Morfologi tanaman Kegunaan gambir Pengolahan gambir

9. Alkaloid pada gambir terdapat 7 macam, yaitu dihidro gambirtaninna, gambirdina, gambirtanina, gambirina, isogambirina, auroparina, oksogambirtaninHiller K dan Melzig, 2007 Tabel 2.1. Taksonomi Tanaman Gambir Keplinger, 1999

2.1.1 Morfologi tanaman

Tanaman gambir Uncaria Gambir Roxb biasa tumbuh liar di hutan dan tempat- tempat lainnya yang bertanah agak miring dan cukup mendapatkan sinar matahari serta curah hujan merata setiap tahun. Biasanya tumbuh di ketinggian antara 200 m - 900 m di atas permukaan laut. Tanaman ini kebanyakan berada di daerah Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan perdu yang memiliki batang keras yang membelit. Daunnya bertangkai pendek dan berwarna hijau muda. Bunganya berwarna putih, berbentuk kecil-kecil dan tongkol bulat. Bagian gambir yang dipanen adalah daun dan ranting yang selanjutnya diolah untuk menghasilkan ekstrak gambir yang bernilai ekonomis. Zamarel dan Hadad,1999. Panen dan pemangkasan daun dilakukan setelah tanaman berumur 1,50 tahun. Pemangkasan dilakukan 2-3 kali setahun dengan selang 4-6 bulan. Pangkasan daun dan ranting harus segera diolah, karena jika pengolahan ditunda lebih dari 24jam, getahnya akan berkurang Zamarel dan Hadad, 1999. Kerajaan Plantae Divisi Angiosperms Sub Divisi Eudicots Kelas Asterids Ordo Gentianales Familia Rubiaceae Genus Uncaria Spesies Uncaria gambir Roxb Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Kegunaan gambir

Antara kegunaan gambir yaitu mengobati mencret daunnya, perut mulas, eksema, disentri, radang gusi getahnya, radang tenggorokan, demam-kuning, batuk, haid banyak dan berdarah.

