuk TR, MR, BR, M, dan Panel. Perhitungan kebutuhan jumlah komponen di bagian pemasangan dowel sama dengan di bagian setting.
Perhitungan takt time tidak dilakukan untuk dowel dikarenakan dowel selalu tersedia di bagian pemasangan dowel.
Perhitungan takt time selanjutnya dilakukan untuk bagian profil panjang yang memiliki jam kerja selama 2456,64 menit selama seminggu, dapat dilihat
pada Tabel 5.12.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12. Takt Time Untuk Proses Profil Panjang
Komponen Uptime Scrap Kebutuhan
di Bagian Setting
Customer Rateweek
unit Persentase
Kebutuhan Komponen
Takt Time menitunit
ST 100
1 1458
1473 18,18
0,30 TR
100 1
729 737
9,09 0,30
MR 100
1 2187
2210 27,27
0,30 BR
100 1
729 737
9,09 0,30
M 100
1 2916
2946 36,37
0,30 Perhitungan takt time selanjutnya dilakukan untuk pengeboran sisi pendek
untuk bagian M yang memiliki jam kerja 818,88 menit adalah sebagai berikut: Uptime = 100 dan Scrap = 0,5
Customer demand rate per week =
− 1
scrap Uptime
Output
=
−
005 ,
1 100
2946 week
unit
= 2961 unitweek
2961 88
, 818
= =
week per
rate demand
Customer week
per time
working Available
time Takt
= 0,28 menitunit
Sedangkan untuk bagian TR, MR, dan BR yang memiliki jam kerja 818,88 menit selama seminggu dapat dilihat pada Tabel 5.13. berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.13. Takt Time Untuk Proses Pengeboran Sisi Pendek
Komponen Uptime Scrap Kebutuhan
di Bagian Profil
Panjang Customer
Rateweek unit
Persentase Kebutuhan
Komponen Takt Time
menitunit
TR 100
0,5 737
741 20
0,22 MR
100 0,5
2210 2222
60 0,22
BR 100
0,5 737
741 20
0,22
Perhitungan takt time selanjutnya dilakukan untuk bagian pengeboran sisi panjang. Untuk bagian ST, pengeboran sisi panjang memiliki jam kerja 818,88
menit selama seminggu. Uptime = 100 dan Scrap = 0,5
Customer demand rate per week =
− 1
scrap Uptime
Output
=
−
005 ,
1 100
1473 week
unit
= 1481 unitweek
1481 88
, 818
= =
week per
rate demand
Customer week
per time
working Available
time Takt
= 0,55 menitunit
Sedangkan untuk bagian TR, MR, dan BR yang memiliki jam kerja 818,88 menit selama seminggu dapat dilihat pada Tabel 5.14. berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14. Takt Time Untuk Proses Pengeboran Sisi Panjang
Komponen Uptime Scrap Kebutuhan
di Bagian Bor Pendek
Customer Rateweek
unit Persentase
Kebutuhan Komponen
Takt Time menitunit
TR 100
0,5 741
745 20
0,22 MR
100 0,5
2222 2234
60 0,22
BR 100
0,5 741
745 20
0,22
Perhitungan takt time selanjutnya dilakukan untuk bagian profil sisi pendek yang memiliki jam kerja 2456,64 menit selama seminggu dapat dilihat
pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Takt Time Untuk Proses Profil Sisi Pendek
Komponen Uptime Scrap
Kebutuhan di Bagian
Sebelumnya Customer
Rateweek unit
Persentase Kebutuhan
Komponen Takt Time
menitunit
TR dan MR 100
0,5 2979
2994 44,56
0,73 BR
100 0,5
745 749
11,15 0,73
M 100
0,5 2961
2976 44,29
0,73
Panel yang dibutuhkan pada bagian setting adalah 729 × 8 = 5832 unit.
Takt time untuk proses panel dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16. Takt Time Untuk Panel
Proses Uptime
Scrap Customer
Rateweek unit
Takt Time menitunit
Sanding Permukaan 100
5832 1,12
Sanding Profil 100
5832 0,28
Profil 100
0,5 5862
0,56 Pemotongan Ukuran
100 0,5
5892 0,14
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan takt time selanjutnya dilakukan untuk bagian molding yang memiliki jam kerja 2456,64 menit selama seminggu dapat dilihat pada Tabel 5.17.
