Sedangkan pada kenyataannya tenaga kerja di bagian Power Housebekerja sampai 8 jam. Tenaga kerja dapat bekerja di bagian Power Housetersebut selama 8 jam
waktu pemajanan tetapi wajib menggunakan alat pelindung telinga. Alat pelindung telinga ini berfungsi untuk menurunkan tingkat kebisingan yang
mencapai alat pendengar. Alat pelindung telinga dapat berupa ear plugsumbat telinga yang mampu menurunkan intensitas kebisingan 25
– 30 dBA maupun ear muff tutup telinga yang dapat menurunkan intensitas kebisingan 30
– 40 dBA Anizar,2009.
Selama ini PT. Humbahas Bumi Energi menyediakan alat pelindung telinga untuk digunakan sebagai sumbat telinga bagi tenaga kerja, namun tenaga
kerja tidak memakai alat pelindung telinga tersebut. Hal tersebut mengakibatkan intensitas kebisingan yang diterima oleh tenaga kerja secara langsung tanpa ada
upaya untuk mengurangi kebisingan yang diterima pekerja. Pengendalian yang lebih efektif adalah pengendalian secara teknis yang dilakukan terhadap sumber
kebisingan. Pengendalian yang dapat dilakukan terhadap intensitas kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas di bagian Power HousePT. Humbahas Bumi
Energi antara lain dengan pemasangan peredam berupa bantalan karet pada mesin turbin dan mesin generator atau dengan melapisi dinding, paflon dan lantai
dengan bahan yang menyerap suara. Memakai alat pelindung telinga merupakan cara terakhir yang harus dilakukan, apabila cara lain tidak mungkin atau sulit
untuk dilaksanakan Soeripto, 2008.
5.2. Gejala Stres Kerja di Bagian Power House
Pengukuran Stres Kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner H- RSA Hamilton Rating Scale Anxiety terdiri dari 14 kelompok gejala untuk
mengukur kecemasan fisik agitasi mental dan distresspsikologi dan kecemasan somatik keluhan fisik. Dari hasil penilaian terhadap 12 tenaga kerja di bagian
Power HousePT. Humbahas Bumi Energidiperoleh hasil bahwa terdapat 3 tenaga kerja dengan persentase 25,0 mengalami tingkat gejala stres kerja ringan, 7
tenaga kerja dengan persentase 58,3 mengalami tingkat gejala stres kerja sedang dan 2 tenaga kerja dengan persentase 16,7 mengalami gejala stres kerja
berat.Dari hasil tersebut 50 tenaga kerja mengalami stres kerja sedang,dengangejala stres kerja yang paling banyak dialami pekerja di bagian
Power House adalah: cemas yang hampir semua dialami oleh pekerja, mudah tersinggung, mudah terkejut, sukar masuk tidur, terbangun di malam hari, mimpi
menakutkan, sukar konsentrasi, daya ingat yang buruk, perasaan berubah-ubah setiap hari, sakit dan nyeri di otot-otot dimana gejala ini semua pekerja
mengalaminya, jantung berdebar-debar, beberapa pekerja yang mengalami sesak dan rasa tercekik, pekerja juga mengalami gangguan pencernaan, sebagian pekerja
mengalami ereksi melemah, dimana status pekerja tersebut sudah menikah. Stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang menyebabkan reaksi
individu berupa reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku. Lingkungan pekerjaan berpotensi sebagai stressor kerja. Stressorkerja merupakan segala kondisi
pekerjaan yang dipersepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan dan dapat menimbulkan stres kerja Waluyo, 2009.
5.3. Hubungan Kebisingan dengan Gejala Stres Kerja
Hasil uji statistik korelasi spearman menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara paparan kebisingan dengan stres kerja, dengan nilai
signifikansi p = 0,001 atau p ≤ 0,05.
Hasil uji statistik korelasi spearman juga menunjukkan nilai korelasi r = 0,851. Nilai r tersebut digunakan untuk mengetahui besar sumbangan variabel
bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan rumus koefisien determinan. Untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat
diketahui dengan
menggunakan rumus
koefisien determinandengan
perhitungannya menunjukkan bahwa sumbangan paparan kebisingan terhadap stres kerja adalah 72,42 dan sisanya dipengaruhi oleh beberapa faktor individu
lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini, antara lain : 1. Pendidikan
Secara umum pendidikan bertujuan mengembangkan dan memperluas pengetahuan, pengalaman serta pengertian individu. Semakin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah seseorang berpikir secara luas, makin tinggi daya inisiatifnya dan makin mudah pula untuk menemukan cara-cara yang efisien guna
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Dampak lain pendidikan adalah bahwa pendidikan dapat bertindak sebagai suatu penunjang dalam mengontrol diri. Tiap-
tiap individu melalui pelajaran dalam berbagai aspek kehidupan dapat mempertahankan kesehatan fisik dan mentalnya Setyawati, 2010.