2.1.3 Pengolahan gambir

Proses pengolahan gambir adalah proses pengeluaran getah yang terkandung dalam daun dan ranting dengan menggunakan alat pengepres, sedangkan bahan yang akan dikeluarkan adalah catechin, kandungan inilah yang menentukan persyaratan mutu gambir. Bagian gambir yang dipanen adalah daun dan ranting yang selanjutnya diolah untuk menghasilkan ekstrak gambir yang bernilai ekonomis. Zamarel dan Hadad,1999. Panen dan pemangkasan daun dilakukan setelah tanaman berumur 1,50 tahun. Pemangkasan dilakukan 2-3 kali setahun dengan selang 4-6 bulan. Pangkasan daun dan ranting harus segera diolah, karena jika pengolahan ditunda lebih dari 24jam, getahnya akan berkurang Zamarel dan Hadad,1999 Secara garis besarnya ada beberapa tahapan pengolahan yag harus dilalui, setelah membawa bahan yang telah dipanen ke tempat kempa dan dilakukan penimbangan bahan. Tahapan pengolahan gambir terdiri dari : 1. Perebusan Bahan Daun dan ranting yang telah dipetik dimasukkan ke dalam wadah berupa keranjang bambu kapuak = Minangkabau dengan terlebih dahulu bagian dalam kapuak tersebut dipasang rajut jala. Bahan baku dalam wadah harus dipadatkan sedemikian rupa. Secara tradisional, para petani melakukan pekerjaan ini dengan cara bergantung pada palang rumah kempa lalu menghentak-hentakkan kakinya terhadap bahan baku di dalam wadah dengan kekuatan penuh. Pada proses perebusan ini yang terpenting adalah proses melepaskan catechin dari sel daun. Terlepasnya catechin ini akan menentukan besar rendemen gambir yang dihasilkan. Proses melepaskan butiran catechin ini sangat tergantung dengan proses perebusan yang tepat. Perebusan secara tradisional dilaksanakan selama lebih kurang 1,5 jam untuk setiap kapuaknya. Selama perebusan dilakukan sekali pembalikan kapuak sehingga perebusan merata ke seluruh bahan. Selain itu, buntelan gambir kadang ditusuk- Universitas Sumatera Utara tusuk dengan kayu runcing guna memberikan jalan air panas masuk ke dalam buntelan gambir tersebut. 2. Pengempaan Bahan Bahan yang telah direbus kemudian dikempa dengan menggunakan alat kempa. Secara tradisional, bahan yang akan dikempa terlebih dahulu harus dililit dengan tali untuk memudahkan proses pengempaan dan menjaga supaya bahan yang dikempa tidak berserakan. Proses pelilitan ini membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit. Alat kempa yang selama ini digunakan oleh petani tidak memungkinkan untuk dilakukan berulang kali untuk satu satuan bahan karena waktu yang digunakan untuk satu kali pengempaan cukup lama, sehingga mengakibatkan panas yang dikandung bahan setelah perebusan akan berkurang. Selanjutnya lilitan tersebut juga akan menyebabkan tidak optimalnya pengempaan yang dilakukan karena tertahan oleh tali pelilit. Keadaan ini menyebabkan proses keluarnya getah tidak optimal karena suhu bahan sudah berkurang, dimana oleh Suherdi 1994 dijelaskan bahwa suhu yang dibutuhkan oleh getah gambir untuk lepas dari jaringan daun dan ranting secara optimal tidak boleh kurang dari 90 C. Dalam pengempaan gambir ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu : rendemen, tekanan maksimum di dalam buntelan gambir, kadar catechin gambir kering, kadar abu, kadar air setelah pengeringan. Hasil pengempaan daun gambir dari perebusan tradisional, masih menyisakan lebih kurang 25 dari lembaran daun yang telah terkempa masih memiliki warna hijau daun yang pekat dan tebal hal ini menandakan bahwa bagian yang masih berwarna hijau tersebut masih mengandung catechin. Hal ini berarti masih terdapat lebih kurang 25 lagi dari bahan baku daun gambir yang masih belum terekstrak.Saat ini ada beberapa jenis alat kempa yang dipergunakan oleh petani di Sumatera Barat yang dapat mempengaruhi rendemen dan mutu gambir kering yang dihasilkan karena adanya perbedaan tekanan maksimum di dalam bahan yang dikempa. Namun bila ditinjau dari daya tahan alat maka akan dijumpai bahwa alat tradisional yang mempergunakan rangka kayu akan mudah patah akibat tekanan yang diberikan sering tidak sesuai dengan kekuatan dari rangka alat tersebut. Demikian pula dengan alat kempa sistem ulir yang membutuhkan tenaga yang cukup besar untuk pengoperasiannya, walaupun memperlihatkan hasil yang cukup baik, namum akan sulit untuk dibawa ke kebun gambir yang pada umumnya berada di daerah dengan topografi Universitas Sumatera Utara berbukit.Pengolahan model pabrik kurang diminati petani, karena pada umumnya mereka tidak mau menjual daunnya untuk diolah di tempat lain sebab ampas hasil olahannya selalu disebar kembali di areal pertanaman mereka sebagai pupuk. Lama pengempaan berkisar antara 10-15 menit bergantung kepada jenis alat yang digunakan. Getah daun dan air perasan dari getah daun ekstrak hasil kempa ditampung dengan baskom plastik untuk selanjutnya dilakukan pengendapan. Nasrun et al,1997 3. Pengendapan Getah Ekstrak gambir hasil kempaan dipindahkan ke dalam peraku panjang yang terbuat dari kayu dengan terlebih dahulu dilakukan penyaringan agar kotoran daun yang terbawa dalam cairan dapat dipisahkan, untuk selanjutnya dilakukan proses pengendapan. Pengendapan getah dapat dirangsang dengan menggesek-gesek getah tersebut dengan kumpulan serat karung goniplastik. Di dalam paraku biasanya terpisah antara kristal yang terdapat pada bagian bawah yang dominan terdiri dari katechin, sementara cairan yang berwarna kecoklatan yang berada pada bagian atas adalah tannin atau katechu tanat. Sedapat mungkin setelah air katechu tanat diambil baru kristal katechin dikumpulkan untuk selanjutnya ditiriskan. Proses pengendapan ini biasanya berlangsung sekitar 20 jam. Yuliani et al,1999 4. Penirisan Getah Penirisan dilakukan dengan memasukkan endapan getah getah yang mengkristal ke dalam karung goni dan dihimpit dengan benda yang berat. Air penirisan ditampung dalam paraku, dimana biasanya air ini dapat digunakan kembali untuk perebusan. Penirisan ini dilakukan selama 10-20 jam, tergantung dengan banyaknya jumlah bahan yang ditiriskan. Setelah didapatkan bongkahan sari getah gambir yang berbentuk pasta padat, maka untuk selanjutnya bisa dilakukan pencetakan. 5. Pencetakan Ekstrak gambir yang telah melewati proses penirisan akan berbentuk seperti pasta. Pasta ini sudah dapat dicetak. Pencetakan dilakukan dengan menggunkan alat cetakan yang terbuat dari bambu cupak = Minangkabau, yang mempunyai diameter sekitar 1 inch. Di Sumatera Barat terdapat 3 macam bentuk alat cetakan, yang terdiri dari bentuk silinder, koin, dan silinder cekung. Universitas Sumatera Utara Untuk keperluan konsumsi, gambir dicetak dengan menggunakan cetakan yang berbentuk silinder cekung, dan unutk keperluan industriekspor gambir dicetak dengan alat cetakan yang berbentuk koin atau silinder. Untuk 1 orang yang mencetak I kg gambir dibutuhkan waktu 20-25 menit. 6. Pengeringan Gambir yang telah selesai dicetak diletakkan dalam wadah yang terbuat dari bambukayu yang mirip baki, disusun rapi dan siap untuk dijemur dengan cahaya matahari atau di atas tungku pemanasperebus daun gambir. Pengeringan ini dilakukan selama 3-4 hari, atau tergantung cuaca jika dijemur dengan cahaya matahari. Zeijistra,1943

2.2 Proses pembuatan histoteknik