RumusanMasalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Masalah Review Penelitian Sebelumnya

14 pembangunan jembatan rel kereta api di Kuala Tanjung sesuai dengan PER. 05MEN1996 yang dilihat dari tingkat keberhasilan penerapannya. Evaluasi penerapan SMK3 dilaksanakan di proyek ini karena proyek tersebut memiliki beberapa kasus kecelakaan kerja seperti pekerja tertusuk benda – benda tajam disekitar area proyek, pekerja tergelincir karena lokasi proyek yang becek dan kurangnya pemahaman pekerja mengenai pentingnya mengenakan peralatan safety, dll.

1.2. RumusanMasalah

Dengan memperhatikan hal-hal yang telah dipaparkan dalam latar belakang, maka muncul permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan dan tingkat keberhasilan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 pada proyek pembangunan Jembatan rel kereta api? 2. Faktor apa saja yang menghambat penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 pada proyek ini?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pelaksanaan penerapan dan tingkat keberhasilan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 pada proyek pembangunan jembatan rel kereta api. 2. Mengetahui faktor penyebab terhambatnya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja SMK3 pada proyek ini. 15

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, menjadi sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku perkuliahan yang dituangkan dalam suatu penelitian terhadap studi kasus dilapangan. 2. Masyarakat jasa konstruksi sebagai bahan bagi perusahaan-perusahaan penyedia jasa yang baru akan memulai penerapan SMK3 di perusahaan masing-masing. 3. Bagi pelaku konstruksi, dapat menjadi bahan masukan dalam mempertimbangkan penerapan Sistem Manajemen K3 dalam proyek konstruksi.

1.5. Batasan Masalah

1. Evaluasi penerapan Sistem Manajemen K3 adalah pada proyek pembangunan jembatan rel kereta api di Kuala Tanjung, Sumatera Utara. 2. Tidak ditinjau dari aspek finansial yang disediakan untuk Sistem Manajemen K3 di proyek tersebut. 3. Tidak ditinjau dari peraturan SMK3 yang diberlakukan di proyek.

