BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kebanyakan jaringan didapati tidak berwarna, sehingga tidak banyak yang dapat dilihat di bawah mikroskop. Agar dapat dilihat dibawah mikroskop, kebanyakan sediaan
harus diwarnai. Oleh sebab itu, telah dirancang pewarnaan jaringan agar berbagai unsur jaringan jelas terlihat dan dapat dibedakan. Bahan warna mewarna berbagai jaringan,
kurang lebih secara selektif. Hematoksilin dan Eosin adalah metode pewarnaan yang banyak digunakan dalam
dalam pewarnaan jaringan sehingga ia di perlukan dalam diagnosa medis dan penelitian. Hematoksilin adalah bahan pewarna yang sering digunakan pada pewarnaan histoteknik,
ia merupakan ekstrak dari pohon yang diberi nama logwood tree. Hematoksilin bekerja sebagai pewarna basa, artinya zat ini mewarnai unsur basofilik jaringan. Hematoksilin
memulas inti dan strukutur asam lainnya dari sel seperti bagian sitoplasma yang kaya- RNA dan matriks tulang rawan menjadi biru.Eosin bersifat asam. Ia akan memulas
komponen asidofilik jaringan seperti mitokondria, granula sekretoris dan kolagen. Tidak seperti hematoksilin, eosin mewarnai sitoplasma dan kolagen menjadi warna merah muda
Junquera, 2007. Hematoksilin eosin ini mempunyai banyak kekurangannya daripada manfaat. Pada
tahun 1970-an disebabkan oleh banyaknya penebangan hutan di Brazil dan Amerika Tengah, menyebabkan terjadinya keterbatasan logwood tree dan produksi hematoksilin.
Hal ini meningkatkan harga hematoksilin dan sekali gus mempengaruhi biaya diagnostik histopatologi dan mendorong pencarian alternatif lain dalam pewarnaan inti.
Kekurangannya lagi adalah komersial sampel yang bervariasi dari kelompok ke kelompok, tidak spesifik mewarnai inti dan sitoplasma protein, menyebabkan polusi
hematin, reagen aktif dalam larutanhematoksilin di oksidasi menjadi oksihematin dan gabungan hematoksilin dan metal sulit untuk di kontrol. Di sebabkan oleh kekurngan-
kurangan hematoksilin eosin tadi, orang mulai melirik alternative lain. Syarat-syarat
Universitas Sumatera Utara
standard zat warna ideal yaitu murah, tahan lama, tidak sulit untuk di bersihkan, tidak merusakkan lingkungan. Pada kajian hematoksilin telah dibuktikan mahal dan dapat
merusakkan lingkungan Sigh,K, 2002. Zat warna lain yang perlu dipertimbangkan adalah gambir. Selama ini gambir sering
digunakan secara tradisional. Gambir banyak di pergunakan dalam kehidupan sehari-hari
untuk menyirih. Akibatnya akan timbul warna merah coklat pada mulut orang yang mengunyahnya. Selama ini gambir belum pernah di coba untuk pewarnaan histoteknik.
Kegunaan lainnya adalah sebagai bahan penyamak kulit dan pewarna. Kemampuan mewarna gambir adalah karena ia mengandung catechu merah.
1.2 Rumusan masalah