2.3.1.6.1 Klasifikasi Bahan Desinfektan
Terdapat beberapa klasifikasi bahan desinfektan, antaranya:
32,33
a Low Level Disinfectant Desinfektan ini mengeliminasi hampir semua mikroorganisme patogen tetapi
tidak dapat mengeliminasi spora. Desinfektan ini digunakan untuk alat-alat seperti dental unit, X-ray heads. Bahan yang termasuk low level disinfectant adalah golongan
alkohol dan quats quaternary ammonium compounds.
b Intermediate Level Disinfectant Desinfektan ini mengeliminasi semua mikroorganisme patogen tetapi tidak
dapat mengeliminasi spora. Desinfektan ini juga digunakan untuk alat-alat seperti kaca mulut, sendok cetak. Bahan yang termasuk intermediate level disinfectant
adalah golongan fenol dan halogen. Sodium hipoklorit termasuk golongan halogen dan merupakan bahan
gemisidal yang kuat dan dapat membunuh sebagian besar bakteri. Sodium hipoklorit
berupa larutan berwarna putih agak kekuningan berbau khas. Selain itu, sodium hipoklorit merupakan larutan desinfektan yang paling banyak digunakan dan tersedia
dalam bentuk cairan dan memiliki efek anti-mikroba.
33
Sodium hipoklorit adalah larutan yang berbahan dasar klorin CI2. Cairan klorin merupakan desinfektan
tingkat tinggi karena sangat aktif pada semua bakteri, virus, fungi, parasit dan berbagai spora. Kemampuan desinfeksi sodium hipoklorit terletak pada
kemampuannya membentuk asam hipoklorit HOCI. Asam hipoklorit akan terbentuk apabila sodium hipoklorit dilarutkan dengan air, setelah itu asam hipoklorit akan
melepaskan klorin yang akan menempel pada lipoprotein dinding sel bakteri kemudian membentuk senyawa toksik yaitu N-chloro yang dapat mengganggu
pembelahan sel, menghentikan regenerasi sel dan mengakibatkan kematian bakteri.
34
Savio Marcelo Leite Moreira da Silva 2004 telah melakukan perendaman hasil cetakan silikon dengan larutan desinfektan sodium hipoklorit 1 selama 10 dan 20
menit dan telah menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap stabilitas dimensi cetakan silikon.
12
Sukhija U, Rathee M dkk 2009 telah melakukan
perendaman hasil cetakan alginat dan zinc oxide eugenol dengan menggunakan larutan peracitic acid, sodium hipoklorit 5.25 dan glutaraldehid 2 selama 10 menit
dan telah menyatakan bahwa peracitic acid merupakan desinfektan yang paling efektif dibanding sodium hipoklorit 5.25 dan glutaraldehid 2 .
17
Wala M. Amin 2009 telah melakukan desinfektan hasil cetakan jenis zinc oxide eugenol, silicon
dan juga alginat dengan larutan sodium hipoklorit 0.5 dan 1 selama 10 menit terhadap perubahan dimensi dan telah menyimpulkan bahwa sodium hipoklorit 0.5
telah menghasilkan perubahan dimensi yang paling sedikit pada semua jenis bahan cetak.
15
Carmen Dolores V.Soares de Moura dkk 2010 juga telah melakukan perendaman hasil cetakan alginat dengan larutan sodium hipoklorit 2.5 dan 5.25
selama 10 menit terhadap jumlah bakteri.
18
Distrina Fitrian Sari,R 2013 telah melakukan desinfektan hasil cetakan alginat dengan larutan sodium hipoklorit 0.5
dengan cara perendaman dan penyemprotan, masing-masing teknik perlakuan dilakukan selama 10 menit untuk melihat pengaruhnya terhadap stabilitas dimensi.
4
c High Level Disinfectant Desinfektan ini mengeliminasi semua mikroorganisme patogen dan
mengurangi spora tetapi untuk jumlah yang besar tidak dapat mengeliminasi secara sempurna. Desinfektan ini digunakan untuk alat-alat seperti kaca mulut dan sendok
cetak. Bahan yang termasuk high level disinfectant adalah golongan etilen oksida, glutaraldehid dan formaldehid.
Aldehida adalah golongan desinfektan yang sangat efektif dan agen yang paling sering digunakan adalah formaldehid dan gluteraldehid. Aldehida adalah
bahan efektif terhadap bakteri, jamur, virus, mikroba dan spora. Senyawa turunan aldehid memiliki gugus aldehid COH pada struktur kimianya, misalnya
formaldehid, paraformaldehid, dan glutaraldehid. Glutaraldehid 2 digunakan sebagai desinfektan untuk alat-alat medis dan larutan desinfektan ini tersedia baik
dalam bentuk cairan maupun bubuk. Glutaraldehid digunakan untuk desinfeksikan bahan cair dan peralatan yang tidak dapat disterilkan dengan pemanasan.
Glutaraldehid juga mempunyai aktifitas sporosidal yang tinggi, lebih baik bila
dibandingkan dengan formaldehyde dalam hal bakterisidal, virusidal dan sporosidal. Merupakan zat yang mempunyai spektrum anti bakteri yang luas dan aktif. Senyawa
ini mempunyai keuntungan karena tidak berbau dan efek iritasi terhadap kulit dan mata lebih rendah dibanding formalin. Larutan glutaraldehid 2 efektif sebagai
antibakteri dan spora pada pH 7,5 – 8,5.
32
Larutan glutaraldehid 2 efektif terhadap bakteri seperti M.tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit.
1
Savio Marcelo Leite Moreira da Silva dkk 2004 telah melakukan perendaman hasil cetakan silicon dengan larutan desinfektan glutaraldehid 2 selama 10 menit dan 20
menit terhadap stabilitas dimensi.
12
Fiona M. Collins dan Bal et al 2007 telah menganjurkan perendaman hasil cetakan dengan larutan desinfektan dilakukan
selama 10 menit.
8,17
Wala M. Amin dkk 2009 telah melakukan perendaman hasil cetakan alginat, silicon dan zinc oxide eugenol dengan larutan desinfektan
glutaraldehid 2 selama 10 menit terhadap perubahan dimensi.
15
2.3.1.6.2 Metode Desinfektan