1.6. Review Penelitian Sebelumnya

1. Judul : Evaluasi penerapanSistemManajemenKeselamatandanKesehatanKerja SMK3 pada proyek pembangunan Studi kasus : Siloam Hospital, Jalan Imam Bonjol, Medan Peneliti : Sherly Meyklya Sembiring 16 Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kuantitatif dan analisis univariat. Kuantitatif ialah pengukuran berdasarkan teori-teori yang sudah ada, sedangkan analisis univariat ialah analisis terhadap satu variabel. Kedua metode ini dipakai untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan SMK3 pada proyek pembangunan gedung Siloam Hospital berdasarkan hasil penyebaran kuesioner. Penelitian ini menghasilkan hasil evaluasi untuk nilai tingkat keberhasilan penerapan SMK3 di proyek pembangunan gedung Siloam Hospital dengan perincian: Kebijakan K3 92.19, Perencanaan 87.54, Penerapan dan Operasi Kegiatan 91.05, Evaluasi 92 dan Tinjauan Manajemen 96.29. Maka diperoleh total penerapan SMK3 sebesar 91.81 yang tergolong dalam kategori nomor 3 yaitu tingkat pencapaian 85-100 yang pengertiannya layak untuk diberi sertifikat dan peringkat bendera emas. 2. Judul : Peranan Manajemen K3 dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja Konstruksi Peneliti : Bambang Endroyo Satu dari beberapa karakteristik proyek konstruksi yaitu mempunyai resiko yang tinggi terhadap kecelakaan. Dengan semakin banyaknya penggunaan alat- alat kerja yang canggih, walaupun telah dilengkapi dengan sistem keamanan, resiko kecelakaan tetap semakin besar. Selanjutnya sesuai teori Maslow, kebutuhan rasa aman akan muncul setelah kebutuhan tingkat pertama phikis dan biologis terpenuhi, sehingga mulai sekarang keselamatan merupakan hal yang harus diusahakan pemenuhannya. Teori lama menganggap bahwa kecelakaan 17 terjadi karena kesalahan pekerja individual. Sekarang, kecelakaan dianggap akibat dari faktor organisasi dan manajemen yang salah. Sejalan dengan teori- teori terbaru, maka peran manajemen sangat berarti dalam pencegahan kecelakaan. Dalam tulisan ini, peran manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dibahas dari fungsi-fungsi manajemen, sumber-sumber daya yang digunakan, dan aspek lain yang relevan. Dengan meningkatnya penggunaan alat-alat yang lebih canggih dan tantangan pekerjaan teknik sipil yang semakin sulit, maka angka kecelakaan kerja konstruksi bisa semakin tinggi. Sedangkan pada pihak pekerja, kebutuhan akan keselamatan kian menjadi tuntutan seiring dengan telah mulai terpenuhinya kebutuhan kebutuhan dasar. Oleh karena itu mulai sekarang harus ada usaha-usaha serius untuk mengurangi kecelakaan kerja konstruksi. Manajemen K3 sangat berperan dalam pencegahan kecelakaan di proyek konstruksi. Peran tersebut mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan. Selanjutnya dapat pula ditinjau dari komponen manusia, material, uang, mesinalat, metode kerja, informasi. 3. Judul : Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek Industri Jasa Konstruksi Peneliti : Syahril Effendy Pasaribu Pengembangan sistem keselamatan dan kesehatan kerja pada Proyek Industri Jasa Konstruksi ditangani secara serius dengan berpedoman kepada ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan keselamtan dan kesehatan kerja. Untuk melaksanakan hal ini maka perusahaan jasa konstruksi harus menerapkan sistem sistem manajemen 18 keselamatan dan kesehatan kerja SMK3 di proyek dengan melibatkan pihak manajemen dan pekerja dengan pengawasan dari pemerintah. Penerapannya harus dilaksankan secara terintegrasi dengan mengacu pada keadaan dan perkembangan proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di proyek jasa konstruksi bertujuan melindungi pekerja dan sekaligus tempat kerjanya agar perusahaan berdiri kokoh dan berkembang dan tidak terganggu karena kecelakaan kerja maupun kerena gangguan kesehatan yang berakibat mengurangi kondisi fisik pekerja. 4. Judul : Evaluasi dan Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 dalam Rangka Perbaikan Safety Behaviour Pekerja Studi Kasus : PT. X, Sidoarjo Peneliti : Dhinar Tiara Luckyta dan Sri Gunani Partiwi Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang melekat dalam dunia industri. Di Indonesia penyebab tingginya angka kecelakaan kerja salah satunya disebabkan karena kurangnya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3. PT. X, merupakan perusahaan yang belum menerapkan SMK3 sedangkan lingkungan kerja perusahaan cukup mengandung potensi bahaya. Kecelakaan kerja sering terjadi dikarenakan pekerja sering melakukan tindakan tidak aman unsafe behaviour. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi SMK3 perusahaan dan mendapatkan penyebab dari unsafe behaviour pekerja dengan menggunakan root cause analysis serta solusi perbaikan digunakan HFMEA. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 46 kriteria SMK3 belum terpenuhi. Sedangkan penyebab dari unsafe behaviour 19 pekerja adalah fasilitas dan APD yang tidak nyaman untuk digunakan, suhu ruangan yang panas, kurangnya safety sign, kurangnya fungsi kontrol manajemen, dan tidak adanya peraturan yang tegas. Hasil studi lapangan menunjukkan bahwa kondisi lingkungan kerja PT. X saat ini berpotensi mengganggu kesehatan manusia. Perilaku kerja yang tidak aman unsafe behaviour juga sering terjadi di perusahaan ini, seperti membawa handphone HP saat mengoperasikan mesin, bekerja dengan sikap kerja yang tidak aman, bekerja dengan kondisi mesin tanpa penutup, serta kesadaran pekerja dalam penggunaan APD yang tergolong masih rendah, walaupun nyatanya APD sudah disediakan oleh perusahaan seperti sarung tangan, earplug, masker, sepatu karet, dan fingercoat. Permasalahan ini membuktikan bahwa safety behaviour pekerja masih sangat rendah. Selain itu penelitian ini juga menghasilkan rancangan dan prosedur SMK3 yang mengacu pada Permenaker 05MEN1996.

1.7. Sistematika Penulisan