Teknik Pewarnaan Proses pembuatan histoteknik

Untuk keperluan konsumsi, gambir dicetak dengan menggunakan cetakan yang berbentuk silinder cekung, dan unutk keperluan industriekspor gambir dicetak dengan alat cetakan yang berbentuk koin atau silinder. Untuk 1 orang yang mencetak I kg gambir dibutuhkan waktu 20-25 menit. 6. Pengeringan Gambir yang telah selesai dicetak diletakkan dalam wadah yang terbuat dari bambukayu yang mirip baki, disusun rapi dan siap untuk dijemur dengan cahaya matahari atau di atas tungku pemanasperebus daun gambir. Pengeringan ini dilakukan selama 3-4 hari, atau tergantung cuaca jika dijemur dengan cahaya matahari. Zeijistra,1943

2.2 Proses pembuatan histoteknik

2.2.1 Teknik Pewarnaan

Pewarnaan adalah proses pemberian warna pada jaringan yang telah dipotong sehingga unsur jaringan menjadi kontras dan dapat dikenalidiamati dengan mikroskop. Proses timbulnya warna terkait dengan terjadinya ikatan antara molekul tertentu yang terdapat pada daerah dan struktur jaringan yang tertentu. Sinar dengan panjang gelombang tertentu yang terdapat dalam sinar yang berasal dari cahaya matahari atau lampu mikroskop yang dipaparkan pada sajian yang telah diwarnai akan diabsorpsi diserap atau diteruskan. Zat warna yang terikat pada jaringan akan menyerap sinar dengan panjang gelombang tertentu sehingga jaringan tersebut akan tampak berwarna. Dengan beberapa pengecualian, kebanyakan jaringan tidak berwarna, sehingga sulit untuk memeriksa jaringan yang tidak diwarnai di bawah mikroskop cahaya. Oleh karena itu, telah ditemukan metode-metode pewarnaan jaringan, yang tidak hanya membuat berbagai jaringan menjadi menyolok, tetapi memungkinkan pula diadakan perbedaan di antara komponen-komponen tersebut. Ini dilakukan dengan menggunakan campuran zat warna yang mewarnai komponen jaringan lebih kurang secara selektif. Kebanyakan zat warna yang digunakan dalam pemeriksaan histologi bersifat seperti senyawa asam atau basa dan mempunyai kecenderungan untuk membentuk ikatan elektrostatik garam dengan gugus-gugus jaringan yang dapat berionisasi. Komponen Universitas Sumatera Utara jaringan yang lebih mudah diwarnai dengan zat warna basa disebut basofilik; yang menpunyai afinitas terhadap zat warna asam disebut asidofilik. Contoh zat warna basa adalah biru toluidin dan biru metilen. Hematoksilin berkelakuan seperti zat warna basa, yaitu mewarnai jaringan basofilik. Komponen ringan utama yang berionisasi dan bereaksi dengan zat warna basa melakukan hal itu karena asam dalam komposisi mereka nucleoprotein dan mukopolisakarida asam. Zat warna asam misalnya orange G, eosin dan fuchsin asam kebanyakan mewarnai komponen basa yang ada di dalam protein sitoplasma. Sifat basa atau asam suatu zat biasanya menjelaskan reaksi pewarnaan secara kimia, tetapi juga ada dasar-dasar fisika. Dari semua zat warna, yang paling sering digunakan adalah gabungan hematoksilin dan eosin HE. Banyak warna lain yang digunakan dalam berbagai prosedur histologik. Meskipun mereka berguna dalam menggambarkan berbagai komponen jaringan, mereka biasanya tidak memberikan keterangan mengenai sifat kimia jaringan yang sedang dipelajari. Didasarkan pada metoda produksi, ada dua jenis zat warna, yaitu yang alami dan sintetis Carleton, 1976. Hematoksilin diperoleh dari pohon logwood yaitu Haematoxylum Campachianum adalah contoh pewarnaan alami Baker Silverton, 1976. Hematoksilin adalah zat warna mitra untuk eosin di teknik pewarnaan Hematoksilin Eosin. Ia akan membuat nukleus berwarna biru-violet atau coklat. Sedangkan eosin adalah pewarna sintetis yang mewarnai sel darah merah, sitoplasma, membran sel, kalogen dan struktur di luar sel dengan memberikan warna merah muda atau warna merah. Sebelum melakukan pewarnaan serangkaian persiapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Peralatan gelas harus dibersihkan dulu dan dibilas dengan akuades 2. Timbang zat warna dengan cermat dan tepat 3. Larutkan zat warna dalam pelarut yang benar dengan memperhatikan urutan pencampurannya, misalnya hematoksilin selalu harus dilarutkan dalam alkohol dulu sebelum ditambahkan bahan lain. 4. Aduk zat warna dengan baik agar seluruh partikel zat warna terlarut dengan baik 5. Tuangkan larutan zat warna ke dalam wadah yang sesuai untuk proses pewarnaan dengan menyaringnya menggunakan kertas saring Universitas Sumatera Utara 6. Siapkan juga larutan-larutan lain yang diperlukan untuk proses pewarnaan dan tuangkan dalam wadah yang sesuai 7. Atur urutan larutan-larutan tersebut sesuai dengan prosedur proses pewarnaan 8. Zat warna beralkohol harus ditutup rapat untuk mencegah penguapan alkohol yang akan menyebabkan presipitasi pengendapan zat warna Pelarut yang umum dipakai dalam proses pewarnaan adalah air dengan derajat keasaman yang netral pH 7. Disamping itu juga dapat digunakan cairan pelarut lainnya seperti etilalkohol etanol dengan derajat konsentrasi yang bervariasi. Bila tidak ada keterangan dalam proses pelarutan yang menggunakan alkohol berarti konsentrasi alkohol yang digunakan adalah alkohol absolut dengan konsentrasi 99.9.

2.2.2 Pulasan Pewarnaan Hematoksilin-Eosin