Tabel 5.17. Takt Time Untuk Proses Molding
Komponen Uptime Scrap Kebutuhan
di Bagian Sebelumnya
Customer Rateweek
unit Persentase
Kebutuhan Komponen
Takt Time menitunit
ST 100
1 1481
1496 13,29
0,22 TR MR
100 1
2994 3025
26,86 0,22
BR 100
1 749
757 6,72
0,22 M
100 1
2976 3006
26,70 0,22
Panel 100
1 2946
2976 26,43
0,22
Perhitungan takt time selanjutnya dilakukan untuk bagian pembelahan untuk bagian BR dan panel yang memiliki jam kerja 1637,76 menit selama
seminggu dapat dilihat pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18. Takt Time Untuk Proses Pembelahan
Komponen Uptime Scrap Kebutuhan
di Bagian Sebelumnya
Customer Rateweek
unit Persentase
Kebutuhan Komponen
Takt Time menitunit
BR 100 0,5
757 761
20,28 0,44
Panel 100 0,5
2976 2991
79,72 0,44
Perhitungan takt time untuk laminating BR dan panel yang memiliki jam
kerja 818,88 menit selama seminggu dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.19. Takt Time Untuk Proses Laminating
Komponen Uptime Scrap Kebutuhan
di Bagian Sebelumnya
Customer Rateweek
siklus Persentase
Kebutuhan Komponen
Takt Time menitsiklus
BR 100
761 7
21,87 25,59
Panel 100
2991 25
78,13 25,59
Perhitungan takt time selanjutnya dilakukan untuk bagian rolling untuk bagian BR dan panel yang memiliki jam kerja 818,88 menit selama seminggu
dapat dilihat pada Tabel 5.20.
Tabel 5.20. Takt Time Untuk Proses Rolling
Komponen Uptime Scrap Kebutuhan
di Bagian Sebelumnya
Customer Rateweek
unit Persentase
Kebutuhan Komponen
Takt Time menitunit
BR 100
1302 1302
21,88 0,28
Panel 100
4650 4650
78,12 0,28
Perhitungan takt time selanjutnya dilakukan untuk bagian pemotongan yang memiliki jam kerja 3275,52 menit selama seminggu dapat dilihat pada Tabel
5.21.
Tabel 5.21. Takt Time Untuk Proses Pemotongan
Komponen Uptime Scrap Kebutuhan
di Bagian Sebelumnya
Customer Rateweek
unit Persentase
Kebutuhan Komponen
Takt Time menitunit
ST 100 0,5
1496 1504
29,38 0,64
TR MR 100 0,5
1009 1014
19,82 0,64
BR 100 0,5
434 436
8,53 0,64
M 100 0,5
602 605
11,83 0,64
Panel 100 0,5
1550 1558
30,44 0,64
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan takt time terakhir dilakukan untuk bagian blanking yang memiliki jam kerja 1637,76 menit selama seminggu.
Uptime = 100 dan Scrap = 1 Customer demand rate per week
=
− 1
scrap Uptime
Output
=
−
01 ,
1 100
5117 week
unit
= 5169 unitweek
5169 76
, 1637
= =
week per
rate demand
Customer week
per time
working Available
time Takt
= 0,32 menitunit
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis 6.1.1. Analisis Current State Map
Current state map yang terdapat pada bab sebelumnya akan dijadikan acuan untuk mengidentifikasi pemborosan yang terjadi di sepanjang value stream.
Tahapan analisis yang dilakukan terhadap current state map adalah sebagai berikut:
1. Mengelompokan kegiatan yang termasuk value added VA dan non value
added NVA Dalam tahapan ini akan dikelompokan aktivitas yang termasuk dalam
value added dan non value added. Pengelompokan ini dilakukan untuk setiap komponen sebelum tiba di bagian setting. Nilai untuk value added time
diperoleh dari waktu proses yang terdapat pada current state map. Sedangkan untuk non value added time adalah lead time dari masing-masing proses
tersebut yang juga diperoleh dari current state map. Pengelompokan aktivitas untuk komponen Stile dapat dilihat pada Tabel 6.1. berikut.
Tabel 6.1. Aktivitas Value Added dan Non Value Added Komponen Stile Aktivitas
Value Added Waktu
Standar menit
Aktivitas Non Value Added Waktu
menit
Blanking 71,42
Kayu dari tempat penyimpanan sementara dibawa ke bagian blanking dan menunggu untuk diketam dua sisi
160
Universitas Sumatera Utara