Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh, terdapat 2 orang tenaga kerja yang mengalami tingkat gejala stres kerja ringan di tingkat kebisingan 87,3 dBa
dan 1 orang tenaga kerja di tingkat kebisingan 92,6 dBa, sebanyak 3 orang tenaga kerjamengalami tingkat gejala stres kerja sedang dan 1 orang tenaga kerja
mengalami tingkat gejala stres berat di tingkat kebisingan 97,1 dBa dan 1 tenaga kerja di tingkat kebisingan 92,6 dBa, 3 tenaga kerja di tingkat kebisingan 95,3
dBa, dan 1 orang tenaga kerja mengalami tingkat gejala stres kerja berat di tingkat kebisingan 98,3 dBa.
4.1.4. Hubungan Kebisingan dengan Gejala Stres Kerja
Uji Hubungan Kebisingan dengan Stres Kerja dilakukan dengan uji statistik korelasi Spearmandengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Uji Hubungan Kebisingan dengan Gejala Stres kerja No
Variabel Siginifikan
Korelasi Keterangan
1 Kebisingan
0,001 0,851
Ada Hubungan 2
Gejala Stres Kerja 0,001
0,851 Ada Hubungan
Sumber : Data Hasil Uji Penelitian. Berdasarkan tabel 4.3, diperoleh nilai signifikansi p antara kebisingan
dengan gejala stres kerja adalah 0,001 atau p 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara kebisingan dengan gejala stres
kerja pada tenaga kerja di bagian Power House PT. Humbahas Bumi Energi. Dengan nilai korelasi r antara kebisingan dengan gejala stres kerja adalah 0,851.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara kebisingan dengan gejala stres kerja berhubungan secara sempurna.
Untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui dengan menggunakan rumus koefisien determinan sebagai
berikut: R
2
= r
2
x 100 R
2
= 0,851
2
x 100 R
2
= 72,42 Dari perhitungan diatas, nilai koefisien determinan R
2
adalah 72,42. Hal tersebut menyatakan bahwa sumbangan kebisingan terhadap gejala stres kerja
adalah 72,42.
38
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Kebisingan di Bagian Power House
Rata-rata kebisingan di bagian Power Housedalam penelitian ini mencapai 95 dBA yang diperoleh dari 12 titik dimana tenaga kerja berada di titik-titik
tersebut selama bekerja. Kebisingan di bagian Power Housedihasilkan oleh mesin turbin dan mesin generator yang tidak berhenti beroperasi selama 24 jam. Bising
ini dapat dikategorikan ke dalam jenis kebisingan menetap berkelanjutan tanpa putus-putus
Suma’mur, 2014. Tenaga kerja di bagian Power Housebekerja selama 8 jamhari sehingga
selama jam kerja tersebut tenaga kerja terpapar kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin turbin dan mesin generator. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 13MEN2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerjadisebutkan bahwa
Nilai Ambang Batas NAB kebisingan adalah 85 dBA untuk pemaparan 8 jamhari atau 40 jamminggu. Dari hasil pengukuran, maka tenaga kerja di bagian
Power Housetelah terpapar kebisingan melebihi Nilai Ambang Batasyang telah ditentukan yaitu mencapai 98,3 dBA yang merupakan tingkat intensitas
kebisingan terbesar di bagian Power House pada mesin generator.Intensitas kebisingan di bagian Power House yang mencapai 98,3 dBA menurut Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 13MEN2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
Tempat Kerjahanya diperbolehkan untuk waktu pemajanan 30 menit saja.
Sedangkan pada kenyataannya tenaga kerja di bagian Power Housebekerja sampai 8 jam. Tenaga kerja dapat bekerja di bagian Power Housetersebut selama 8 jam
waktu pemajanan tetapi wajib menggunakan alat pelindung telinga. Alat pelindung telinga ini berfungsi untuk menurunkan tingkat kebisingan yang
mencapai alat pendengar. Alat pelindung telinga dapat berupa ear plugsumbat telinga yang mampu menurunkan intensitas kebisingan 25
– 30 dBA maupun ear muff tutup telinga yang dapat menurunkan intensitas kebisingan 30
– 40 dBA Anizar,2009.
Selama ini PT. Humbahas Bumi Energi menyediakan alat pelindung telinga untuk digunakan sebagai sumbat telinga bagi tenaga kerja, namun tenaga
kerja tidak memakai alat pelindung telinga tersebut. Hal tersebut mengakibatkan intensitas kebisingan yang diterima oleh tenaga kerja secara langsung tanpa ada
upaya untuk mengurangi kebisingan yang diterima pekerja. Pengendalian yang lebih efektif adalah pengendalian secara teknis yang dilakukan terhadap sumber
kebisingan. Pengendalian yang dapat dilakukan terhadap intensitas kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas di bagian Power HousePT. Humbahas Bumi
Energi antara lain dengan pemasangan peredam berupa bantalan karet pada mesin turbin dan mesin generator atau dengan melapisi dinding, paflon dan lantai
dengan bahan yang menyerap suara. Memakai alat pelindung telinga merupakan cara terakhir yang harus dilakukan, apabila cara lain tidak mungkin atau sulit
untuk dilaksanakan Soeripto, 2008.